Jambore Nusantara Akan Digelar di Ketambe Aceh Tenggara
Katembe, NTTOnlinenow.com – Kamis, 18 Juli 2019 Ketambe, Aceh Tenggara. Sebanyak 31 pemimpin perempuan, pemuda masyarakat adat, dan komunitas lokal dari 11 wilayah di Indonesia akan mengikuti Jambore Nusantara di Desa Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh 23-26 Juli 2019.
Mereka akan bergabung dengan peserta dan panitia lokal dari Ketambe, Aceh Tenggara dengan total yang hadir di Jambore Nusantara 100 orang.
Kesebelas wilayah adalah Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Maluku, NTB, NTT, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Aceh. Jambore Nusantara diselenggarakan Samdhana Institute berkolaborasi dengan Sekolah Ekologi Leuser (SEL).
Head of Capacity Development Program Samdhana Institute, Ita Natalia mengatakan Jambore Nusantara diantaranya bertujuan menyediakan kesempatan bertukar cerita, pengalaman, dan keterampilan dalam menghadapi krisis sosial ekologi di kampung dan di sekitar wilayah hidup para peserta.
“Selain itu juga menyusun agenda tindak lanjut dalam rangka mengatasi krisis sosial ekologi,” katanya.
Para peserta juga mendapatkan contoh inspirasi melalui praktek cerdas dalam pengelolaan sumber daya alam, pertanian berkelanjutan, pangan lokal, produk herbal dan organik, serta kerajinan dan anyaman.
Kegiatan jambore lainnya adalah memberikan inspirasi dan motivasi, khususnya kepada anak muda dalam membangun kewirausahaan sosial untuk kemandirian komunitas.
“Para peserta juga didorong melakukan inovasi teknologi melalui platform media sosial dalam menumbuhkembangkan budaya dan kearifan lokal dengan memperhatikan dinamika dan perkembangan zaman,” ujarnya.
Selain saling-belajar, para peserta juga akan mendapatkan materi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Desa PDTT, Pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, organisasi pembadayaan lokal, dan praktisi.
Selama jambore peserta mengikuti ragam kegiatan seperti diskusi dan dialog publik, kelas inspirasi, menyusun cita-cita, malam budaya dan solidaritas, petualangan, olah rasa, karsa, dan karya, serta pameran produk dan kerajinan.
Pada kegiatan petualangan para peserta akan mengikuti Jelajah Alam Leuser dan susur Sungai Alas. Pada acara olah rasa, karsa, dan karya para peserta akan mengikuti acara kopi ritual, olah produk arkeologi, kerajinan komunitas, dan eco-print.
Acara juga dimeriahkan dengan kenduri adat dan penampilan acara kesenian dan budaya Aceh Tenggara.
Tarmizi mengatakan kegiatan lapangan dalam Jambore Nusantara sepenuhnya mengandalkan kaderkader lokal Sekolah Ekologi Leuser (SEL) yang terorganisir dan terlatih.
SEL adalah Laboratorium bagi Pengembangan Kawasan di 10 Desa di sekeliling wilayah Taman
Nasional Gunung Leuser di Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara. (*)
Kontak Person:
1.Ita Natalia, Samdhana Institute. Telp: 0813-4466-3536
2.Tarmizi Alba, Sekolah Ekologi Leuser. Telp: 0812-8225-9569
Samdhana Institute
Samdhana, dalam bahasa Sansekerta, berarti pertemuan damai, pemberian kembali. Visi Samdhana adalah untuk wilayah di mana keanekaragaman alam, budaya dan spiritual dihargai dan konflik lingkungan diselesaikan secara damai, dengan keadilan dan kesetaraan untuk semua pihak.
