Perawat Harus Menyapa Pasien Jangan Tunggu Disapa

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Menjadi perawat sebuah pekerjaan yang paling mulia untuk merawat setiap warga yang sakit. Oleh karena itu, tunjukkan identitas perawat sesungguhnya dalam pelayanan kesehatan.

Pekerjaan paling mulia perawat untuk merawat orang lain yang sakit. Perawat harus ramah, tidak boleh arogan dalam memberikan pelayanan, karena anda perawat hadir untuk melayani orang yang sakit.

Tegas Wakil Bupati Belu, J. T Ose Luan saat sambutan Rakerwil II Seminar Nasional Keperawatan & T.O.T Terintegritasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) NTT di hotel Matahari, Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL, Kamis (12/7/2018).

Dikatakan, perawat harus mengetahui tentang kode etik sebagai seorang perawat. Harus mengetahui dan memahami secara baik seperti apa pelayanan yang sesuai standar operasional prosedur (SOP).

“Saya harap perawat di Rumah Sakit Mgr, Gabriel Manek Atambua harus mempunyai standar itu, sehingga bisa melaksanakan tugas pelayanan dengan baik,” tandas mantan Sekda Belu itu.

Menjadi perawat, jelas Ose tidak saja pintar tapi yang utama bagaimana menunjukkan keramahan dalam pelayanan kesehatan sehari-hari. Perawat harus senyum yang menarik, senyum manis dalam memberikan pelayanan.

“Kalau itu diterapkan perawat maka sudah memberikan sugesti kepada pasien,” ujar dia.

Kesempatan itu Ose juga meminta seluruh organisasi kesehatan yang terbentuk tidak boleh saling cemburu, egois. Karena anda hadir untuk melayani, merawat manusia yang sakit. “Tidak boleh ada arogan, cemburu saat melayani orang sakit,” ingat dia.

Akhir sambutan, Ose meminta kepada perawat agar menerapkan 5S yakni, salam, sapa, senyum, sopan dan santun dalam memberikan pelayanan kesehatan. “Perawat harus berikan contoh dan teladan yang terhormat dalam merawat manusia,” pinta dia.

Semantara itu Ketua PPNI Nasional Harif Fadilah mengatakan, ditengah hiruk pikuk negara PPNI tetap menjaga satu yakni persaudaraan. Perawat mereka dilahirkan dari satu rahim dan budaya yang kmi kembangkan dalam organisasi ini terus terjaga sampai ada profesi perawat di Indonesia.

“Para perawat jaga persaudaraan yang ada, mudah mudah di Indonesia tidak terpengaruh dengan hiruk pikuk yang sementara terjadi, junjung tinggi Pancasila dasar negara Bangsa Indonesia,” ujar dia.

Harif meminta, agar seluruh perawat meningkat pengetahuan anggota, martabat dan kode etik perawat. PPNI harus mempersatukan seluruh perawat di Indonesia untuk menunjang pembangunan Indonesia.

Dikatakan, peran yang sudah diberikan PPNI harus eksis. Perawat harus berbuat terbaik dalam pelayanan kesehatan, karena perawat ditunjuk untuk melayani, karena itu berbuatlah sebaik mungkin sesuai aturan yang berlaku.

“Tiga tanggungjawab PPNI yakni, meningkatkan kualitas pelayanan, harus terus menerus mengembangkan profesi melalui kegiatan advokasi dan bagaimana menjawab tantangan terhadap kesejahteraan perlindungan terhadap anggota,” ucap dia.

Harif berharap, para perawat diseluruh Indonesia khususnya di wilayah NTT tetap menjadi mitra Pemkab untuk memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NTT, Dominikus Minggu ketika membawakan sambutan Gubernur berharap agar himpunan PPNI di NTT dapat memanfaatkan keberadaan organisasi ini secara baik dalam pelayanan kesehatan bagi warga.

“Ini demi kelangsungan PPNI dalam meningkatkan perawat yang profesional dalam pelayanan, sehati sesuara dalam membangun pelayanan bagi masyarakat,” pinta Minggu.

Untuk diketahui, Rakerwil II yang bertajuk, penguatan kelembagaan peran dan fungsi PPNI dalam meningkatkan kapasitas pengurus manajemen keanggotaan serta pelayanan kesehatan keperawatan di Propinsi NTT dihadiri perwakilan pengurus PPNI dari 12 Kabupaten/Kota termasuk perawat dari negara Timor Leste.