Turis Asing Keberatan dengan Tarif Masuk TN Kelimutu
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Sejumlah turis asing atau wisatawan mancanegara pecinta alam yang biasa mengunjungi obyek wisata Taman Nasional (TN) Danau Tiga Warna Kelimutu di Moni, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merasa keberatan dengan kebijakan naiknya tarif masuk ke lokasi wisata tersebut.
“Mereka keberatan karena naiknya sangat tinggi bahkan perbandingan nominalnya dengan wisatawan domestik sangat jauh berbeda,” kata seorang pemandu wisata, Robertus Riwu yang dihubungi dari Kupang, Kamis (1/2/2018).
Menurur Robert, penerapan harga yang dibuat pemerintah dan pengelola taman nasional itu sangat tidak berimbang dan tidak mempertimbangkan kondisi wisatwan yang beekunjung ke lokasi tersebut.
Dia menyebut, awalnya biaya masuk lokasi yang berada di ketinggian yang berjarak sekitar 13 km dari Kampung Moni itu senilai Rp25 ribu bagi wiatawan mancanegara. Sedangkan bagi pengunjung domestik Rp2.000/orang sekali masuk.
Saat ini tarif masuk dinaikan menjadi Rp150 ribu/orang sekali masuk di hari biasa dan Rp225 ribu/orang di hari libur. Sementara bagi wisatwan domestik dikasih tarif Rp5.000/orang sekali masuk di hari biasa dan Rp7.500/orang di hari libur.
Penetapan harga retribusi ini menurut Robert sangat tidak adil dan terlalu tinggi. Bahkan banyak wisatwan mancanegara yang menyampaikan keberatan atas penetapan nilai itu.
“Kami bahkan pernah mencoba membuat semacam simulasi pernyataan terkait nilai itu dan dari 50 wisatwan mancanegara ada sebanyak 40 wisatwan yang menyatakan tidak setuju dengan nilai itu,” sebutnya.
Langkah menjaga agar kondisi penolakan ini tidak berbuntut panjang, Robert megaku telah menyampaikan langsung keberatan para wisatwan ke pihak pemerintah melalui dinas pariwisata kabupaten, provinsi maupun kementerian namun belum ada aksi perubahan.
“Ya kami lakukan ini karena yang dominan datang ke sini rata-rata wisatwan yang masuk kategori wisata beransel alias ‘backpacker’,” katanya.
Meskipun tidak memiliki data pasti dampak terkait tingkat kunjungan ke taman nasional tersebut pascapemberlakuan kebijakan itu namun Robert mengaku akan bisa mengurangi tingkat kunjungan.
“Rata-rata dari mereka (wisatawan mancanegara) itu adalah ‘backpacker’ yang sudah menghitung sejumlah biayanya. Nah ternyata sampai di kelimutu ada perubahan maka akan ada tambahan biaya di luar rencananya. Itu akan membuat wisatwan itu kecewa dengan pelayanan ini,” paparnya.
Dia menilai, kenaikan retribusi masuk ke Danau Kelimutu itu tidak mempertimbangkan sejumlah aspek termasuk nilai kewajaran. Oleh karenanya diharap pemerintah bisa meninjau ulang penetapan nilai itu.
“Ya saya kira nilai kewajaran harus dipertimbangkan dalam penetapan retribusinya agar tetap menjadi pilihan bagi wiasatawan mancanegara pencinta wisata alam,” katanya.
Dia menambahkan wisatawan mancanegara yang mendominasi kunjungan ke Danau Kelimutu selama ini adalah berasal dari Belanda dan Prancis. “Ya yang dari sejumlah daerah di Pulau Jawa seperti Jakarta juga banyak,” ujarnya.