Ini Alasan Direktur PDAM Belu Rekrut Karyawan Baru

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Kebijakan yang diambil Direktur PDAM Kabupaten Belu, Yunius Koi Asa dengan merekrut sebanyak 14 karyawan baru pada instansi tersebut menuai masalah yang dilayangkan karyawan dengan menyatakan mosi tidak percaya pada Direktur.

Kendati demikian Direktur PDAM yang kerap disapa Yun ketika ditemui awak media, Kamis (18/1/2018) di ruang kerjanya mengatakan, persoalan terkait perekrutan karyawan baru yang menjadi persoalan internal mempunyai alasan lain guna meningkatkan serta memajukan pelayanan kepada warga konsumen.

“Tentang beberapa tenaga yang saya pakai untuk menjadi tenaga perawatan dan lain sebagainya di lapangan. Hasilnya kami kerja, mereka tidak duduk malah mereka kerja lebih serius dari pegawai organik, dan mereka tidak wajar kerja seperti ini kita kasih uang transportasi 500 ribu,” ujar dia.

Sementara lanjut Yun, pegawai-pegawai disini ada yang datang dan tidak datang tapi kerjanya begitu-begitu lalu tuntut hak mereka. Bagaimana kita punya pengkajian kalau kita tidak perbaiki bocor diluar kita punya pendapatan dan penerimaan semakin kurang karena air bocor tidak sampai di SR.

“Bagaimana masyarakat mau bayar, itu berarti kita pendapatan semakin kurang. Kan ada massa sampai 58 baru pensiun, kalau tidak ada tidak mungkin kita pecat sembarang kecuali ada permintaan,” kata dia.

Jelas Yun, meskipun ada mosi tidak percaya, tidak ada penolakan dan mereka (karyawan) tetap bekerja seperti biasa. Selain itu juga ada tenaga teknik sipil yang direkrut untuk gambar dan lainya. Hasilnya dari gambar mulai nampak ada hasilnya mulai nampak ada dukungan dana dari pusat.

Baca juga : Tingkatkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Lewat Komsos Koramil Atapupu Dengan Kommas

“Tidak mungkin sarjana teknik kita kasih upah 500 ribu tidak sebanding dengan profesinya. Ada juga yang rela mau dikontrak sesuai UMR Pemkab. Kita juga rekrut tenaga teknik lingkungan terkait kulaitas air kesehatan lingkungan terkait air yang akan dikonsumsi masyarakat, juga rekrut tenaga kimia untuk mutu air,” urai dia.

Menurut dia, selama ini ada karyawan yang tidak pernah mencatat meteran dan mereka hanya estimasi dan itu tidak bisa dibiarkan kalau data rekayasa. Kalau suatu saat ada masalah atau dikomplain air tidak keluar, juga apabila air yang dikonsumsi racun saya yang akan digugat sebagai Direkturnya.

“Berarti saya sebagai pimpinan menempatkan orang yang tidak berkualitas. Kami sering turun lapangan dan temui warga cek kalau air tidak keluar tidak usah bayar dan lapor ke petugas supaya mereka upaya untuk airi. Karena itu direkrut juga tenaga di sekretariat untuk adminitrasi.” kata dia.

Lanjut Yun, untuk tenaga pencatat meteran sesuai permintaan Bupati saat ini kita pakai tenaga lepas. Mereka cukup satu kali catat meter dengan harga 1000 rupiah. Kalau 500 meter yang dicatat maka mereka akan menerima 500 ribu dalam sebulan dan mereka cukup mengantar angka meteran saja tidak perlu berkantor.

“Perekrutan yang kita lakukan itu juga bagian dari regenerasi. Dari sekitar 93 pegawai organik, kalau sekitar 20-an mendekati usia 50 tahun, tahun ini ada 4 pensiun, juga tahun berikutnya, kapan lagi mereka belajar sistem pelayanan secara optimal,” ucap Yun.