Filyana Tahu: Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual Masuk Prolegnas
Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Ratusan mahasiswa Universitas Timor (Unimor) kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengikuti sosialisasi tentang HIV/AIDS yang digelar Dinas Kesehatan setempat pada Kamis (07/11/2017). Kegiatan yang berlangsung di Aula Serba Guna Unimor dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia 2017.
Selain mendengar penyampaian materi dari para nara sumber, ratusan mahasiswa Unimor terlibat memberikan dukungan menolak kekerasan seksual dengan membubuhi tandatangan pada lembaran kain putih bertuliskan “Gerak Bersama Sahkan Undang – undang Penghapusan Kekerasan Seksual yang Berpihak pada Korban”. Para mahasiswa ini juga nampak aktif mengikuti dialog bebas dengan para nara sumber seputar bahaya Seks bebas dan HIV/AIDS.
Direktur Yabiku, Antonius Efi menyampaikan kegiatan yang berlangsung merupakan bagian dari kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap kaum perempuan. “Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap kaum perempuan. Dengan titik star, dari tanggal 28/11 hingga puncaknya 10/12/2017.
Adapun pemateri yang dihadirkan dalam sosialisasi ini, diantaranya Sekretaris KPAD TTU, dr Rienarmy Usfinit, Plan Indonesia, Goreti Bulor, Kabid P2p Dinkes TTU, Wilhelmina Bone, Anggota DPRD TTU, Filyana Tahu dan dari Yabiku TTU, Antonius Efi. “Dari Yabiku saya membawakan materi kaitan dengan Refleksi Pendampingan Kasus di Tahun 2017. Materi yang saya bawakan juga merupakan bagian daripada pertanggungjawaban Yabiku dalam kaitan dgn catatan akhir tahun 2017 tentang pendampingan korban.
Baca juga : Konsorsium Timor Adil dan Setara Gelar Serangkaian Kampanye Peringati 16 HAKTP
Sementara anggota DPRD TTU, Filyana Tahu kepada media ini menjelaskan materi yang disampaikannya berkaitan dengan upaya mendukung adanya pengesahan RUU PKS menjadi UU PKS. “Perkembangan terakhir mengenai RUU PKS melalui Komnas Perempuan bahwa RUU PKS berada diurutan ke 7 dari 50 RUU yang masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Dan tentunya kita bersyukur bahwa keluhan dan perjuangan kita direspon baik oleh DPR RI dan menjadi prioritas untuk dibahas dan ditetapkan”, jelas Filyana.
Sambungnya, “Pentingnya kegiatan ini, yang pertama adalah masyarakat akhirnya tahu bahwa akan ada regulasi khusus yang mengatur tentang kekerasan seksual. Kedua, peserta yang keseluruhannya adalah mahasiswa mahasiswi Unimor bisa lebih tahu dan menjaga perilaku pergaulan. Kemudian mereka dengan sadar memberi dukungan melalui tanda tangan menolak kekerasan seksual. Setidaknya peserta yang terlibat dalam kegiatan ini mempunyai cara pandang baru mendukung upaya – upaya baik dari daerah maupun tingkat nasional untuk mengesahkan RUU PKS menjadi UU PKS.
Pantauan media ini, ratusan mahasiswa Unimor antusias mengikuti jalannya dialog dan sangat berperan aktif. Adapun alasan kegiatan sosialisasi berfokus di lingkungan Kampus Unimor menurut Direktur Yabiku, Antonius Efi bahwa Unimor potensial mengembangkan pengetahuan. “Kegiatan ini berpusat di Unimor karena Yabiku mempunyai satu catatan mendasar bahwa Unimor potensial untuk bisa mengembangkan pengetahuan. Konteks kampanye ini bisa memberi nilai tambah untuk pengetahuan mereka dan berharap mereka yang hadir bisa saling memberi pengaruh yang baik kaitan dengan pergaulan yang sehat”, jelas Efi.