Kagum Eksotis Padang Fulan Fehan dan Benteng Tujuh Lapis, Gubernur NTT : Cocok Untuk Pengembangan Pariwisata dan Peternakan

Bagikan Artikel ini

Atambua, NTTOnlinenow.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kunjungi padang Fulan Fehan dan Benteng Tujuh Lapis Makes di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL, Senin (10/2/2020).

Dalam kunjungan ke kawasan itu Gubernur VBL didampingi Wakil Bupati Belu, J. T Ose Luan, Wakil IO Ketua DPRD Belu, Cyprianus Temu, Anggota DPRD Belu, Fraksi Nasdem serta sejumlah pimpinan OPD Belu.

Gubernur VBL menegaskan, keaslian dalam kawasan padang Fulan Fehan tetap dijaga, tidak boleh ada pembangunan fisik apapun. Sebab kawasan ini akan menjadi pusat pengembangan pariwisata pegunungan, agrowisata serta pengembangbiakan ternak yang akan menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat di Desa Dirun dan Maudemu.

Dia menilai, keindahan padang Fulan Fehan sangat luar biasa dan asri dengan alam yang sejuk. Selain bisa untuk pengembangan pariwisata juga untuk pengembangan peternakan. Eksotis alam padang bisa menjadi tempat refresing sambil menikmati kopi Lakmaras disuguhi keindahan alam di ketinggian.

Terkait eskotis alam di balik puncak Gunung Lakaan dan rencana pengembangan objek wisata, VBL meminta kepada semua stakeholder mulai dari Pariwisata, Peternakan, Pertanian, PUPR, Perdagangan dan Industri Kecamatan dan Desa saling bekerjasama.

Kerjasama dalam hal menentukan program yang tepat untuk menata kawasan Fulan Fehan menjadi pusat pariwisata baru yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga. Selain itu diminta juga kegiatan festival harus digelar dalam sepekan, sehingga bisa berdampak pada ekonomi warga desa setempat.

“Pengembangan potensi wisata padang Fulan Fehan bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal di Desa Dirun dan Maudemu sebagai desa penyangga kawasan padang Fulan Fehan dan Benteng Tujuh Lapis,” kata dia.

Sementara itu, saat meninjau Bentang Tujuh Lapis Gubernur VBL disambut tokoh adat di pintu benteng melakukan ritual meminta izin membuka pintu benteng sekaligus meminta kemudahan di dalam kawasan situs sejarah itu.

Setelah meninjau salah situs sejarah di Lamaknen perbatasan Belu dengan Negara Timor Leste itu, VBL meminta kepada Pemerintah untuk menata lokasi Benteng Lapis Tujuh menjadi wisata megalitikum dengan merancang kunjungan bagi rombongan

Situs sejarah Benteng Tujuh Lapis yang asri merupkan peninggalan megalitikum yang sangat baik dan sejarah benteng harus dijaga. Keberadaan benteng bisa dikembangkan jadi wisata budaya dan sejarah.

Gubernur VBL juga meminta setiap pengunjung yang hendak ke Fulan harus gunakan kuda sebagai pengganti pengendara agar keindahan alam tetap terjatuh, dan juga ke benteng harus gunakan kain adat atau tais daerah.

Wakil Bupati Belu, J. T Ose Luan mengatakan akan segera ditindaklanjuti permintaan Gubernur NTT yang meminta menata Fulan Fehan maupun Benteng Tujuh Lapis selain tetap terjaga keindahan serta kelestarian alam dan benteng untuk pengembangan pariwisata.

“Apresiasi untuk Pak Gubernur NTT dan rombongan yang telah kunjungi Fulan Fehan dan Benteng Tujuh Lapis. Ide Pak Gubernur soal Festival Fulan Fehan selama satu pekan segera kami kami bangun kooreinasi dengan Kementerian Pariwisata.

Usai meninjau padang Fulan Fehan dan Benteng Tujuh Lapis, Gubernur NTT VBL bersama rombongan melanjutkan kunjungan ke Puskesmas Haliwen, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak. (YB/advetorial-Kominfo Belu)