Bupati Belu Panen Padi Unggul Pak Tiwi Milik Kelompok Tani Paculmas B di Raihat
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Bupati Belu, Agustinus Taolin didampingi Wakil Bupati, Aloysius Haleserens melakukan panen simbolis padi unggul Pak Tiwi-1 di Desa Tohe, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL (Senin 9/5/2022).
Padi Pak Tiwi diketahui jenis padi unggul yang banyak dikembangkan petani Indonesia, termasuk petani di wilayah perbatasan Belu dengan Eks Propinsike-27Timor-Timur (Timor Leste).
Salah satu kelompok tani (poktan) yang mengembangkan padi jenis ini adalah poktan Paculmas B diatas lahan seluas dua hektare. Keunggulan padi Pak Tiwi lebih tahan dalam menangkal serangan hama wereng juga mempunyai produktivitas dengan potensi rata-rata 7-8 ton per hektar.
Dalam arahannya, Bupati Agus menyampaikan terima kasih kepada kelompok petani yang telah bekerja keras mengelola sawah berbasis teknologi hingga berhasil. Terbukti, hasilnya petani bisa memanen padi unggul yang memuaskan.
Kepada para petani, mantan Kepala RS Atambua itu mengingatkan pentingnya semangat untuk menjadi petani yang maju dan mandiri dengan cara bekerja keras dan kerja cerdas. Sehingga hasilnya dapat dinikmati untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam kebutuhan ekonomi.
Lanjut dia, kehadiran pemerintah dalam kegiatan ini untuk memberikan dukungan, motivasi serta solusi kepada petani manakala petani menemukan kendala di lapangan, seperti benih, infrastruktur dan kendala teknis lainnya.
Selesai berikan arahan, sejumlah petani menyampaikan empat persoalan utama diantaranya soal keterbatasan alat pertanian, khususnya traktor. Soal jalan tani belum dibuka seluruhnya hampir dua kilometer.
Hal itu berdampak pada petani kesulitan mengangkut hasil pertanian maupun pupuk. Selain itu soal ada musim panen, harga gabah maupun beras anjlok, dan lahan sawah sering tergerus banjir ketika musim hujan.
Menyikapi keempat persoalan itu, Pemkab Belu dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati memastikan untuk jalan tani akan dibuka tahun ini dan Dinas PUPR telah melakukan pengukuran.
Sementara itu soal traktor, Pemerintah melalui Dinas teknis akan menjadwalkan penggunaan traktor pemerintah oleh kelompok tani di Tohe.
Terkait itu Wabup Belu Aloysius tegaskan, para petani bersama PPL harus memetakan lokasi yang siap diolah, kapan lahan harus diolah.
Selanjutnya, komunikasi dengan Dinas teknis turun ke lokasi.
Sementara untuk masalah harga anjlok, pemerintah mendorong BUMDes bisa menjalankan usaha menampung hasil pertanian dari petani sehingga petani tidak menjual padi dengan harga rendah apalagi ijon.
Lanjut dia, apabila solusi ini belum jalan, pemerintah akan membangun komunikasi dengan bank untuk memberikan modal kepada offtaker lokal untuk membeli hasil pertanian masyarakat dengan harga standar pasar.
Sedangkan masalah lahan sawah yang sering tergerus banjir, Bupati dan Wakil Bupati mengatakan, saat ini pekerjaan perbaikan bendung Haekesak sementara dikerjakan termasuk dengan bronjong pengaman lahan pertanian.
Kesempatan itu, Penjabat Kepala Desa Tohe dalam laporan singkatnya menyampaikan, potensi pertanian lahan basah di Desa Tohe mencapai 340 hektare. Sementara itu jumlah kelompok tani ada 47 poktan dengan rincian, 42 kelompok tani dewasa, 3 kelompok wanita tani (KWT) dan 2 kelompok tani milenial.