Sekolah Ekologi Leuser (SEL)
Penggagas utama dari pendirian SEL adalah Tarmizi Alba seorang sosial enterpreuner, pemuda asli Aceh dan Nissa Wargadipura pendiri Sekolah Ekologi Ath Thaariq Garut pada bulan Juli 2018, karena kesamaan jiwa, kesamaan visi dan misi, keterpanggilan membangun kebaikan, keterpanggilan membangun peradaban baru yang lebih humanis dan masuk akal, kesamaan pandangan pendekatan pengorganisasian dengan cara- cara baru, kekinian, dan sama-sama sangat percaya pada prinsip bahwa “Ekologi mampu menghidupkan Ekonomi”, maka Ketambe adalah tempat yang sangat strategis untuk menjadi Laboratorium bagi cita-cita ini.
Jambore Nusantara
Pertemuan dan Pertukaran Pembelajaran Tema:
Para Pemimpin Perempuan dan Pemuda Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
Menemukan Cara dan Praktek Cerdas Dalam Menghadapi Tantangan Sosial Ekologis Ketambe, Aceh Tenggara 22-25 Juli 2019
Latar Belakang
Sebagai sebuah organisasi pembelajar (Learning Organisation), Samdhana Institute terus belajar tentang cara terbaik untuk memfasilitasi pengembangan kapasitas dari mitranya. Dukungan yang diberikan selain untuk memperkuat masyarakat adat dan komunitas lokal serta kelembagaan masyarakat sipil dalam memperjuangkan kepastian hak atas wilayah hidupnya juga diutamakan untuk peningkatan kapasitas personal dan kelompok komunitas yang dalam hal ini termasuk para pemimpin perempuan dan pemuda di seluruh Nusantara.
Dukungan diberikan secara berkelanjutan kepada mitra sebagai upaya mereka secara konsisten membentuk dan mendukung generasi baru terutama perempuan dan pemimpin muda diwilayahnya. Diharapkan dukungan ini akan meningkatkan keterampilan mereka dalam bekerja dengan masyarakat, mengembangkan kesadaran akan masalah yang ada dihadapannya dan mencari solusi terbaik, serta meningkatkan komitmen mereka untuk bekerja dengan masyarakat secara sungguh-sungguh. Harapan lainnya akan banyak dihasilkan para fasilitator komunitas yang terampil dan memiliki dedikasi tinggi membangun wilayahnya.
Dalam hal peningkatan kapasitas ini, Samdhana bekerjasama dengan banyak mitra, berusaha mengeksplorasi model dan format terbaik yang efektif untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas termasuk menggunakan berbagai metode belajar seperti Cara Berpikir Sistem, inkubasi organisasi filantropi semacam Mama Aleta Fund, dan pelatihan-pelatihan mendukung komunitas pemuda untuk pengembangan kewirausahaan sosial menuju kemandirian ekonomi berbasis asset dan produk yang dihasilkan dari wilayah adat/hidupnya.
Bentuk dukungan dan kegiatanpun beragam mulai dari pertukaran pembelajaran dan pengetahuan, mendukung penyelenggaraan kongres komunitas dan budaya, sejumlah pelatihan terkait pengelolaan sumberdaya alam dan pengelolaan organisasi, festival panen raya dalam bentuk seni, budaya dan pertanian, dan mentoring.
Samdhana berharap dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat adat dan komunitas lokal terutama para pemimpin perempuan dan pemuda di situs krisis sosial ekologis untuk didengarkan, dipahami dan diberikan kesempatan menemukan jalan keluar mereka sendiri secara mandiri.
Oleh karenanya, dibutuhkan ruang perjumpaan untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman dan praktek-praktek terbaik dari masing-masing tempat yang nantinya akan memperkaya pengetahuan dan memperluas jaringan kerjasama antar komunitas. Jambore Nusantara ini menjadi upaya menujukan aktualisasi dan kecerdasan komunitas yang berusaha keluar dari permasalahan sosial-ekologinya, serta mampu beradaptasi dan bertahan hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusianya sebagai asset menuju masyarakat madani.
