Sengkarut Di Balik Tragedy KM Nusa Kenari 02

Bagikan Artikel ini

Laporan Linus Kia
Kalabahi, NTTOnlinenow.com – Kelalaian terlalu sering dianggap biasa. Baru menjadi luar biasa ketika kelalaian itu berbuah tragedi yang merenggut korban jiwa. Hal itu sebagaimana peristiwa tenggelamnya Kapal Motor (KM) Nusa Kenari 02 pada Sabtu (15/6/2019) dinihari, di perairan Tanjung Margeta, Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, NTT.

Perahu motor berkekuatan mesin 23 GT (gross ton) itu bertolak dari Dermaga Dulionong Kalabahi menuju Mademang-Pureman di selatan Pulau Alor, sekitar pukul 02.00 Wita dinihari. Ketika kabar tenggelamnya perahu motor ini menyeruak di Sabtu pagi itu, semua pihak bertanya tentang berapa penumpang yang ikut dalam pelayaran tersebut, dan bagaimana keselamatan mereka.

Ternyata tidak ada data pasti. Yang punya otoritas lalu lintas laut, yakni pihak Syabandar Kalabahi tak punya data sedikitpun tentang pelayaran kapal naas di malam itu. Koq bisa? Plt.Kepala Syabandar Kalabahi, Edy Mataraja kepada media saat kejadian mengatakan juragan atau nakhoda perahu tersebut tidak pernah melapor ke petugas syahbandar jika hendak berlayar.

“Kami selalu tegas kepada semua kapal motor termasuk armada semut (perahu motor) agar selalu melapor tentang jumlah penumpang, barang muatan dan dokumen lainnya tetapi mereka (pengelola PM Nusa Kenari 02) tidak hiraukan,”tegas Mataraja.

Disinggung mengapa Coast Guard Syahbandar tidak mencegat kapal atau perahu motor yang hendak berlayar di tengah malam dan dicurigai tanpa ijin berlayar, Mataraja menegaskan pihak pengelola kapal yang bandel.

Kapolres Alor, AKBP Patar Silalahi kepada pers juga mengatakan, sesusai keterangan awak kapal kepada aparat di Mapolres Alor bahwa mereka berlayar tanpa ijin syahbandar Kalabahi. Ironi, karena KM.Nusa Kenari 02 ini bantuan Kementrian PDT kepada Pemkab Alor sekitar Tahun 2013, dan tanggungjawab pemanfaatannya diserahkan kepada Dinas Perhubungan setempat.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Alor, Amirullah,SH mengakui kapal itu milik Pemkab Alor tetapi operasionalnya telah diserahkan kepada OMS (organisasi masyarakat setempat) sesuai Juknis Kementrian PDT. Pihak Dishub Alor, jelas Amirullah, selalu berkoordinasi agar OMS pengelola kapal mematuhi aturan pelayaran.

Bangkai kapal dgn muatan 8 ton beras, 4 ton semen

“Kalau mereka (KM.Nusa Kenari 02) tidak mengantongi ijin berlayar berarti tidak sesuai SOP (standard operasional prosedur) . Yang bertanggungjawab dalam menegakkan SOP ini yang berwenang menjelaskan kenapa bisa berlayar tanpa ijin,”tandas Amirullah.

Sejumlah petugas Syahbandar Kalabahi dalam perbincangan dengan media ini menepis anggapan mereka tidak tegas. Edy Mataraja menegaskan bahwa mereka sudah tegas, dan harusnya kapal milik pemerintah menjadi contoh bagi perahu motor lainnya. Kepala Kantor Basarnas Maumere yang wilayah kerjanya mencakup Kalabahi, I Putu Sudayana dalam pertemuan dengan Amirullah dan Kalak BPBD Alor, Kristina Bely,ST dan sejumlah pihak terkait mengatakan aturan pelayaran harusnya dipatuhi.

Setiap kapal atau perahu motor, kata Sudayana, harus punya baju pelampung keselamatan sesuai kapasitas penumpang. Jika jumlah baju pelampung tidak ada, tegas dia, tidak boleh diberi ijin berlayar mengangkut penumpang.

Hal senada dikemukakan Danposal Alor, Letda TNI AL.Jasril Sinaro. Kepada media ini, Letda Jasril mengaku prihatin dengan kedisiplinan dalam hal menegakan aturan pelayaran, termasuk di pelabuhan pelayaran rakyat. Karena itu Jasril menegaskan akan berkoordinasi dengan pihak terkait demi menata persoalan ini sesuai aturan sehingga keamanan, kenyamanan dan keselamatan penumpang saat berlayar terjamin.

Sementara itu, Anggota DPRD Alor, Denny Lalitan dalam cuitannya di media sosial (facebook) menyesali kecelakaan laut dimaksud. Menurut Denny, harus ada evaluasi tentang upaya keselamatan penumpang aik Moda Transportasi Darat Maupun Laut. “Tidak Boleh Ada Lagi Kecelakaan Karena MENGGAMPANGKAN persoalan, Seolah Nyawa Tidak Berharga!!!” Demikian tulis Denny di akun facebooknya.

Untuk diketahui, terdapat 48 penumpang dan 4 awak kapal sehingga total 52 orang di dalam kapal Nusa Kenari 02 saat musibah terjadi. Semua awak kapal selamat yakni nakhoda Piterson Plaituka (27), dan 3 ABK yakni Yupiter Mukola (21), Luku Malaikosa (22), Epenetus Kariplai (18). Sedangkan 3 penumpang ditemukan tewas dan 4 lainnya masih dalam pencarian Tim SAR. Tiga korban yang sudah ditemukan tak bernyawa yakni, Haryati Banakamani (P/26), Matilda Sailana (P/40), dan Geral Banamakani (L/4 thn).

Sementara itu, empat korban yang belum di temukan yakni; Maria Malaikosa (P/70 Thn), Natania Raya (P/3 thn), Lukas Lasibey (L/40 thn) dan Rey Banamakani (L/6 Thn). Letda TNI AL.Jasril Sinaro mengatakan pihak Posal Alor meski dengan personil dan peralatan yang minim namun tetap siaga bersama Basarnas, Polair Polres Alor dan BPBD terus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan. Menurutnya, operasi pencarian ini selama tujuh hari, terhitung sejak Sabtu (15/6) hingga Jumad (21/6) mendatang.

Selain puluhan penumpang, kapal berbobot 23 GT itu memuat beras rastra sebanyak 800 karung @10 Kg atau total 8 ton, semen sebanyak 100 sak @40 Kg atau 4 ton, seng 150 lembar, bahan bakar minyak sebanyak 20 jerigen @35 liter serta barang-barang milik penumpang. Diduga selain faktor alam, kelebihan muatan menjadi pemicu tenggelamnya kapal.