Pendidikan di Pulau Sumba Butuh Perhatian Pemerintah

Bagikan Artikel ini

Laporan Nyongki Mauleti
Waingapu, NTTOnlinenow.com – Buruknya mutu pendidikan di Kabupaten Sumba butuh intervensi dari pemerintah Pusat, pemerintah daerah, maupun semua pihak yang punya kepedulian. Pasalnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh INOVASI Di 14 sekolah di empat kabupaten di Pulau sumba, khususnya untuk tingkat SD (Kelas 3)masih ditemukan dua dari tiga anak di kelas 3 SD, tidak dapat membaca. Untuj itu butuh kerja keras dari semua pihak.

Hal ini disampaikan oleh program Manager INOVASI, Hironimus Sugi dalam materinya pada kegiatan Media Engagement Program INOVASI di hotel Padadita, Rabu, (21/2/2018).

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui Program INOVASI di daratan Sumba maka dibagi sesuai kebutuhan real yang ada di masing-masing Kabupaten. Pasalnya, setiap wilayah di Sumba memiliki persoalan yang berbeda sehingga membutuhkan kejelian dalam menentukan program yang cocok dan tepat untuk dijalankan.

“Program ini baru berjalan pada November 2017 dan akan berakhir pada 2019. Program INOVASI ini menyasar pendidikan dasar yakni SD dan MI dengan fokus pada Literasi dan Numerisasi atau Baca, Tulis dan Hitung (Calistung),”jelas Hironimus.

Dia menjelaskan, Fokus Program INOVASI di Sumba Timur, melakukan program multi bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam mendukung pembelajaran Ieterasi. Di Sumba Barat program Inovasi fokus pada manajemen sekolah dalam mendukung hasil pembelajaran.

“Di Sumba Barat Daya kita fokus pada kurikulum dan pembelajaran di kelas dengan target guru BAIK yakni Belajar, Inspiratif, Inklusif, dan Kontekstual. Sementara di Sumba kita fokus pada literasi dasar,” ungkap pria asal Flores Timur itu.

Dia menjelaskan pendekatan yang dilakukan oleh INOVASI adalah berupaya mencari gagasan atau solusi yang berbasis masalah dalam konteks lokal untuk meningkatkan hasil pembelajaran. “Pendidikan harus menjangkau semua yang bersifat inklusi. INOVASI juga bekerja sesuai kebijakan nasional dan kerjasama dengan kabupaten terkait komitmen pendanaan” ujar Hironimus.

Dia juga mengakui bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi dalam menjelankan Program INOVASI seperti wilayah yang sulit. Selain itu banyak juga guru yang bukan lulusan kependidikan. ” Tantangan lain adalah bagimana kita memastikan isu Literasi bisa masuk dalam penganggaran

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur, Yusuf Waluwanja saat membuka kegiatan Media Engagement Program INOVASI di hotel Padadita, Senin, (20/2/2018), berharap agar Program INOVASI mampu memutuskan lingkaran setan yang selama ini menjadi momok di dunia pendidikan khususnya di Kabupaten Sumba Timur dan daratan Sumba pada umumnya. INOVASI sebagai lembaga yang berbasis pada penelitian diharapkan bisa memberi solusi bagi pengembangan dunia pendidikan.

“INOVASI adalah lembaga yang ditunjuk oleh kementerian pendidikan dan bekerjasama dengan Pemprov NTT dan empat Kabupaten di daratan Sumba untuk melakukan penelitian terhadap berbagai persoalan pendidikan yang ada di Sumba. Untuk itu kita berharap INOVASI bisa memutuskan lingkaran setan yang sudah sekian lama mencengkram dunia pendidikan. Kita juga berharap ada kesadaran dari semua pihak terkait persoalan yang ditemui saat penelitian di lapangan,” kata Yusuf.