Bank Aceh Syariah Studi Banding ke Bank NTT
Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kupang, NTTOnlinenow.com – PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh (Bank Aceh Syariah) melakukan kunjungan kemitraan ke PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) pada Kamis, 30 Maret 2023.
Ku njungan tersebut sekaligus studi banding terkait berbagai proses yang dilakukan oleh Bank NTT untuk menjadi Bank Devisa.
Hadir saat itu dari perwakilan Bank Aceh Syariah, Direktur Kepatuhan Yusmal Diansyah, Kepala Divisi Produk Layanan Andi Purwito dan Kepala Bidang Identifikasi dan Pengukuran Divisi Manajemen Risiko Hikmat Boerhany.
Dari pihak Bank NTT yakni Direktur Kepatuhan Christofel Adoe, Direktur Dana Yohanis Landu Praing dan Direktur Kredit Paulus Stefen Messakh, bersama sejumlah Kepala Divisi dan pejabat, di lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT, menyambut baik kehadiran perwakilan Bank Aceh Syariah.
Dalam kesempatan itu, Direktur Kepatuhan Bank Aceh, Syariah Yusmal Diansyah menjelaskan, Bank Aceh Syariah juga berencana menjadi Bank Devisa sama halnya dengan Bank NTT.
“Bank NTT sudah mulai berproses, karena itulah Bank Syariah melakukan studi banding ke Bank NTT”, katanya.
Ia mengaku, kedatangan pihaknya ke Bank NTT untuk mendapat berbagai masukan menuju Bank Devisa.
“Kita ingin belajar, bagaimana Bank NTT berproses untuk menjadi Bank Devisa”, ungkap Yusmal.
Bank Devisa, lanjutnya adalah sesuatu yang sangat spesial dan dalam penanganannya pun sangat khusus.
Sehingga pihaknya juga telah membentuk tim untuk melakukan berbagai langkah guna memulai proses menjadikan Bank Aceh Syariah menjadi Bank Devisa.
Dijelaskannya, Bank Aceh Syariah kini memiliki 27 kantor cabang, termasuk 2 kantor cabang di luar Provinsi Sumatera Utara dan Jakarta.
Di Sumatera Utara, jelas Yusmal, didukung dengan 6 kantor cabang pembantu. Untuk Kantor Cabang Jakarta baru dibuka tahun 2022 lalu.
“Pada penutupan Tahun Buku 2022, total aset Bank Aceh Syariah sebesar Rp29 Triliun, dengan komposisi Rp18 Triliun untuk pembiayaan,” jelas Yusmal.
Dia membeberkan, jumlah kantor Bank Aceh Syariah hingga saat ini sudah mencapai 200 termasuk dengan kantor cabang.
Menurutnya, di Bank Aceh Syariah sudah tidak ada lagi kantor kas karena semua sudah ditingkatkan menjadi kantor cabang pembantu.
“Jika dalam tahun ini terealisasi, maka jumlah kantor akan bertambah menjadi 240″, kata Yusmal.
Di waktu yang sama, Direktur Kepatuhan Bank NTT Christofel Adoe mengapresiasi jajaran Bank Aceh Syariah yang secara aset berada jauh di atas Bank NTT, namun masih mempercayakan Bank NTT menjadi tempat berdiskusi terkait langkah – langkah yang ditempuh menjadi Bank Devisa.
Ia juga mengatakan, hingga saat ini Bank NTT masih terus berproses untuk menjadi Bank Devisa.
Target Bank NTT menjadi Bank Devisa, jelasnya rencananya pada tahun 2023 ini terus diupayakan agar segera mendapat ijin dari OJK.
“Target kami kalau bisa terealisasi sebagai hadiah ulang tahun pada tanggal 17 Juli mendatang.
Proses persiapan telah kami lakukan dan mudah – mudahan pada bulan April ini sudah bisa kami ajukan ijinnya ke OJK,” jelas Christofel.
Sementara Direktur Dana Bank NTT Yohanis Landu Praing mengatakan proses untuk menjadikan Bank NTT menjadi Bank Devisa, pihaknya membagi dalam beberapa tahap yakni progres dan syarat dari Bank Indonesia, kedua rencana perijinan, serta layanan produk dari Bank Indonesia.
“Jadi saat ini kami masih dalam level progres, sehingga ini menjadi tahapan pembelajaran bagi Bank Aceh Syariah dan Bank NTT. Kami saat ini tentu bangga bisa bersinergi dengan Bank Aceh Syariah,” katanya.
Kunjungan kemitraan itu ditandai dengan saling menyerahkan cindera mata antara kedua bank tersebut. Selanjutnya dilakukan diskusi terkait proses Bank NTT menjadi Bank Devisa lewat materi yang dipaparkan oleh Kepala Divisi Treasury Bank NTT Zet Lamu.
Foto : Kunjungan Kemitraan Bank Aceh Syariah ke Bank NTT