Diduga Ulah Syahbandar Pelabuhan Reo, Distributor Semen dan Kontraktor di Manggarai Merugi
Laporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Diduga ada perlakuan tidak adil dari pihak Syahbandar Pelabuhan Reo, kecamatan Reok, kabupaten Manggarai, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sejumlah distributor semen dan kontraktor lokal di daerah itu mengeluh dan mengaku merugi, akibat dari tersendatnya pendropingan semen kepada supplier oleh karena buruknya pelayanan di pelabuhan Kedindi Reo, Kabupaten Manggarai belakangan ini.
Pasalnya, manajemen pelayanan di pelabuhan itu akhir-akhir ini amburadul, tidak rapih alias tidak teratur, kata dua Narasumber terpercaya yang enggan dimediakan namanya, kepada NTTOnlinenow.com, Senin, 12 September 2018 di Reo.
Tersendatnya penyaluran semen itu berdampak langsung pada sejumlah pembangunan yang sedang berjalan di daerah itu saat ini.
Diduga ada perlakuan yang tidak adil dari pihak Syahbandar atau pihak tertentu yang sengaja bermain kotor. Bagaimana tidak berprasangka, lanjut Sumber tersebut, sebab sudah berjalan 14 hari lamanya, kapal mereka mengantri disana.
“Kami sangat rugi. Kami menduga ada permainan kotor disini. Bayangkan sudah 14 hari kapal kami antre di pelabuhan Reo ini. Biasanya bongkar muatan itu tidak terlalu lama seperti ini. Setiap kali kami hendak membongkar muatan, selalu saja diusir keluar oleh pihak syahbandar yang punya kuasa di Pelabuhan ini. Misalnya, ada kapal lain yang hendak bersandar, maka oleh syahbandar, kapal kami disuruh pindah sehingga terpaksa bongkar muatan ditunda lagi. Padahal ada kapal lain yang tidak berurusan atau kosong yang mestinya harus keluar dari dermaga, namun mereka justru membiarkan kapal itu disitu,” tutur Narsum tersebut.
Baca juga : Penyaluran Rastra di Manggarai dan Matim Baru 56 Persen, Belasan Desa Lainnya Masih Nol Persen
Kekesalan yang sama pula datang dari sejumlah kontraktor lokal di daerah itu. Pasalnya sejumlah proyek fisik yang tengah berjalan saat ini di Manggarai turut berdampak langsung.
Sebut saja misalnya ratusan proyek pembangunan rumah layak huni yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun ini. Juga proyek desa yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) terancam terlambat.
“Kitakan diburuh waktu. Sebelumnya pasir ditutup, giliran pasirnya mau dibuka, tapi sepertinya giliran semennya lagi yang susah,” katanya.
Lagi-lagi diduga ada pihak tertentu yang sengaja bermain api alias bermain kotor.
Mereka meminta pemerintah kabupaten Manggarai bersama pihak berwajib untuk segera melakukan investigasi lapangan agar kasus ini segera terselesaikan dengan baik.
Dan kepada pihak Syahbandar Pelabuhan Reo untuk tidak melakukan praktik tindakan semena-seman dalam artian main kuasa.
“Kalau bisa pengaturannya lebih baik lagi. Dan harus mempertimbangkan waktu kami juga,” pungkas Narsum tersebut.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Syahbandar Reo sendiri belum berhasil dikonfirmasi.