Forum PRB NTT Diminta Pertahankan Komitmen Kelola Risiko Bencana
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta untuk melakukan upaya-upaya mempertahankan keberlanjutannya dengan komitmen, niat baik, pengetahuan, pengalaman dan sumberdaya yang kuat dalam forum tersebut.
“Forum PRB Provinsi NTT melakukan perlu melakukan upaya-upaya dalam membangun keberlanjutan forum ini,” kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), B. Wisnu Widjaja dalam sambutannya pada acara Musyawarah Daerah (Musda) FPRB NTT 2018, di Kupang, Kamis (19/4/2018).
Menurut Wisnu, salah satu fenomena global saat ini yang menjadi sorotan intensif dan juga fokus perhatian adalah fenomena kebencanan. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB pada tahun 2017 tercatat terjadi 2.372 kejadian bencana.
“Di tengah kondisi lingkungan dan alam yang ada saat ini, bangsa kita menghadapi risiko bencana dan perubahan iklim yang semakin meningkat, serta tantangan yang semakin besar dalam mengelola dan mengurangi risikonya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, untuk dapat menghadapi tantangan-tantangan dalam pengelolaan risiko bencana dengan lebih baik, sebagai bagian dari gerakan nasional revolusi mental, Pemerintah telah mencanangkan gerakan nasional untuk membangun bangsa dan negara yang tangguh.
“Gerakan membangun ketangguhan ini dimulai dari tingkat terbawah, yakni dengan membangun ketangguhan masyarakat, tingkat menengah dengan membangun kota dan kabupaten yang tangguh, sampai tingkat nasional untuk membangun negara yang tangguh,” jelasnya.
Karena itu, Wisnu meminta agar FPRB NTT mempertahankan komitmen bersama dan bekerjasama secara terpadu untuk mengelola risiko bencana di daerah itu. Membangun mekanisme yang terkoordinasi dalam pengelolaan risiko bencana yang melibatkan semua sektor dengan memanfaatkan jejaring yang ada.
“Mendukung para pemangku kepentingan dengan data, informasi, teknologi yang relevan, dan distribusi sumberdaya anggota forum; dan
Membangun sinergitas yang kuat antara masyarakat dengan pemerintah daerah, khususnya BPBD Provinsi dan Kabupaten,” tandasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) NTT, Tini Tadeus mengatakan, fakta menunjukan bahwa Provinsi NTT merupakan salah satu provinsi yang rawan dengan aneka bencana. Hampir semua kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu, terkategori dengan indeks rawan bencana sedang sampai tinggi.
Menurut Tadeus, hal itu dibuktikan dengan adanya berbagai peristiwa bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran, gelombang pasang, gempa dan kekeringan, ancaman letusan gunung api maupun ancaman bencana sosial seperti konflik dan kerusuhan sosial yang datang silih berganti setiap tahun.
“Kejadian-kejadian bencana tersebut dari waktu ke waktu cenderung bertambah dan meningkat baik intensitas, besaran maupun dampaknya, bagi masyarakat,” ujarnya.