Romo Ekonom Keuskupan Atambua, Selamatkan Petani dari Kemalasan Melalui jalan Salib Alam
Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Peduli terhadap lingkungan alam dan ekonomi masyarakat desa, seorang imam yang disebut sebagai Romo Ekonom Keuskupan Atambua menggelar prosesi jalan salib bertemakan alam. Dengan menggandeng ratusan petani, sang romo ekonom Julius Nesi Pr didampingi Frater Gaudensius Boy dari TOR Loodamian Emaus, secara bergantian memanggul salib dengan umat menjalani prosesi tersebut menyusuri hutan luas, lahan tidur, pematang sawah, perkebunan dan padang penggembalaan milik petani.
Prosesi menyusuri lokasi perkebunan ini memberi makna bagi para petani untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan baik dan benar.
Jalan salib unik dan sedikit berbeda yang tidak biasa dilakukan umat Katolik lainnya ini, digelar mengingat sebagian besar umat di Opo desa Pantae Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT hidup dari bercocok tanam. Para petani memiliki lahan kebun yang luas, namun sumber daya alam yang merupakan pemberian Tuhan untuk kelangsungan hidup tidak selamanya dimanfaatkan dengan baik.
Melalui jalan salib menyusuri hutan luas, perkebunan dan lahan petani yang kosong, romo Julius menyadarkan umat untuk bangkit dari kemalasan dan dengan semangat menyongsong Paskah ini sungguh – sungguh mau bertanggungjawab dan menghormati pekerjaannya masing – masing dengan selalu melibatkan Tuhan dalam pekerjaan konkrit yang dilakukan.
“Jalan salib bertemakan alam ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya hadir di dalam rumah – rumah ibadat, namun IA juga hadir dalam rutinitas kehidupan umat dimanapun berada. Seperti di kebun, sawah ladang dan padang penggembalaan milik umat secara perorangan maupun kelompok”, ungkap romo Julius dalam inti khotbahnya pada Misa Jumat Agung yang dipimpinnya.
Baca : Kenang Wafat Yesus, Umat Katolik Jalan Salib Hidup di Gua Toro
Dilanjutkanya,”Bertepatan dengan Keuskupan Atambua Tahun 2017 dan 2018 dicanangkan sebagai tahun ekonomi dimana ada program pemberdayaan ekonomi umat, maka pada momentum Paskah ini umat diajak untuk sungguh – sungguh memberdayakan dan memanfaatkan lahan serta hasil kebun maupun ternak yang dimiliki agar bermanfaat bagi kehidupan umat di masa yang akan datang. Dengan demikian selain merayakan kebangkitan Kristus melalui pemberdayaan umat dan pemanfaatan lahan juga merayakan kebangkitan umat itu sendiri”.
Kepala Desa Pantae, Bernadus De Usfinit menyambut baik kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan di wilayah tugasnya. Menurutnya, tahun ini masyarakat dua desa yang terlibat prosesi jalan salib alam betul – betul memaknai artinya. “Kegiatan ini sungguh menyentuh masyarakat dua desa yang terlibat secara langsung. Pesan yang disampaikan melalui khotbah romo Julius diyakini bisa lebih mendekatkan masyarakat pada alam kaitan dengan tanggungjawab pada pekerjaan sebagai seorang petani”, jelas Kades Bernadus.
Ratusan umat yang terlibat langsung dalam prosesi jalan salib alam pada Jumat pagi hingga siang, berasal dari kelompok St. Rafael Oenaeb Isodorus Pantae dan Don Bosco Pantae. Umat dua desa ini sangat antusias mengikuti prosesi yang berlangsung, pantauan media ini seluruh umat tetap semangat mengikuti prosesi dengan bertelanjang kaki meskipun harus melewati hutan belukar, lokasi perbukitan dan jalanan yang licin dan berlumpur.
Jalan salib yang dimulai pukul 09.00 wita ini berakhir pada pukul 13.00 wita dilanjutkan dengan Misa Jumat Agung, pertunjukan Ratapan, nyanyian tradisi Dawan Timor mengenang kisah sengsara dan kematian Yesus Kristus di kayu salib yang dibawakan kaum ibu dari desa Pantae dan ditutup dengan upacara kudus kucup salib Yesus.