Tahun Ini PLN NTT Akan pasang Listrik Lima Desa di Belu
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Berdasarkan data yang ada di Kabupaten Belu masih terdapat lima Desa di wilayah pelosok yang warganya belum menikmati penerangan listrik. Oleh karena itu dalam tahun 2017 ini, PT PLN Persero Wilayah NTT akan melistrikan kelima desa yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Timor Leste.
Demikian disampaikan General Manager PT PLN Persero Wilayah NTT, Richard Saufkar pada acara penyalaan listrik pedesaan Desa Duakoran, Kecamatan Raimanuk, Rabu (8/2/2017) sore.
Menurut Richard, dari kelima desa tersebut tiga desanya terdapat dalam wilayah Kecamatan Raimanuk. Adapun desa tersebut antara lain, Desa Faturika, Mandeu Raimanus dan Renrua, dimana ibu kota Kecamatan Raimanuk terdapat dalam wilayah Desa Mandeu Raimanus.
“Tinggal lima desa yang belum dapat jaringan listriknya. Kita janji tahun ini kita akan listrikan ibu kota Kecamatan Raimanuk termasuk tiga desanya juga dua desa lainnya,” ungkap dia.
Dikatakan, program Presiden Jokowi Nawacita membangun dari daerah yang terpencil, terluar dan terbelakang. Wilayah Belu yang menjadi serambi NKRI berbatasan langsung dengan Timor Leste menjadi fokus perhatian Pemerintah Pusat dalam pembangunan. Pembangunan ini akan mendorong infrastruktur lainnya seperti pendidikan, kesehatan dan listrik. “Kabinet presiden kerja kerja kerja. Kita kerja nyata, terangi negeri membangun Indonesia terang dari pinggiran perbatasan Belu,” ujar Richard.
Baca : Warga Desa Duakoran di Perbatasan Belu-Timor Leste Nikmati Listrik
Dikatakan, besok pihak PT PLN akan melakukan rapat bersama tiga Bupati yakni Bupati Kabupaten Belu, Malaka dan TTU guna membahas program melistrikan listrik bagi warga yang berada di wilayah Kabupaten perbatasan. Sebab rapat tersebut penting terkait listrik yang mana sangat bermanfaat bagi warga perbatasan terutama yang di pelosok desa.
“Besok kita sinkronisasi data dengan tiga Bupati Belu, Malaka dan TTU. Selain itu juga akan hadir pimpinan Legislatif serta para Camat perbatasan karena tahun ini target seluruh desa di propinsi NTT harus terang,” papar Richard.
Masih menurut dia, rapat koordinasi itu juga penting terkait dengan beberapa kendala pembangunan jaringan listrik seperti kendala kawasan hutan adat, hutan lindung yang mana merupakan hutan konservasi. Karena itu kami meminta Pemerintah Daerah memfasilitasi kami sehingga pemasangan jaringan listrik di desa-desa yang belum ada jaringannya berjalan aman dan lancar.
“Jadi, kami akan melistrikan dari pulau Alor, Flores, Sumba, Sabu juga Timor Kabupaten Kupang, TTU, TTS, Malaka dan Belu,” ucap dia.
Kesempatan itu Richard ingatkan kepada warga untuk selalu waspada dan antisipasi terkait pemasangan jaringan instalasi listrik oleh sukarela yang akan menyambung, karena kemudian akan meminta biaya besar tapi pada akhirnya tidak tuntas. Karena itu warga yang akan menyambung langsung meminta ke kantor PLN setempat. Biayanya dibayar di PLN, setelah itu mitra PLN yang akan menyambung jaringan listriknya.