Perempuan NTT Harus Bersatu Tangkal Radikalisme
Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Seluruh komponen perempuan di NTT harus bersatu untuk menangkal pengaruh radikalisme agar generasi muda daerah ini tidak terpengaruh dengan hadirnya paham seperti itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan ataupun hadir di lembaga pendidikan yang dikemas dalam sejumlah kegiatan yang nampaknya sangat positif.
Penegasan ini disampaikan Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) NTT, Kristofora Bantang kepada wartawan di Kupang, Jumat (18/8/2017).
Kristofora yang biasa disapa Feni ini mengatakan, organisasi yang dipimpinnya telah mendatangi Kesbangpol NTT sebagai wadah pembinaan organisasi- organisasi untuk berdialog tentang situasi bangsa saat ini. Pertemuan itu dilandasi oleh keprihatinan BKOW dengan hadirnya ormas- ormas penganut radikalisme yang terus menyebarkan paham- pahamnya kepada generasi muda.
Sebagai bagian dari elemen bangsa ini, lanjut Feni yang juga anggota Komisi V DPRD NTT ini, BKOW dituntut untuk memahami kondisi bangsa agar tidak terjadi degradasi nilai- nilai kebangsaan akibat munculnya ormas radikalisme.
Menurutnya, munculnya gerakan radikalisme di sejumlah daerah di tanah air, harus diantisipasi sejak dini agar tidak masuk ke NTT yang terkenal dengan kerukunan hidup yang sangat kuat, baik antarumat beragama maupun kehidupan sosial kemasyarakatan.
Baca juga : Paskibraka Diharapkan Jadi Panutan Generasi Muda
“Untuk menangkal masuknya paham radikal di daerah ini, kita harus bersatu, termasuk di kalangan perempuan. Kalau kita kuat, apapun kuatnya pengaruh negatif yang masuk, bisa dibendung,” kata Feni.
Wakil rakyat dari Fraksi PDIP ini menyampaikan, upaya menangkal masuknya paham radikal itu tidak hanya dalam organisasi, tapi harus dimulai dari dalam rumah tangga masing- masing. Seorang perempuan atau ibu sejak dini harus menyiapkan generasi dari dalam rumah tangga masing- masing akan nilai- nilai kebangsaan dan wawasan nusantara.
Jika seorang anak dari dalam rumah sudah memahami benar tentang nilai kebangsaan dan wawasan nusantara, maka anak tersebut tidak akan terpengaruh oleh paham radikal yang berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan. Apalagi ingin mengubah dasar negara Indonesia, Pancasila.
“Bila perempuan sanggup menanamkan nilai- nilai kebangsaan dan wawasan nusantara yang kuat kepada anak- anaknya, maka dapat dipastikan NTT pasti akan aman dari pengaruh negatif yang dibawakan oleh ormas- ormas pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” tandas Feni.