Jambore Nusantara ini merupakan Kerja kolaborasi antara Samdhana Institute dan Sekolah Ekologi Leuser (SEL) yang berkomitmen tinggi terhadap nilai-nilai antar generasi dan bersifat universal, berusaha untuk aktif dalam upaya peningkatan kapasitas manusia, perlindungan alam dan budayanya serta memberikan kesempatan semua pihak untuk terlibat dan berkontribusi dalam pengelolaan alam dan manusia terutama proses belajar antar generasi.
Kegiatan lapangan dalam Jambore Nusantara ini sepenuhnya akan mengandalkan kader-kader Sekolah Ekologi Leuser (SEL) yang terorganisir dan terlatih. SEL sendiri adalah Laboratorium bagi Pengembangan Kawasan di 10 Desa disekeliling wilayah Taman Nasional Gunung Leuser, tepatnya di wilayah Kecamatan Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara. Penggagas utama dari pendirian SEL adalah Tarmizi Alba seorang sosial enterpreuner, pemuda asli Aceh dan Nissa Wargadipura pendiri Sekolah Ekologi Ath Thaariq Garut pada bulan Juli 2018, karena kesamaan jiwa, kesamaan visi dan misi, keterpanggilan membangun kebaikan, keterpanggilan membangun peradaban baru yang lebih humanis dan masuk akal, kesamaan pandangan pendekatan pengorganisasian dengan cara-cara baru, kekinian, dan sama-sama sangat percaya pada prinsip bahwa “Ekologi mampu menghidupkan Ekonomi”, maka Ketambe adalah tempat yang sangat strategis untuk menjadi Laboratorium bagi cita-cita ini.
Tujuan dan Hasil
Jambore ini bertujuan sebagai sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman para pemimpin perempuan dan pemuda dalam mengatasi krisis sosial-ekologi dan perubahan iklim di wilayah hidupnya. Kegiatan ini diharapkan mampu mempertukarkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan membentuk jejaring sosial yang solid sebagai bagian dari membangun gerakan dan solidaritas sosial tanpa sekat menuju kedaulatan dan mendorong kemandirian untuk melepaskan cengkraman dan ketergantungan pada pihak lain.
Secara khusus tujuan dari Jambore Nusantara ini untuk :
1.Menyediakan kesempatan bertukar cerita/pengalaman dan keterampilan menghadapi krisis sosial ekologi di kampung dan disekitar wilayah hidupnya, baik berupa kesaksian, gambar- gambar, film/video dan narasi-narasi;
2.Menyusun agenda tindak lanjut dalam rangka mengatasi krisis sosial ekologi
3.Menyediakan contoh inspirasi melalui praktek cerdas dalam pengelolaan sumber daya alam, pertanian berkelanjutan, pangan lokal, produk herbal dan organik, serta kerajinan dan anyaman.
4.Mendorong inovasi teknologi melalui platform sosial media dalam menumbuh- kembangkan budaya dan kearifan lokal dengan memperhatikan dinamika dan perkembangan jaman saat ini.
5.Memberikan inspirasi dan motivasi khususnya kepada anak muda dalam membangun kewirausahaan sosial untuk kemandirian komunitas.
Hasil
1.Tersedianya dokumentasi dari ragam cerita melalui kisah/narasi dan media interaktif untuk menangkap pesan yang disampaikan para peserta Jambore Nusantara.
2.Model atau contoh inspirasi dari praktek cerdas yang sudah dikerjakan oleh peserta Jambore Nusantara dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara adil dan berkelanjutan.
3.Terbangunnya inovasi teknologi dunia maya yang digunakan untuk menjaring dukungan publik melalui platform sosial media, seperti; Facebook, Twitter, Instagram, Blog, dll.
4.Kisah sukses dan insipiratif dari praktek cerdas dalam mengembangkan model kewirausahaan sosial di tingkat komunitas.
