CD Bethesda dan Timor Leste Bahas Upaya Pencegahan HIV & AIDS

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – CD Bethesda Yakkum Yogyakarta area Belu menggelar pertemuan terbatas membahas upaya pencegahan HIV & AIDS di perbatasan RI-RDTL.

Kegiatan melibatkan Pemerintah Kabupaten Belu, organisasi ODHA, Pemprov dan Pemerintah Timor Leste berlangsung di Aula lantai 2 Hotel Setia Atambua, Rabu (29/6/2022).

Peserta kegiatan terdiri dari Dinas Kesehatan Belu, BP4D Belu, KPA NTT, KPA Belu, WPA, KDS binaan CD Bethesda Yakkum, Pemerintah Desa, Konsulat Timor Leste di Kupang, di Atambua dan INCSIDA Timor Leste.

Menurut Koordinator CD Bethesda Yakkum Area Belu Yosafat Ician, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari dua pertemuan sebelumnya CD Bethesda Yakkum dan Konsulat Timor Leste di Atambua dan di Kupang terkait pencegahan HIV & AIDS di perbatasan RI-RDTL.

Ditegaskan bahwa, pertemuan terbatas ini sangat strategis mengingat kasus HIV-AIDS di Kabupaten Belu berada di urutan kedua dan urutan pertama kasus kasus kematian di provinsi NTT.

“Letak grografis dua negara sangat dekat, secara historis, budaya hubungan dua negara sangat dekat dan ini perlu ada kegiatan extra melihat situasi ini,” terang Ician dalam sambutannya.

Diutarakan, data CD Bethesda Yakkum ada sekitar 70 orang dengan HIV yang aktif mengikut kegiatan kami berjumlah 50 persen. Sampai saat ini ada beberapa yang suami atau istri ada di Timor Leste dan sebaliknya.

Kemudian, secara geografis letak Kabupaten Belu berbatasan dengan Timor Leste dan secara sosial budaya sangat dekat. Karena itu pertemuan ini kita akan mencoba tidak saja soal masalah di perbatasan dua negara, tapi akan melihat hal-hal teknis di lapangan.

“Dari pertemuan terbatas ini akan menghasilkan kesepakatan yang lebih bersifat teknis operasional di lapangan bentuknya seperti apa akan diskusikan bersama,” harap Ician.

Sementara itu, Konsul Timor Leste di Kupang Jesuino Dos Reis Matos Carvalho menyambut baik pertemuan yang digagas oleh CD Bethesda Yakkum serta mendukung penuh langkah-langkah yang diambil kedua negara.

Jelas dia, gambaran umum perkembangan kasus HIV dan AIDS di Timor Leste juga tergolong tinggi dengan jumlah kasus 1.500 kasus dan kasus meninggal 200 orang.

“Kita berharap pertemuan tersebut bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dan nantinya bisa dijalani dengan serius,” ungkap Jesuino.

Senada Sekretaris Dinkes Belu, Sipri Mali mengajak pemerintah Timor Leste untuk sama-sama melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan HIV & AIDS di perbatasan kedua negara.

“Pemerintah telah lakukan berbagai upaya baik upaya preventif maupun kuratif. Upaya pencegahan masalah HIV- AIDS bukan saja tanggung jawab Dinas kesehatan, KPA dan LSM tetapi tanggung jawab semua pihak,” tandas Mali.