“Merah Putih Tergadai di Perbatasan” Menggugah Sekaligus Menggugat

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Buku berjudul “Merah Putih Tergadai di Perbatasan” karya Winston Neil Rondo (Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur) dan Jemmy Setiawan resmi diluncurkan di Kupang, Jumat (27/10/2017).

“Isi buku ini menggugah sekaligus menggugat semangat nasionalisme anak bangsa untuk terus berkarya membangun negeri,” demikian kesan yang disampaikan oleh para narasumber pada kegiatan bedah dan launching buku dimaksud.

Bedah buku karya Winston Neil Rondo dan Jemmy Setiawan itu dimoderatori Pius Rengka. Sedangkan narasumber lainnya adalah Herman Hery anggota DPR-RI , Farry Dj.Francis (Ketua Komisi V DPR RI), Marius Ardu Jelamu (Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT), David Pandie (Dosen Undana Kupang), dan Dion Putra (Pemred Pos Kupang).

Herman Heri pada kesempatan itu mengatakan, isi buku “Merah Putih Tergadai di Perbatasan” ini merupakan jeritan hati anak bangsa dan menjadi tamparan buat semua orang agar membangun negeri dari perbatasan sebagai beranda terdepan NKRI.

“Saya pernah gugat diri saya, kalau kita bantu orang harus bisa membuat orang itu berdiri, bangun dan berjalan,” kata Herman Heri.

Lebih lanjut dia menyampaikan, tulisan dalam buku tersebut selain memberikan tamparan bagi semua orang, sekaligus menyadarkan dan juga menggelitik semua pihak untuk menoleh dan melihat realitas di perbatasan.

“Ketika membaca buku ini, muncul dua rasa. Yang partama dari saya adalah tamparan bagi semua pihak. Kedua adalah memberikan kesadaran buat kita, bahwa apa yang sudah kita buat untuk daerah perbatasan ini,” ujarnya.

Herman Heri menyatakan, pemerintah seharusnya menyadarkan rakyat bahwa berdiri di bumi yang luar biasa hebat ini, harus bisa dimanfaatkan secara optimal agar bermanfaat bagi banyak orang. Stigma bantu ini harus diakhiri. Sayangnya, masih sampai saat ini stigma ‘bantu’ masih terjadi.

“Rakyat diajarkan untuk menghabiskan bantuan dan akan datang bantuan lagi,” katanya.

Ketua Komisi V DPR RI asal Partai Gerindra, Farry Dj. Francis mengakui, dirinya turut bangga ada seorang politisi seperti Winston Neil Rondo yang mampu mengaktualisasi intelektualitasnya.

Baca juga : “Merah Putih Tergadai di Perbatasan”

Farry mengaku, dirinya pernah melakukan beberapa aktivitas politik yang difokuskan di daerah perbatasan, misalnya Sekolah Sepak Bola. Hal kecil ini dilakukan dengan niat untuk membangun daerah perbatasan.

“Pendekatan yang dilakukan terkait dana desa adalah pemberdayaan masyarakat. Tetapi masih banyak masyarakat di desa-desa saat ini juga tidak tahu dana desa itu peruntukannya untuk apa. Yang tahu hanya elit di desa, tetapi masyarakatnya tidak tahu,” ungkap Farry.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Marius Ardu Jelamu mengatakan, isu perbatasan yang diangkat dalam bukunya Winston Neil Rondo dan Jemmy Setiawan adalah refleksi orang muda terhadap realitas perbatasan untuk mengingatkan semua pihak khususnya pemerintah agar lebih fokus lagi mengurus perbatasan.

“Memang kondisi perbatasan tidak jauh berbeda dengan keadaan yang terjadi di wilayah tengah provinsi ini,” ujarnya.

Dosen Undana Kupang, David Pandie mengatakan, tulisan Winston Neil Rondo dan Jemmy Setiawan sangat menarik dan penting untuk literasi. Karena punya makna membangkitkan semangat orang muda untuk menulis tentang Indonesia.

“Pesan kuat atau premis dari buku ini adalah kalau mau kuat maka harus membangun daerah perbatasan. Selain menggugat, buku ini juga menggugah kita untuk berbuat sesuatu bagi negeri ini,” tandasnya.

Moderator Pius Rengka menyimpulkan, buku yang baru saja dibedah ini berhasil menggugah semua dimensi ilmu. Winston Neil Rondo dan Jemmy Setiawan mampu memancing semua orang untuk berbicara tentang ekonomi, politik dan kebudayaan untuk melihat isu ini.