Di Belu 570 Ternak Babi Mati. Bupati Belu Keluarkan Instruksi Waspada Virus ASF

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Maraknya ternak babi yang meninggal diduga terserang virus African Swin Fever (ASF), Pemerintah Kabupaten Belu mengeluarkan instruksi.

Instruksi tentang kewaspadaan terhadap penyakit ternak telah diterbitkan Pemkab Belu pada tanggal 12 Februari lalu dan ditandatangani oleh Bupati Belu, Willybrodus Lay itu.

Adapun dalam instruksi kewaspadaan penyakit tersebut termuat lima poin penting diantaranya sebagai berikut :

Poin pertama, dilarang membawa ternak babi/daging babi segar dan produk olahan daging babi keluar dan masuk Kabupaten Belu atau antar desa dalam wilayah Kabupaten Belu.

Kedua, tidak memberikan pakan babi dari sisa-sisa limbah dapur, restoran karena sumber penularan utama saat ini dari pakan babi yang tercemar.

Ketiga, apabila ada babi yang mati/sakit segera melaporkan kepada petugas peternakan dan kesehatan hewan Belu untuk diperiksa dan ditangani sesuai SOP yang telah ditetapkan dan langsung kubur.

Poin keempat, perketat biosecurity di lokasi peternakan/kandang babi peternak seperti, kandang babi harus selalu bersih dan kering. Cuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang babi.

Selain itu, memisahkan ternak babi yang sakit dari yang sehat. Orang yang mengurus ternak jangan masuk ke kandang babi sehat. Selalu melakukan desifektan kandang dengan menggunakan bayclin atau pemutih pakaian yang dicecerkan dengan air bersih dengan perbandingan 1:4.

Kemudian, dilarang memasukan ternak babi, daging babi segar dari olahan daging babi ke lokasi ternak. Petugas ternak dilarang melakukan kontak langsung dengan ternak babi, daging babi segar, produk olahan daging babi yang tercemar penyakit

Sementara poin kelima, apabila ada ternak babi yang sakit, dengan gejala demam, muntah-muntah, kulit badan berwarna merah dan diare, maka babi tersebut dilarang disembeli/dikonsumsi atau diberikan kepada ternak lain.

Sementara itu berdasarkan informasi Dinas Peternakan sesuai laporan yang disampaikan warga sejak Oktober 2019 lalu hingga Februari 2020, petugas peroleh babi meninggal sebanyak 570 ekor yang tersebar di 12 Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL.

Menurut Kadis Peternakan Belu, Nikolaus Umbu, kendati sudah ratusan ekor babi di wilayah Belu yang meninggak, pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebabnya.

Sebab, pihaknya masih harus menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel ternak mati yang telah dikirim. Terkait hal itu, Dinas Peternakan melalui Unit Reaksi Cepat (URC) terus melakukan penanganan terhadap babi yang masih sehat dengan sistem pendekatan yakni komunikasi informasi dan edukasi sekaligus memberikan vaksin pada ternak babi.