Partisipasi Peserta
Sekitar 100 orang diharapkan hadir dalam Jambore Nusantara, terdiri dari Masyarakat Ketambe sebagai tuan rumah, panitia penyelenggara, peserta undangan dan narasumber. Peserta undangan berasal dari Region Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali Nusra, Sulawesi, Maluku dan Papua. Perwakilan narasumber berasal dari pejabat Kementerian KLHK dan Kemendes PDTT, Pemerintah Daerah, Organisasi Masyarakat Sipil, Organisasi Pemberdaya Lokal, dll.
Waktu dan Lokasi
Kegiatan Jambore Nusantara akan diselenggarakan pada tanggal 22-25 Juli 2019 di Desa Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
Agenda Kegiatan
Ragam Kegiatan Jambore Nusantara:
1)Diskusi dan Dialog Publik
2)Kelas Inspirasi
3)Menyusun Cita-Cita
4)Malam Budaya dan Solidaritas
5)Jelajah Alam, Olah Rasa, Karsa dan Karya
6)Pameran Produk dan Kerajinan
Alur Kegiatan A. Persiapan.
Persiapan dilakukan oleh pantia penyelenggara maupun peserta Jambore. Proses persiapannya sebagai berikut:
•Diskusi Persiapan. Panitia penyelenggara dan fasilitator melakukan serial diskusi untuk menyiapkan segala kebutuhan yang terkait dengan Jambore Nusantara, seperti paket informasi, pengetahuan maupun bahan-bahan/material yang akan disiapkan untuk dibawa oleh peserta dan atau dibagikan ataupun dipromosikan pada saat Jambore.
•Memilih Peserta Jambore. Panitia penyelenggara menentukan calon peserta Jambore Nusantara berdasarkan kriteria. Seleksi ini melibatkan lingkup dan jaringan Samdhana untuk mendapatkan kandidat terbaik yang dapat mengikuti kegiatan Jambore.
•Menyiapkan “Cerita Inspirasi”. Panitia penyelenggara dan fasilitator akan membantu peserta untuk menyusun pengetahuan atau pengalaman yang akan dibagikan saat Jambore.
Pengetahuan dimaksud bisa berupa:
Cerita pemberdayaan di wilayah dampingan; desa/kampung;
Praktek-praktek kearifan lokal dalam menjaga dan melindungi kekayaan alam;
Upaya kaum perempuan dan pemuda dalam mengelola dan memanfaatkan potensi dan komoditas lokal;
Produk-produk pangan atau kerajinan lokal, ataupun;
Pengalaman para pemimpin perempuan dan pemuda terlibat dalam partisipasi dan pengembangan desa/kampung.
Jambore Nusantara ini meliputi beberapa tematik, diantaranya :
•Kedaulatan Ruang Hidup melalui pengakuan dan legitimasi negara kepada masyarakat adat dan komunitas lokal
•Menguatkan dan mempopulerkan kembali benih lokal untuk mempromosikan pangan lokal menuju kedaulatan pangan komunitas lokal.
•Pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola energi terbarukan.
•Peningkatan ekonomi kelompok/kampung/desa/komunitas berbasis asset di wilayah hidupnya, misalnya ekowisata desa
•Pengelolaan sumber daya manusia sebagai aset dasar masyarakat (kepemimpinan dan pengorganisasian); mendukung isu-isu terkait perubahan iklim seperti adaptasi, mitigasi dan konservasi.
•Kewirausahaan Sosial Lestari; mendorong kewirausahaan komunitas berbasis ekologi
B.Pelaksaaan Jambore Nusantara
Jambore Nusantara ini merupakan pertemuan dan perayaan para pemimpin perempuan dan pemuda, masyarakat adat dan komunitas lokal. Dalam hal ini akan terjadi pertukaran informasi, pengetahuan jejaring sosial terkait kecerdasan komunitas dalam merespon krisis sosial dan ekologis terutama untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan lingkungan saat ini. Segala aspek kehidupan dan identitas yang dimiliki oleh para pemimpin perempuan dan pemuda adalah budaya yang tumbuh dan hidup bersama mereka di kampung. Budaya ini adalah unsur penting untuk dipercakapkan sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi peserta dalam menemukan jalan keluar terhadap tantangan yang dialaminya.
