OJK NTT Gelar Sosialisasi KUR TKI di Belu Perbatasan RI-Timor Leste
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTT Onlinenow.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Propinsi Nusa Tenggara Timur menggelar sosialisasi Kredit Usaha Rakyat Tenaga Kerja Indonesia (KUR TKI) dan Perumahan Rakyat (KPR) di Aula Hotel Matahari, Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan antara Negara Indonesia dan Timor Leste, Selasa (15/11/2016). Kegiatan tersebut dihadiri dua ratus peserta yang terdiri dari calon TKI,TKI purna, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda/pemudi perwakilan dari 12 Kelurahan.
Dana kredit usaha rakyat tenaga kerja Indonesia dialokasi dari sejumlah Bank penyalur seperti BNI, BRI, Bank NTT dan Bank Mandiri. Dana tersebut akan diperuntukan bagi calon TKI yang akan berangkat bekerja ke negara tujuan juga bagi TKI purna atau mantan. Namun hingga dengan saat ini modal kerja atau investasi untuk mendukung usaha para tenaga kerja itu belum terealisasi atau dimaanfaatkan.
“Penyaluran dana KUR TKI untuk propinsi NTT hingga kini masih nol persen. Dana Bank yang digunakan, Pemerintah hanya berikan subsidi bunga untuk penyalur KUR saja,” ujar Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Propinsi NTT, Winter Marbun kepada awak media usai sosialisasi tersebut.
Marbun menilai rendahnya penyerapan dana KUR TKI di NTT disebabkan banyak hal diantaranya, kurang sosialisasi kepada masyarakat luas. Digelarnya sosialisasi di kota Atambua hari ini sebagai salah satu upaya OJK NTT untuk membuka isolasi pengetahuan masyarakat tentang KUR TKI yang dananya telah disiapkan pihak bank sebagai penyalur sesuai instruksi Pemerintah belum lama ini. “Pertahun bunga bank hanya 9 persen pertahun. Tapi dana itu masih utuh dan tersimpan di bank penyalur belum dimanfaatkan dan alasannya belum ada yang hubungi bank sampai saat ini,” sebut dia.
Baca: Indikasi Sejumlah Oknum PNS Terlibat Judi, Polisi Incar Lokasi Judi BG di Kilo Meter Satu
Dijelaskan, dana tersebut disalurkan khusus bagi calon TKI yang telah memiliki kontrak kerja dengan perusahaan dimana akan di tempati di luar negeri. Dimana dana tersebut akan digunakan guna membiayai administrasi, pelatihan sebelum berangkat dan biaya kebutuhan selama beberapa bulan kedepan di tempat bekerja. “Dana KUR ini juga bisa dimanfaatkan para TKI purna, tapi harus memiliki usaha tetap maksimal 6 bulan dan itu bisa dilayani sampai Rp 25 juta tergantung jenis usahanya apa,” urai Marbun.
Sebelumnya Bupati Belu Willy Lay dalam sambutannya sekaligus membuka sosialisasi tersebut mengatakan, Pemerintah sangat mendambakan kegiatan sosialisasi KUR TKI karena memang sangat penting bagi masyarakat terutama masyarakat kecil yang perekonomiannya lemah. Karena itu masyarakat dan stoucholder harus memahami pentingnya KUR.
“Kabupaten Belu salah satu penyumbang TKI yang besar di NTT. Tapi problemnya soal skil dan kemampuan TKI yang berangkat kerja ke luar negeri, mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Ini kebiasaan buruk yang terjadi dan dibawa terus ke tempat kerja,” ucap dia.
Terkait hal itu, Lay tekankan harus ada sebuah lembaga pelatihan di kabupaten Belu yang khusus untuk memberikan kursus bagi para calon TKI yang akan berangkat bekerja di luar negeri. Lewat KUR yang disalurkan kepada para TKI harus digunakan dengan maksimal dalam menjalankan usaha, menabung, bertanggungjawab untuk mewujudkan impian dan itu harus dimulai dari diri sendiri .
“Sebelum berangkat harus diberikan pelatihan kurang lebih tiga bulan dan harus diberikan sertifikat,” ungkap Lay.