BPOM Ajak Masyarakat NTT Sadar Pangan Aman

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berupaya menggalang kesadaran masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) terhadap keamanan pangan.

Deputi III Pengawasan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM-RI, Suratmono mengatakan kurangnya perhatian terhadap persoalan keamanan pangan, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan kesehatan, mulai dari keracunan akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan yang berbahaya.

“Oleh karena itu perlu adanya suatu acara yang menggalang kesadaran komunitas masyarakat baik produsen, konsumen, maupun pemerintah daerah terhadap keamanan pangan,” kata Suratmono saat membuka kampanye akbar “Ayo Sadar Pangan Aman” (ASPA) di Kupang, Kamis (27/4^2017).

Menurut Suratmono, keamanan pangan menjadi salah satu fokus pengawasan Badan POM, khususnya Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yaitu berupa pangan siap saji, pangan olahan dengan izin edar Badan POM (MD/ML), pangan olahan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).

“Konsumsi PJAS sangat berperan penting dalam pemenuhan asupan energi dan gizi anak usia sekolah, namun PJAS yang tidak aman dan berkualitas justru akan membahayakan kesehatan dan kualitas tumbuh kembang anak dapat menjadi sumber daya manusia (SDM) bangsa yang produktif,” ungkapnya.

Suratmono mengatakan, kurangnya sanitasi dan higiene dalam pengolahannya menyebabkan banyak PJAS yang tidak memenuhi syarat (TMS) dan dari tahun ke tahun sebagian besar penyebabnya adalah adanya cemaran mikroba.

“Ini adalah tanggungjawab kita bersama. Seluruh elemen bangsa harus bersinergi dan berkolaborasi dalam mewujudkan keamanan pangan. Melalui kampanye akbar ini, mari kita galang komitmen pentingnya keamanan pangan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi masyarakat di Provinsi NTT,” kata Suratmono.

Permasalahan yang sering ditemukan terkait keamanan pangan terutama PJAS, menurut Suratmono, adalah pangan yang terkontaminasi cemaran fisik, cemaran kimia, maupun cemaran biologi. Sebab, dari laporan hasil pengawasan PJAS yang dilakukan BPOM melalui Balai Besar/ Balai POM di seluruh wilayah Indonesia, selama periode 2009- 2016 persentasi PJAS yang TMS masih ditemukan.

Baca : Diamankan Polres Pangkal Pinang, Empat TKI Ilegal Asal Belu Dipulangkan

Selain tingginya cemaran mikroba, permasalahan keamanan PJAS yang masih sering ditemui adalah penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang melebihi takaran yang dianjurkan, penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan, pangan kedaluwarsa, dan pangan ilegal.

Wakil Gubernur NTT, Benny Litelnoni dalam sambutannya menyatakan apresiasi kepada Badan POM dalam upayanya menyadarkan masyarakat NTT akan pentingnya keamanan pangan dalam kehidupan sehari- hari, yang mana sasarannya adalah siswa atau pelajar baik dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi maupun para pelaku usaha di bidang pangan.

“Ini merupakan satu momentum yang sangat penting untuk bisa menyebarluaskan, menginformasikan dan mensosialisasikan tentang pentingnya pangan yang aman bagi kesehatan untuk dikonsumsi,” kata Benny.

Sementara itu, Kepala Balai POM Kupang, Ruth Laiskodath mengatakan, pada pelaksanaan kampanye akbar “Ayo Sadar Pangan Aman” tersebut, Badan POM juga melakukan pemusnahan terhadap 499 jenis (3.416 pieces) Obat dan Makanan tidak memenuhi ketentuan (TMK) hasil pengawasan Balai POM di Kupang senilai lebih dari Rp.140 juta.

“Temuan yang dimusnahkan berupa obat tradisional tanpa izin edar, suplemen kesehatan tanpa izin edar, kosmetik tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya, serta pangan yang juga mengandung bahan berbahaya,” ujarnya.

Ruth menambahkan, Badan POM terus berkomitmen melindungi masyarakat dari peredaran Obat dan Makanan yang dapat membahayakan kesehatan. Pelaku usaha harus selalu menaati peraturan perundang- undangan yang berlaku dalam menjalankan usahanya. Masyarakat juga harus menjadi konsumen Obat dan Makanan yang cerdas.