Air Terjun Oenesu
Kupang di NTT dikenal kering dan panas. Namun dibalik itu terdapat Air Terjun Oenesu yang menjadi oase dari panasnya kota Kupang.
Hujan merupakan sesuatu yang jarang terjadi di sini. Terik matahari yang terasa menyengat membuat rasanya ingin mencari tempat yang bisa memberikan sensasi kesejukan namun tak jauh dari Kota Kupang.
Berbekal informasi yang saya dapat, akhirnya ketemu tujuan yang sesuai dengan keinginan saya, yaitu Air Terjun Oenesu. Air Terjun Oenesu terletak di Desa Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Memiliki jarak sekitar 20 Km dari Kota Kupang, dan waktu yang ditempuh untuk sampai ke lokasi dari Kota Kupang adalah 30 menit tergantung dari kecepatan Anda berkendara.
Dari tempat saya menginap di Pasir Panjang, saya menuju lokasi dengan mengendarai sepeda motor. Untuk lebih memudahkan perjalanan saya menggunakan bantuan GPS yang terdapat pada smartphone saya, dan memang pas sekali karena Air Terjun Oenesu sudah ada dalam tujuan di GPS.
Jalan menuju lokasi terbilang cukup bagus dengan pemandangan jajaran pohon – pohon yang rantingnya sudah ditinggalkan oleh daun – daun yang meranggas akibat kemarau panjang. Saat hampir tiba di lokasi, jalan berubah menjadi tak karuan. jalan menyempit dengan kondisi aspal yang sudah terkelupas sehingga membuat jalan berlubang di mana – mana.
Akhirnya sampai juga saya di pintu gerbang Air Terjun Oenesu. Tampak dari gapuranya yang seperti bangunan baru tapi dinding catnya sudah nampak kusam. Di sebelahnya terdapat pos retribusi yang kondisinya sudah rusak parah. Sebelum menuju air tejun ini saya dimintai ongkos tiket masuk sebesar Rp 2.000 dan parkir motor Rp 1.000.
Kemudian saya mulai menuruni anak tangga menuju air terjun yang letaknya tidak jauh dari tempat parkir. Begitu sampai di bawah air terjun yang memiliki 4 tingkat ini saya merasa takjub dan kagum, karena meski Kupang dikenal dengan wilayah yang rata – rata berwajah tandus dan gersang, ternyata masih memiliki tempat yang sejuk serta hijau.
Untuk kondisi air terjunnya sendiri masih terus mengalir meski di musim kemarau, namun memang debit airnya tidak begitu deras. Walau demikian tetap ia memiliki pesona yang indah dipandang.
Bagi saya Air Terjun Oenesu layaknya oase di padang pasir yang memberikan kesejukan, namun sangat disayangkan keberadaanya cukup menyedihkan seperti yang saya ceritakan di awal.
Pos retribusi yang rusak parah, lalu toilet yang tak layak guna, sampah berserakan serta bangunan – bangunan peneduh atau yang disebut dengan lopo kondisinya sudah memprihatikan. Selain terlihat kusam, tapi ada beberapa bagian yang sedang mengalami perbaikan.
Saran bagi traveler yang ingin berkunjung ke sini, sebaiknya bawalah bekal yang cukup karena di sini Anda tidak akan menemui warung yang menjual makanan dan minuman.
Sudah sepatutnya tempat wisata indah dan sejuk seperti Oenesu ini dibenahi dan dikelola secara maksimal. Saya yakin sekali objek wisata ini memiliki daya tarik yang tinggi, terbukti dengan masih banyak pengunjung yang datang. Meski pada saat saya berkunjung ke sini bukan hari libur