Yonif Raidersus 744/SYB Laksanakan Tugas Operasi Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Sebanyak 400 prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 744/SYB ditugaskan dalam operasi Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur di wilayah Kabupaten Belu, Timor Barat.
Satuan organik di Belu dibawah Kodam IX/Udayana melaksanakan tugas operasi pengamanan wilayah perbatasan Indonesia dengan bekas Provinsi ke-27 Timor-Timur (Timor Leste) gantikan Yonif Raider 142/KJ asal Provinsi Jambi.
Tugas operasi pengamanan perbatasan ditandai dengan upacara penerimaan Satgas Pamtas bertempat di Mako Yonif RK 744/SYB, Tobir Desa Manleten, Kecamatan Tastim, Kabupaten Belu, Jumat (7/8/2020).
Bertindak selaku Inspektur upacara penerimaan tersebut Kasi Intel Korem 161/Wira Sakti, Letkol inf. Abdul Mufaher. Turut hadir dalam acara itu, Danbrigif 21/Komodo, Dandim 1605/Belu, Asisten III Setda Belu, Perwira perwakilan Polres Belu, Camat Tastim, Kades Manleten, pimpinan unsur Forkopimda Belu serta tokoh agama.
Pasi Intel Letkol Mufaher dalam amanat Danrem 161/WS Brigjen TNI Samuel Petrus Hehakaya menyampaikan, sebagai Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur dengan penuh semangat pengabdian, tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi.
“Hari ini kita melakukan upacara penerimaan Yonif Raider Khusus 744 dalam tugas operasi pengamanan perbatasan RI-RDTL tahun 2020/2021,” jelas dia.
Sesuai kebijakan pimpinan TNI tugas operasi pengamanan perbatasan RI-RDTL dilaksanakan selama 9 bulan waktu efektif di daerah operasi.
“Sebagai Satgas yang menggantikan Yonif Raider 142/KJ di Sektor Timur, saya perintahkan kepada seluruh prajurit yang bergabung dalam Satgas Pamtas RI-RDTL agar melaksanakan tugas secara optimal,” tegas Mufaher.
Dikatakan, Satgas Pamtas RI-RDTL adalah melaksanakan sebagian tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan Bangsa dan Negara, menjaga keutuhan wilayah NKRI dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
Adapun lanjut dia, beberapa persoalan yang masih sering terjadi di perbatasan RI-RDTL diantaranya peredaran senjata gelap, penyelundupan dan perlintasan batas secara ilegal. Selain itu di beberapa perbatasan juga masih ada wilayah sengketa tapal batas yang perlu pembinaan dan pengawasan secara khusus.
“Perbatasan RI-RDTL itu sebagai garda terdepan sehingga harus menjadi cermin kepribadian bangsa,” pesan Mufaher.
Kesempatan itu dihimbau, agar para prajurit harus memberikan teladan bagi masyarakat sekitar Perbatasan sehingga masyarakat tergugah untuk ikut menjaga tapal batas Indonesia.
Ditekankan, prajurit untuk segera mempelajari karakteristik medan, budaya, adat istiadat, situasi dan kondisi daerah. Melaksanakan tugas dengan baik sesuai protap dan ketentuan yang berlaku.
“Kuasai tugas dan tanggung jawab serta terapkan prosedur pengamanan pelintas batas dan cara penanganannya melalui kerjasama yang baik dengan kantor dan dinas instansi terkait di tempat tersebut,” pinta Mufaher.
Ditambahkan, sesuai dengan pesan Danrem 161/WS ini perbatasan negara kita jaga bersama-sama. Menjaga kondusifitas secara profesional, dan kita juga berharap tidak ada gesekan antar negara selama melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan selama sembilan bulan berjalan.
“Saling kerjasama, koordinasi baik dengan seluruh unsur elemen, lintas sektor. Selama sembilan bulan bertugas laksanakan tugas dengan baik,” ucap Mufaher usai upacara tersebut.