Pelayanan BRILINK di Nangadhero Terkendala Jaringan Internet
Laporan Peter Tenda
Nagekeo, NTTOnlinenow.com – BRILink Menjadi salah satu solusi bagi Masyarakat Kabupaten Nagekeo, kecamatan Aesesa, Desa Nangadhero dan sekitarnya untuk melakukan transaksi Perbankan menggunakan jasa Bank Rakyat Indonesia (BRI), hal ini disebabkan oleh tutupnya layanan Teras BRI Maropokot yang berlokasi di Desa Nangadhero, tepatnya berada dekat Pasar Tradisional Nangadhero dan terganggunya layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pada teras BRI Maropokot yang merupakan satu-satunya tempat pelayanan transaksi elektronik di daerah Nangadhero dan sekitarnya.
Sri Widya Ningsih yang akrab disapa Mama Lian adalah Istri dari Dominikus Wonda selaku Agen BRILink di wilayah Desa Nangadhero, mengaku bahwa layanan BRI LINK akhir-akhir ini terkendala jaringan. Jaringan internet yang buruk membuatnya terkadang mengalami kendala dalam melayani Nasabah BRI yang melakukan transaksi tarik tunai dan stor tunai via Mesin elektronik BRILink Miliknya.
“Akhir-akhir ini layanan BRI LINK terkendala jaringan, terkadang kita kewalahan melayani Nasabah yang datang untuk stor tunai maupun tarik tunai” keluhnya kepada media ini.
Lebih lanjut Mama Lian menjelaskan bahwa, semenjak tutupnya layanan Teras BRI Maropokot dan terganggunya layanan ATM pada teras BRI tersebut, jumlah pelanggan yang datang untuk melakukan transaksi meningkat dari hari-hari sebelumnya. Pelanggan yang datang terdiri dari para petani, nelayan hingga pegawai kantoran dengan berbagi kebutuhan, misalnya untuk transfer dana pendidikan untuk anak sekolahan yang berada diluar daerah, membayar tagihan listrik dan kebutuhan online lainya.
“Semenjak teras BRI tutup dan ATM eror, pelanggan makin banyak. Pelanggan bermacam-macam, ada petani dan nelayan biasanya mereka transfer uang untuk anak sekolah yang kuliah diluar, ada juga pegawai mereka biasanya untuk kebutuhan bayar listrik dan tagihan-tagihan online,” tukasnya.
Akibat dari buruknya layanan jaringan BRILink tersebut berdampak pada proses transaksinya. Terkadang agen dirugikan karena pada transaksi tunai, uang pada rekening pelanggan tidak terpotong sedangkan pada pelanggan sudah dibayar tunai.
Beliau berharap agar layanan jaringan BRILink segera diperbaiki kualitas jaringannya supaya dalam pelayanannya terhadap Nasabah dapat dilakukan secara prima dan tidak berdampak merugikan salah satu pihak dalam transaksi elektronik ini.
“Kadang-kadang kita dirugikan, ada peristiwa dimana ketika kita melakukan transaksi tarik tunai misalnya, uang kita sudah bayar ke Nasabah, tapi direkening Nasabah tidak terpotong. Kalau nasabah yang mengerti dan jujur dia akui dan dia kembalikan duitnya, tapi ada juga yang tidak mau tau dan tidak Mau ambil resiko maka kita yang rugi. Kita berharap agar Bank BRI segera memperbaiki kualitas jaringannya, supaya kita bisa melakukan transaksi dengan lebih baik, kita tidak lagi rasa rugi oleh kesalahan transaksi model tadi” demikian tutupnya.
Pada tempat yang sama, Kristin Wawo warga RT 07, Dusun 3, Desa Nangadhero, mengakui bahwa, semenjak tutupnya Teras BRI Maropokot dan tidak berfungsinya mesin ATM di teras BRI Maropokot, kehadiran BRILINK sungguh membantunya dalam melakukan transaksi stor tunai dan tarik tunai melalui Mesin elektronik BRILink. Namun yang menjadi masalah adalah Jaringan layanan yang tidak memadai.
Beliau berharap agar layanan BRI bisa di optimalkan kembali, teras BRI Maropokot dibuka lagi dan Mesin ATM pada teras BRI Maropokot dapat difungsikan kembali untuk kebutuhan Nasabah.
“Selama ini Layanan BRILink cukup membantu sekali, tapi jaringan yang kadang jadi masalah. Kami berharap supaya kualitas layanan BRI bisa diperbaiki, kalau bisa teras BRI dibuka kembali, Mesin ATM bisa diperbaiki kembali karena menurut saya BRILink tidak sama dengan Mesin ATM. BRILink kita dibatasi waktu Agen nya, sedangkan ATM tidak dibatasi waktu, kapan saja kita butuh kita bisa ambil, mau tengah malampun bisa,” demikian tutur Kristin saat dijumpai Media ini ketika sedang melakukan transaksi pada Mesin BRILink milik Dominikus Wonda Jumat, 29 Maret 2018.