Hari Pertama
Dialog Publik dengan Pemerintah (Dirjen KSDAE KLHK, Dirjen PPMDKemendes, Bappeda Propinsi Aceh, DisHut Propinsi Aceh, dan Kepala Desa Ketambe)
Tema; Menemukan Kekuatan Pemimpin (Perempuan dan Pemuda).
Pada sesi ini peserta akan diajak berdiskusi dan dialog kepemimpinan. Diskusi interaktif ini mengajak peserta mendialogkan dan mempercakapkan cara menemukan kekuatan diri baik dari dalam maupun dari lingkungan dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Selama dialog dan diskusi, peserta akan mendapat kesempatan menukarkan pengalaman dan pengetahuannnya antar peserta, antar daerah, atau antar kelompok. Penyelenggara juga akan mengundang narasumber lain yang cukup kompeten yang bisa membagikan teladan yang menginspirasi dalam menumbuhkan Kepemimpinan lokal, cara pengelolaan pertanian halaman rumah, pangan mandiri, produk herbal, anyaman, dan kegiatan ekowisata dan kegiatan lain terkait pembangunan desa.
Peserta akan di bagi dalam beberapa kelompok diskusi dan melakukan presentasi singkat serta mengenalkan diri dan kampungnya, dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh para pemimpin perempuan dan pemuda, seperti:
•Cerita potensi desa,
•Praktek-praktek kearifan lokal dalam menjaga kekayaan alam,
•Upaya komunitas termasuk perempuan dan pemuda mengelola potensi lokal,
•Produk-produk pangan atau kerajinan lokal, ataupun
•Pengalaman perempuan dan pemuda terlibat dalam partisipasi di kampung/desanya terutama dalam mengelola sumber kekayaan alam.
Hari Kedua
Kelas Inspirasi: Kedaulatan, Kemandirian, Solidaritas
Sub Tema: Merayakan keberagaman Pengetahuan dan Ketrampilan serta
Mengembangkan Cara Baru
Pada sesi ini peserta dan narasumber akan bertukar ilmu dan praktek cara-cara cerdas terkait cara menghadapi tantangan dan keluar sebagai pemenang. Tema diskusi yang memberikan inpirasi dan bekal penguatan saat kembali ke kampung. Tematik diskusi di antaranya adalah:
Kedaulatan:
•Membaca peluang dan “Merebut” ruang kelola
•Penguatan dan mempopulerkan kembali benih lokal untuk mempromosikan pangan lokal menuju kedaulatan pangan komunitas lokal
•Pengelolaan sumber daya manusia sebagai aset dasar masyarakat (Kepemimpinan dan Pengorganisasian); mendukung isu-isu terkait perubahan iklim seperti adaptasi, mitigasi dan konservasi.
Kemandirian:
•Pengetahuan dan ketrampilan dalam Mengelola energi terbarukan.
•Peningkatan ekonomi kelompok/kampung/desa/komunitas berbasis asset di wilayah hidupnya, misalnya ekowisata desa
•Kewirausahaan Sosial lestari; mendorong kewirausahaan komunitas berbasis ekologi
Solidaritas
•Kekuatan Media Sosial sebagai cara promosi dan menghimpun dukungan
Menyusun Peta Jalan Cita-Cita Masa Depan (diri dan Kampung)
Pada sesi akhir di hari kedua ini peserta akan diajak untuk mendiskusikan Cita-citanya, bagaimana cara meraih cita-cita itu, dan bagaimana memastikan cita-cita itu terwujud dengan cara yang tidak biasa. Rencana ini akan menjadi rencana tumbuh yang dapat diperbaharui setiap waktu. Pada akhirnya, bilamana di butuhkan untuk pendampingan kegiatan dari rencana aksi ini, maka dapat di sepakati model pendampingan seperti apa yang diharapkan dan oleh siapa.
