Satgas AHT Golkar NTT Kawal Persoalan Kemanusiaan
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Satuan Tugas Anti Human Trafficking (Satgas AHT) DPD Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Tim Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang dan jaringan aktivis yang bergerak dalam isu TKI bersama perwakilan Sinode GMIT menjemput jenazah Alm. Gabriel Saka di Bandara El Tari Kupang, Kamis (12/7/2018).
Alm. Gabriel Saka diketahui sebagai TKI asal Desa Klukengnuking, Kecamatan Wotanulumado, Adonara, Kabupaten Flores Timur ini merupakan korban meninggal di Perairan Penawar, Bandar Penawar, Johor Malaysia Barat pada Rabu (4/7/2018) lalu.
Juru bicara Satgas Anti Human Trafficking DPD Golkar NTT Riesta Megasari bersama Sekretaris Satgas Laurensius Leba Tukan kepada wartawan di Kupang, saat menjemput jenazah Alm. Gabriel Saka mengatakan, sudah menjadi kewajiban Satgas Anti Human Trafficking DPD Golkar NTT untuk memberikan perhatian terhadap persoalan kemanusiaan seperti ini.
“Kami bekerja dalam jejaring sehingga setiap ada peristiwa seperti ini kami terlibat langsung untuk membantu kelancaran pemulangan jenazah, termasuk memantau segala persiapan yang berkaitan dengan korban. Jika ada hal-hal yang perlu kami tangani langsung maka bersama dengan tim aktifis lainnya mencarikan solusi,” ujar Megasari.
Dikataknnya, jenazah Alm. Gabriel Saka setelah tiba di Kupang disemayamkan di RSUD Yohanes Kupang dan selanjutnya besok Jumat, (13/7/2018) diterbangkan ke kampung halamannya di Desa Klukengnuking, Kecamatan Wotanulumado, Flores Timur dengan pesawat Garuda melalui bandara Frans Seda Maumere.
“Teman-teman dari BP3TKI Kupang sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga di kampung halamannya untuk penjemputan,” kata Mega.
Dikatakan Mega, semakin banyak TKI asal NTT baik itu melalui prosedur maupun non prosedural yang dikirim pulang dalam kondisi tidak bernyawa tetapi belum bisa membuat Pemerintah Daerah NTT tergerak untuk lebih serius menangani persoalan TKI.
“Menurut penilaian berbagai lembaga di tingkat Nasional, NTT sudah masuk darurat human trafficking, sehingga kita berharap pada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang baru terpilih ini untuk bekerja lebih serius menangani persoalan TKI asal NTT,” katanya.
Dia juga berharap pemimpin NTT yang baru, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi agar setelah dikukuhkan sesegera mungkin membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di setiap kabupaten di NTT untuk melatih para calon tenaga kerja NTT agar trampil dan berdisiplin tinggi.
“Kami juga mengharapkan agar dibentuk juga Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) untuk calon tenaga kerja di NTT. Dan sesuai kondisi NTT maka ditempatkan di empat titik yaitu di Sumba, Kupang, Labuanbajo dan Maumere,” ujar Mega.