Lebu Raya : Gotong-Royong Warisan Leluhur Terancam Pudar

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Gotong royong merupakan warisan leluhur yang terancam pudar dalam realitas masa kini akibat perkembangan zaman terutama perkembangan informasi.

Hal itu diingatkan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam sambutan penutupan pencanangan BBGRM di pantai Mota’ain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL, Jumat (27/4/2018).

Terkait itu Gubernur Lebu Raya meminta, pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong jangan hanya sebatas berkumpul. Tetapi bagaimana mendongkrak kesejahteraan masyarakat melalui pendampingan inovasi dan kreatfitas guna tingkatkan ekonomi.

Fakta memudarnya gotong-royong sebagai kekhasan hidup bangsa jelas dia, nampak dalam kehidupan masyarakat yang induvidual, hidup sendiri-sendiri dan tidak berjalan bersama serta bergandengan tangan membangun daerah.

Lanjut Lebu Raya, sebagai ciri khas bangsa, masyarakat serta Pemerintah Provinsi NTT senantiasa berupaya menumbuhkan kembali dalam pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. “Pembangunan butuh kebersamaan. Jangan jalan sendiri-sendiri,” ujar dia.

Dikatakan, gotong-royong sangat penting untuk membangun pribadi, keluarga, daerah dan bangsa. Sebab itu, pencanangan BBGRM ini tidak saja sekedar berkumpul untuk ramai-ramai atau senang-senang.

“Ini momen refleksi untuk membangun masyarakat dalam semangat gotong-rotong demi kesejahteraan masyarakat,” tegas Lebu Raya.

Dituturkan, Pemerintah senantiasa selalu mendorong pembangunan daerah untuk cepat bergerak maju melalui alokasi Dana Desa dalam jumlah ratusan sampai miliaran rupiah. Dana tersebut disalurkan untuk mendorong peningkatan partisipasi dan gotong-royong masyarakat dalam rangka mewujudkan desa yang maju.

“Kepada para Bupati agar memperhatikan dengan sungguh-sungguh pemanfaatan Dana Desanya. Sehingga meningaktkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kedepan,” imbuh Lebu Raya.

Kesempatan itu, Bupati Belu, Willybrodus Lay mengungkapkan fokus membangun daerah perbatasan dengan melakukan terobosan atau inovasi sesuai potensi yang ada di wilayah.

Dikatakan, perhatian Pemerintah Pusat telah terealisasi melalui pembangunan PLBN Mota’ain yang megah dan kokoh di pintu perbatasa. Karena itu, tanggung jawab Pemerintah Daerah yakni, mengembangkan sumber daya yang dimiliki.

Jelas Lay, selama ini sudah dilakukan inovasi di berbagai bidang di antaranya pertanian dengan budidaya tanaman hortikultura seperti bawang merah. Di bidang budaya, telah dilaksanakan Festival Budaya Fulan Fehan.

Sementara itu di bidang pariwisata, tenun ikat dan pembangunan lokasi pariwisata di Desa Dualaus Kecamatan Kakuluk Mesak dalam pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak.

Lay bertekad untuk membuat 100 inovasi baru dengan mengerahkan kekuatan organisasi perangkat daerah (OPD). Diyakini inovasi baru bisa dilakukan setiap OPD, jika punya niat dan kemauan. Karena itu akan memacu setiap OPD untuk membuat satu-dua inovasi.

“Jika setiap OPD punya satu atau dua inovasi, maka 100 inovasi baru yang ditargetkan akan dicapai guna pelayanan masyarakat supaya bisa masyarakat hidup sejahtera dalam hal ekonomi,” pungkas Lay.