12 SD di Belu Ikuti Festival Membaca Tingkat Kabupaten Dukung Literasi Anak

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Save the Children bermitra dengan Yayasan Pengembangan Masyarakat Atambua (Permasata) menggelar festival membaca program pemulihan pendidikan bertempat di aula Susteran Maranatha, Nenuk, Kabupaten Belu, Jumat (9/12/2022).

Kegiatan mendukung sekaligus meningkatkan keterampilan literasi anak guna tampilkan ekspresi anak hasil dampingan diikuti sebanyak puluhan siswa-siswi dari 12 Sekolah Dasar (SD) binaan Save the Children di Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL.

Koordinator pendidikan humanitarian Save The Children Benny Giri menyampaikan, pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu berdampak di banyak sektor, termasuk sektor pendidikan. Di sektor pendidikan pada bulan Juli lalu Save the Children melakukan penelitian global yang diikuti sekitar 3.700 anak dari 16 negara.

“Itu ditemukan sekitar 40 sampai 50 persen anak tidak bisa mengakses jenis pembelajaran seperti apapun baik melalui belajar sendiri maupun online,” terang dia.

Lanjut Benny, Save the Children merespon di wilayah dampingan. Salah satunya di Kabupatan Belu dan Malaka ada 25 SD target program melalui serangkaian kegiatan yakni, membantu guru-guru dengan pelatihan sehubungan dengan percepatan keaksaraan dan sifat sosial bagi anak.

“Bagian dari pemulihan di pandemi kemarin, kami juga melatih para relawan untuk melakukan kegiatan berhubungan dengan literasi di masyarakat di sekolah dampingan kita di 25 sekolah itu dan kegiatan di masyarakat,” jelas dia.

Sebagian rangkaian kegiatan itu, hari Save the Children bersama Permasata melakukan festival membaca tingkat Kabupaten Belu yang diikuti anak-anak kelas I sampai IV dari 12 SD dampingan.

“Harapan kita, melalui kegiatan ini anak-anak bisa berekspresi menunjukan keahlian yang sudah mereka dapatkan sepanjang proses pembelajaran masa sulit di pandemi hingga saat ini,” ungkap dia.

Benny tambahkan, ada beberapa lomba dalam festival membaca yakni, lomba menyusun Huruf untuk siswa kelas I, lomba membaca lancar untuk siswa kelas II, lomba bercerita untuk siswa kelas III dan lomba memahami bacaan untuk siswa kelas IV.

“Kegiatan ini kami menyebut bukan murni kompetisi untuk menunjukan yang terbaik, tapi bagian dari perayaan keahlian yang sudah mereka miliki,” jelas dia.

Harapan kami Save the Children, ini bisa menjadi contoh bahwa guru-guru bahwa menghargai dalam capaian anak-anak itu tidak semata-mata hanya dipakai dalam nilai kuantitatif saja, tetapi di perayaan seperti ini bisa memacu semangat anak-anak untuk lebih rajin belajar.

“Kesempatan ini kita pakai juga untuk promosikan kepada masyarakat bahwa, sesuai tema kami belajar di setiap kesempatan. Kami ingin agar lokus belajar anak tidak saja di sekolah, tapi sepanjang proses kesehariannya di rumah, sekolah, masyarakat proses belajar itu busa ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan yang sudah ada,” pungkas Benny.

Kegiatan Festival Membaca dibuka Asisten I Setda Belu dihadiri Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Kadis Perpustakaan, Ketua Yayasan Permasata, para Kepsek SD binaan serta para juri lomba.