Meriah, Pesparawi 2019 Indonesia – Timor Leste berlangsung di Batas Negara RI – RDTL

Bagikan Artikel ini

Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Sebanyak tujuh tim Paduan Suara ikut memeriahkan Festival Paduan Suara Gerejawi 2019 di PLBN Wini kecamatan Insana Utara kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (16/11/2019).

Tujuh tim Paduan Suara asal Districk Oecusse Timor Leste dan Kefamenanu Indonesia, tampil memukau dengan mengenakan pakaian adat berbagai motif membuat seluruh penonton terkesima.
Sesekali, terdengar riuh suara teriakan dan tepuk tangan para pendukung masing – masing tim Paduan Suara yang memenuhi pelataran PLBN Wini.

Kepala Kantor Penghubung KBRI Dili di Oecuse Timor Leste, Maria Onny Silaban menyampaikan kebanggaan berada dalam moment penting tersebut. Menurutnya, event yang berlangsung di batas negara itu tidak pernah terjadi di perbatasan negara manapun. “Yang pasti bahwa Festival Paduan Suara ini adalah yang pertama kali diadakan dan satu – satunya di dunia. Tidak ada di negara manapun, di perbatasan manapun yang dapat memadukan dua negara dalam satu Festival Paduan Suara. Mereka memiliki harmoni – harmoni luar biasa. Di pulau Timor ini ada dua negara yang memiliki satu darah, kekeluargaan, berbeda sejarah namun sama-sama memiliki semangat dan kemauan tinggi untuk menjalin kekerabatan, silaturahmi dan sama – sama ingin sejahtera di perbatasan”, ungkap Maria Onny Silaban.

Hal senada disampaikan perwakilan Kemenpar RI, Herbin Saragih dalam pesan moril yang disampaikan lewat media ini. Menurut Saragih, dalam konteks ini tidak ada membedakan antara negara A dan B. Baginya semua peserta dan para pendukung masing – masing tim dipenuhi sukacita luar biasa ” Dalam event ini, kita semua diberikan suasana sukacita, kita sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana warga dua negara bisa dipersatukan dalam moment – moment seperti ini”, ungkap Saragih.

Saragih juga membenarkan, event Festival Paduan Suara ini, merupakan event pertama di dunia yang diselenggarakan di batas negara dan berjalan sukses dengan melibatkan warga dua negara. “Saya melihat secara histori, ini adalah Festival Paduan Suara pertama di dunia, yang dilaksanakan di perbatasan dan diharapkan ini menjadi momentum untuk bangkitnya event – event seperti ini di negara lain”, lanjutnya.

Maria Onny Silaban, Kepala Kantor Penghubung KBRI Dili di Oecusse Timor Leste, menyerahkan Piagam Penghargaan kepada salah satu tim Paduan Suara asal kabupaten TTU

Dari segi ekonomi, Saragih yang melihat pariwisata sebagai salah satu kekuatan ekonomi bangsa mengatakan Kemenpar RI akan terus berupaya bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan destinasi wisata yang ada. “Saya melihat bahwa salah satu potensi wisata yang dimiliki yakni keunikan budaya dan adat istiadat suku Timor, termasuk dalam bidang musik dan tarik suara. Ini harus terus dikembangkan. Dan saya berharap, kedepannya ada persiapan yang lebih matang agar lebih banyak peserta dari dua negara. Karena menurut saya, ketika para peserta berhasil menjadi yang terbaik, mereka akan menjadi yang terpilih di dalam event – event yang digelar”, demikian Saragih menjelaskan.

Sementara mewakili Pemerintah kabupaten TTU, Raimundus Thall selaku Asisten 3 Setda TTU melihat bahwa FPS tahun 2019 masih mengusung semangat yang sama yakni persahabatan dan persaudaraan. “Peserta Lomba Paduan Suara yang berasal dari Gereja – Gereja di Kabupaten TTU dan Gereja – Gereja dari Negara Tetangga kita RDTL tentu telah mempersiapkan diri dengan baik dalam perlombaan hari ini. Dan yang terpenting dan mulia dalam perlombaan ini adalah memadukan suara tidak hanya untuk berlomba melainkan untuk memuji Tuhan dalam kehidupan setiap hari”, singkat Thall dalam sambutannya.

Pantauan media ini, ke – 7 tim paduan suara menampilkan kemampuan terbaiknya di depan tiga orang dewan juri, Theodorus Kiik SPd SD, Diacono Filipe Monis Laot, Romo Fransiskus Delvi Abanit Asa, Pr. Dan berdasarkan Lampiran Keputusan para dewan juri, Nomor 01 / Pesparawi Indo – TL/XI/2019 tentang Tim Paduan Suara yang lolos ke babak final sesuai hasil penilaian, ada 5 tim. Diantaranya, tim Paroki Nossa Senhora do Rosario Oecusse – Timor Leste, Paduan Suara Vinsenso Singers, Tim Paraki Sao Miguel Arcango Padiae Oecusse -Timor Leste, OMK St Theresia Kefamenanu dan SMA Negeri Pantura. Sementara dua lainnya, SMA Negeri Oekolo dan SMAK Sta. Filomena Mena masih belum berhasil lolos ke babak final.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Maria Onny Silaban, sebagai Kepala Kantor Penghubung KBRI Dili Timor Leste di Oecusse, Rainer Koli, kabid Promosi Dinas Pariwisata Belu, Raymundus Thall, Asisten 3 Setda TTU, dan Herbyn Saragih, Pejabat Perwakilan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Fred Najoan selaku IO, pendukung dari masing – masing tim Paduan Suara dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Event yang berlangsung atas dukungan penuh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia berkejasama dengan Pemkab Belu dan Pemkab Timor Tengah Utara ini, menjadi satu kebanggaan bagi seluruh peserta lomba. Yang mana event ini jika dilihat dari sejarah, merupakan event pertama di dunia yang diselenggarakan di batas negara dan melibatkan para tim Paduan Suara dari dua negara, RI – RDTL.