Menjaga Kedaulatan NKRI Tidak Cukup TNI-Polri, Tapi Perlu Keterlibatan Seluruh Elemen Masyarakat
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Menjaga kedaulatan dan keamanan NKRI di wilayah perbatasan negara tidak cukup hanya aparat keamanan TNI-POLRI, namun perlu keterlibatan seluruh komponen masyarakat dan instansi dengan pola membangun ketahanan masyarakat dalam segala aspek kehidupan.
Upaya pengamanan wilayah perbatasan Kabupaten Belu-Negara Timor Leste dengan garis perbatasan negara sepanjang 149 kilo meter juga perlu dilakukan dengan menggunakan pola dan sistem terpadu yang melibatkan instansi terkait dan seluruh elemen masyarakat atau rakyat sebagai garda terdepan.
Penting menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI dari permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini terutama dipengaruhi ideologi. Ini tugas kita semua warga Indonesia untuk mencegah perpecahan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Selain itu, penting juga menanamkan rasa nasionalisme dan patriotisme kepada para pelajar generasi muda bangsa Indonesia serta warga masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengendepankan pancasila dasar negara.
Demikian kesimpulan dalam kegiatan seminar sehari yang digelar Lembaga Peduli Masyarakat Timor Indonesia (LPMTI) kerjasama dengan Kodim 1605/Belu bertempat di Aula Dharma Andika Makodim Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL, Kamis (28/11/2019).
Ketua LPMTI Cabang Belu, Mariano Parada menyampaikan limpah terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung serta turut berpartisipasi sehingga kegiatan seminar sehari ini dapat terlaksana dengan baik.
Program pemberdayaan masyarakat dalam setiap aspek kehidupan dengan dukungan anggaran negara dan daerah perlu diperhatikan secara serius sehingga tepat sasaran.
Lanjut Parada, waspada terhadap perdagangan dunia karena produk negara lain yang dijual di Indonesia menjadi sebuah ancaman yang bisa menimbulkan model penjajahan baru. Negara lain yang menguasai ekonomi bisa menjadi bentuk penjajahan masa kini.
“Warga perbatasan perlu dibangun rasa kecintaan terhadap produk-produk Indonesia. Peningkatan sumber daya manusia dalam mempersiapkan generasi masa depan yang memiliki rasa kecintaan terhadap bangsanya sendiri dan mampu berinteraksi dengan dunia tanpa kalah saing,” ujar dia dalam sambutannya.
Dikatakan, pembuatan produk-produk hukum daerah yang menjamin hak dan kewajiban masyarakat agar memberi motivasi dan semangat bela negara. Hingga saat ini, belum ada produk hukum daerah yang dihasilkan terkait upaya menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
“Padahal Kabupaten Belu merupakan daerah perbatasan. Sinergitas dan kerja sama dalam pengamanan wilayah perbatasan dengan menghindari sikap ego-sektoral. Semoga melalui kegiatan seminar ini dapat melahirkan gagasan sebagai pola kebijakan dan terobosan baru dalam menjaga keamanan dan keutuhan NKRI di wilayah perbatasan RI-RDTL Kabupaten Belu,” harap Parada.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Belu, Marius Fortunato Loe dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan seminar sehari mengatakan, pertahanan keamanan negara dan juga kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia bukanlah tugas semata TNI dan Polri.
“Belu salah satu kabupaten yang memiliki perbatasan cukup luas, oleh karena itu tidak cukup dijaga keamanan namun perlu keterlibatan kita semua agar kita dapat menjaga negara kita dari permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini.
Lanjut Marius, dewasa ini kita ketahui bersama bahwa perang fisik mungkin tidak terjadi lagi. Namun yang kita perlu antisipasi sekarang adalah perang memerangi narkoba karena narkoba akan merusak generasi bangsa kita selanjutnya.
“Kita juga harus terus menanamkan Pancasila kepada generasi penerus kita sejak dini sehingga mereka memiliki semangat nasionalisme. Karena itu, hari ini dihadirkan siswa-siswi dan juga mahasiswa untuk mengikuti Seminar ini,” ujar dia.
“Dengan demikian seluruh elemen yang terlibat baik Mahasiswa, pelajar, masyarakat, LSM kita bersatu untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan mengedepankan nilai-nilai luhur Pancasila sendiri,” sambung Marius.
Untuk diketahui, kegiatan seminar bertajuk “Upaya Menjaga Keamanan dan Kedaulatan NKRI di Wilayah Perbatasan RI-RDTL” itu menghadirkan narasumber dari unsur Pemda Belu dalam hal ini Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Belu, Marius Fortunato Loe, unsure TNI, Danramil 1605-01/Atambua, Mayor Kav. Yatman dan Wadansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 142/KJ, Kapten Inf. Riduan, Kabag Ops Polres Belu, AKP Yance Seran dan Kasi Penindakan dan Penyelidikan Bea Cukai Atambua, Maezun Najib.
Sementara itu para peserta yang hadir dalam kegiatan terdiri dari Kapolsek Perbatasan, Aparat Desa Perbatasan, Dosen, Pimpinan LSM, Pimpinan OKP, Ormawa, Mahasiswa, Pelajar dan organisasi Pemuda di wilayah perbatasan Belu.