Keluarga Djojohadikusumo Menunggu Klarifikasi dan Permohonan Maaf Majalah Tempo

Bagikan Artikel ini

Jakarta, NTTOnlinenow.com – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menggelar konferensi pers untuk awak media di Jetski Cafe, Jakarta Utara hari ini, Jumad 04/12/2020. Hashim dan putrinya Rahayu Saraswati Djojohadikusumo didampingi oleh pengacara kondang Hotman Paris Hutapea banyak menjelaskan secara detil tentang dihubung – hubungkannya perusahan miliknya PT. Bima Sakti Mutiara dalam kasus ekspor benih lobster yang menjerat eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Ketika dikonfirmasi oleh awak media di sesi tanya jawab dalam konferensi pers tersebut hashim merasa kecewa terhadap cover pemberitaan majalah Tempo yang secara eksplisit menyertakan karikatur foto Hashim Djojohadikusumo dan Prabowo Subianto dibelakang foto eks Menteri KKP Edhy Prabowo dengan judul “PARA PEROMPAK BENUR”.

Pantauan awak media sesaat sebelum dibuka sesi tanya jawab Kuasa Hukum Hotman Paris memberikan kesempatan pertama kepada Tempo untuk menjelaskan apa maksud gambar tersebut. Sayangnya awak media dari majalah tempo tidak hadir di area konpers tersebut.

” Sebelum kita buka sesi tanya jawab wartawan, saya minta teman – teman dari Majalah Tempo jika ada yang hadir mengklarifikasi dulu cover dari pemberitaan ini. Ada gak dari tempo yang hadir disini….??”, tanya Hotman.

Hashim Djohohadikusumo yang ditanya oleh awak media terkait langkah yang akan diambil terkait pemberitaan miring tersebut sangat menyayangkan dan kecewa akan pemberitaan yang sudah beredar di publik.

“Nah, saya sesalkan praktik-praktik yang baik ya, yang seharusnya diikuti oleh kawan – kawan dari Tempo tidak diikuti, tidak dipenuhi. Di cover itu tertulis ‘Para Perompak Benur’. Hashim juga menyoroti karikatur di majalah itu. “Karena seperti Pak Hotman bilang, itu gambar itu ada pesek, mata sipit, ganteng, itu saya. Ada yang matanya sipit, gendut, itu Prabowo,” kata Hashim.



“Perompak itu konotasi bajak laut konotasi ke perampok. Pidana. Pidana, ya. Ini saudara-saudara bisa menghayati lah, bisa merasakan apa yang kami rasakan. Makanya kami tunggu permohonan maaf dari tempo,” ucap Hashim.

Ditempat yang sama Kuasa Hukum Hashim Djojohadikusumo, Hotman Paris Hutapea juga menjelaskan hal yang sama terkait pemberitaan miring yang beredar di publik.

“Jadi perlu teman – teman ketahui bahwa PT. Bima (PT. Bima Sakti Mutiara) ini tidak ada hubungannya dengan kasus eksportir benur lobster ini. Faktanya sampai dengan hari ini perusahaan ini belum mempunyai ijin ekspor dan masih menunggu beberapa kelengkapan administrasi lainnya. Jadi perusahan ibu (Saraswati) ini tidak pake sogok menyogok untuk mendapatkan surat itu”, kata Hotman.

Hotman Paris dalam acara konferensi pers yang digelar hari ini Jumad 04/12/2020 di Jetski Cafe, Jakarta Utara hadir sebagai kuasa hukum PT. Bima Sakti Mutiara mendampingi Direktur Utama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan Ayahnya Hashim Djojohadikusumo.

“Sampai ditangkap Pak Menteri Ehdy, izin ekspor perusahaan ini belum ada. Jadi nggak ada kaitan – kaitannya karena nggak ada izin, padahal dia keponakan Prabowo lho. Kebetulan dia mau menempuh jalur resmi, tidak pakai sogok-sogokan dan kebetulan Ibu Sarah sedang sibuk calon mengikuti pilkada Wakil Wali Kota Tangsel”, beber hotman.

Sebelumnya diberitakan, penangkapan Edhy Prabowo sewaktu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh KPK berbuntut panjang dengan menyeret nama-nama seperti Hashim Djojohadikusumo dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. (Kontributor nttonlinenow.com N.Aprilindo)