Pemuda Sebagai Penggerak Warga Menjaga Toleransi
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Sebagai generasi masa depan bangsa, para pemuda menjadi pelopor pembangunan NKRI dari tapal batas. Peran pemuda mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, bukan mengisi kemerdekaan dengan hoax atau isu sara.
“Peran pemuda itu harus jadi penggerak untuk merubah pola pikir warga, bukan sebar isu yang menyesatkan kerukunan agama,” ungkap Bupati Belu, Willybrodus Lay dalam sambutan sekaligus membuka seminar dan Fokus Group Diskusi pemuda lintas agama di Timor Barat perbatasan RI-Timor Leste, Rabu (30/8/2017).
Dikatakan, tugas para pemuda tulang punggung bangsa Indonesia mengisi kemerdekaan yang telah direbut oleh para pejuang pendahulu sebelumnya. Khusus di daerah Belu, para pemuda harus berpikir membawa Indonesia makmur, aman dan rukun dari tapal batas Belu.
“Aku Pancasila, Aku Indonesia. Tidak ada embel-embel yang lain, dan ini harus kita pahami bersama. Yang harus kita pikirkan bersama bagaimana mengisi pembangunan saat ini,” tandas Lay.
Para pemuda lintas agama dalam FGD dapat menghasilkan satu konsep atau terobosan untuk daerah perbatasan Belu. Melalui kegiatan ini lebih tingkatkan lagi hubungan persaudaraan antara pemuda lintas agama, dan tetap peliharan toleransi yang selama ini terbina dengan baik. Selain itu juga peran pemuda sangat penting untuk tingkatkan kesejahteraan warga untuk itu kemakmuran harus diraih.
“Pemuda di batas juga harus menjaga dan menghargai keragaman budaya adat dibatas, karena kekuatan terbesar Indonesia meraih kemerdekaan itu ada di budaya adat itu,” pesan Lay.
Direktur CIS Timor, Haris Oematan menuturkan, kegiatan seminar dan FGD pemuda lintas agama kerja sama dengan AFSC perwakilan di NTT. Tujuan kegiatan agar pemuda lintas kecamatan punya pemahaman dan peningkatkan kapasitas melakukan petaan terhadap persoalan sosial perbatasan.
Baca juga : Ini Kekompakan TNI-Polri di Tapal Batas Belu-Timor Leste
Pemuda mampu membaca persoalan sosial dan konflik sosial perbatasan yang ada di masyarakat, dan mendorong pemuda turut andil dalam proses pembangunan wilayah perbatasan.
Diharapkan, adanya jaringan kerja sama pemuda lintas kecamatan. Pemuda dapat merumuskan bentuk kontribusinya bagi pembangunan daerah perbatasan, dan pemuda, kelompok perempuan dan komunitas mampu membuat petaan potensi persoalan daerah level kecamatan.
“Pemuda di tapal batas bisa jadi pengintai ekonomi dan membangun jejaring pertemanan dengan Pemda di batas,” ujar Oematan.
Sambutan Perwakilan AFSC di NTT, Zarniel Woleka menyampaikan kegiatan pemuda ini kerja sama meliputi dengan Dinas Sosial, dimana pengembangan dan penguatan organisasi para pemuda di perbatasan Belu dan Timor Leste.
“Pertemuan hari ini jadi langkah yang positif. Bagi warga dan para pemuda mitra tetap membangun kemitraan dan terus berlanjut, kita harmoni serasi dan orang muda berikan perhatian serius dengan bidang pertanian, peternakan dan aspek ekonomi,” ucap Woleka.
Kegiatan bertajuk Pemuda Tur Ho Dale Hamutuk, Seminar menggali dan menemukan persoalan sosial serta dampaknya bagi keamanan dan keadilan di daerah perbatasan serta FGD lintas pemuda dalam mensinergikan dan mendorong terciptanya kemajuan sosial perbatasan diikuti Kompas Belu, warga perwakilan tujuh kecamatan di batas serta Kompak Kupang.