Hari Ketiga;
Sub Tema: Jelajah Alam; Olah Rasa, Karsa dan Karya
Pada hari terakhir, peserta akan di ajak untuk menjelajah alam sekitar, berdialog dengan masyarakat setempat dan mengapresiasi apa yang telah di bangun oleh masyarakat di desa Ketambe dan Sekolah Ekologi Leuser (SEL). Belajar dengan merasakan, menyentuh dan menikmati alam sebagai bagian dari kontemplasi dan refleksi-aksi sebelum kembali ke kampung halaman masing-masing.
Malam Budaya dan Solidaritas
Pameran serta pertunjukan budaya akan digelar pada malam hari dan disampaikan secara luas sehingga juga bisa dinikmati oleh publik.
C. Paska Jambore Nusantara
Setelah Jambore Nusantara diharapkan para peserta mendapatkan pengalaman pembelajaran, pengetahuan dan motivasi yang dapat disampaikan kembali kepada komunitas dan masyarakat dampingannya. Selain itu, para peserta juga dapat mempromosikan wilayahnya sebagai tempat belajar dan berkumpul atau sebagai lokasi Jambore Nusantara berikutnya.
Kolase Foto Ketambe
Samdhana Insitute | Sekolah Ekologi Leuser
LAMPIRAN
Penyelenggara dan Kepanitian
Jambore ini diselenggarakan bersama antara Samdhana institute dan Sekolah Ekologi Leuser (SEL)
Kepanitiaan:
•Sekolah Ekologi Leuser (SEL)
•Samdhana Institute Narasumber Pemerintah:
•Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dirjen KSDAE
•Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
•BAPPEDA Propinsi Aceh
•Dinas Kehutanan Propinsi Aceh
•Bupati Aceh Tenggara
•Kepala Desa Ketambe
Narasumber Kelas Inspirasi (Berdasarkan Keahlian dan pengalaman)
•Kelas Inspirasi Kedaulatan; Mardatilla (CSO_Direktur RMI Bogor)
•Kelas Inspirasi Kemandirian: M. Taofik (The Local Enabler)
•Kelas Inspirasi Solidaritas; Syofiardi (Jurnalis) Narasumber pemantik diskusi dalam kelompok
•Modesta Wisa (Fasilitator dan Pendiri Sekolah Adat Samabue)
•Arifin dan Nasrul (Bocah Baturan Batang – Jawa Tengah)
•Ibrahim (Ahli Botani Komunitas Ketambe) Fasilitator
•Paramita Iswari
•Nisa Wargadipura
•Sandika Ariansyah
•Tarmizi
Tim Komunikasi dan Publikasi
•Anggit Saranta dan tim
•Dita (Graphic Recorder)
Peserta & Kriteria
Total Peserta Jambore Nusantara: ± 100 orang (Peserta dan Penyelenggara)
•Masing masing region akan mengirimkan perwakilannya 1-3 orang, yang terdiri dari 1 pemimpin perempuan, 1 pemuda dan atau 1 pemudi
•Komposisi peserta setiap wilayah melibatkan laki-laki dan perempuan Kriteria Peserta:
•Berasal dari masyarakat adat/komunitas lokal bukan dari organisasi masyarakat sipil/NGO
•Mempunyai pengalaman dalam mengorganisir komunitas/masyarakat adat
•Membuat tulisan/narasi/video untuk aktivitas memperlihatkan contoh kegiatan diwilayahnya
•Memiliki ketrampilan yang dapat dipertukarkan/contoh yang dihasilkan oleh komunitas atau masyarakat dampingannya
Untuk dipamerkan
•Memiliki produk/komoditi lokal: pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, jasa lingkungan, kerajinan, dan lain lain
Region Peserta:
1.Aceh
2.Jawa Barat
3.Jawa Tengah
4.Bali
5.NTT
6.NTB
7.Maluku
8.Kalimantan Barat
9.Sulawesi Selatan
10.Papua Barat
11.Papua