Jelang Hari Raya Idul Fitri Harga Sembako Di Pasar Halilulik Tak Ada Kenaikan
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Wakil Bupati Belu, J.T Ose Luan melakukan pantauan ke pasar Halilulik di Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Timor Barat wilayah perbatasan RI-RDTL, Kamis (7/6/2018).
Disaksikan media pantauan di pasar tradisional pada pukul 06.00 Wita dimaksudkan dalam rangka mengantisipasi harga sembilan bahan pokok (sembako) jelang hari raya Lebaran Idul Fitri di wilayah Belu.
Turut mendampingi Wakil Bupati Belu dalam pantauan itu Asisten II Setda Belu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Belu, Sekertaris Peternakan, Kabag Ekonomi Kabag serta Kabag Protokol dan Komunikasi Publik Setda Belu.
Dalam pantauan itu Wabup Ose meninjau satu persatu lapak dan los pedagang yang ditempati para pedagang dan sesekali terlihat berbincang dengan para pedagang terkait harga barang-barang dagangan.
Selain memantau harga sembako, Wabup Ose juga menyempatkan diri melihat bangunan los pak daging milik Dinas Peternakan. Kondisi bangunan yang terketak di kompleks pasar terbesar di perbatasan Belu itu tidak dimanfaatkan.
Usai pantau kepada media Ose menuturkan, tidak ada gejolak harga sembako di pasar Halilulik. Semua sembako tidak ada kenaikan harga, terbukti harganya masih normal dan mempengaruhi hari raya lebaran Idul Fitri.
“Tidak ada gejolak harga, karena hasil petani lagi surplus. Seperti tadi harga jagung per kilo Rp 4000 dan beras per kilo Rp 8000 bahkan harga di bawah Bulog. Jadi harga sembako di pasar Halilulik tidak mempengaruhi Idul Fitri,” kata dia.
Lanjut Ose, sebenarnya pantauan pagi ini untuk melihat bagaimana pemanfaatan ruang atau space pada pasar ini dan juga melihat bagian-bagian mana yang selama ini terlantar dan tidak terpakai dan kita lihat ada seperti bangunan los daging milik Peternakan.
Dikatakan, pasar Halilulik masih belum tertata dengan baik, sehingga diminta kepada Dinas Teknis yang berkaitan dengan pasar segera membenahi los-los pasar dan memanfaatkan gedung yang ada secara maksimal.
“Ini selesai bangun tapi out cam tidak ada. Kalau bisa segera direhap agar bangunan bisa dimanfaatkan kembali. Selain itu juga harus ditata dengan baik kandang-kandang ayam dan lainnya sehingga rapi,” ujar Ose.
Ditururkan, pasar Halilulik merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kabupaten Belu. Untuk tingkat pendapatan melalui distribusi dalam pasar sehari bisa mencapai sekitar dua juta rupiah.
Lanjut Mantan Sekda Belu itu, terkait kondisi pasar yang belum tertata dengan baik diminta kepada Dinas Teknis Ose meminta agar mengatur pembagian los sesuai jenis dagang. Dengan demikian aktifitas berjalan lancar dan tidak macet lalulintas seperti yang terjadi.
“Yang paling bagus untuk jenis-jenis penjualan seperti hewan seperti yang tadi kita lihat mereka di depan pinggir jalan. Sehingga semua pedagang dalam satu kompleks pasar,” pinta Ose.