Ego Sektroal Harus Dihilangkan Demi Pembangunan Rai Belu

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Ego sektoral masing-masing instansi harus dihilangkan guna memajukan pembangunan di daerah perbatasan Belu. Tugas pokok fungsi atau peran setiap instansi telah ditetapkan dalam undang-undang. Namun, bukan berarti di daerah penugasan terbentuk gap atau ego sektoral antar instansi.

“Masih ada ego lintas sektoral sangat tinggi di perbatasan Belu. Ego sektoral ini harus dihilangkan demi kemajuan pembangunan di daerah Belu, juga demi kenyamanan. Mari kita semua duduk bersama cari solusi membangun daerah Belu yang lebih baik lagi,” ujar Kapolres Belu, AKBP Yandri Irsan dalam dialog publik dan deklarasi Persatuan Jurnalis (Pena) Belu perbatasan RI-RDTL, Sabtu (17/6/2017).

Kegiatan bertempat di aula gedung Betelalenok Atambua di hadiri kurang lebih 50-an peserta yang terdiri dari Bupati Belu, Dandim 1605/Belu, Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 712/WT, perwakilan Imigrasi Atambua, Kepala BPJS Cabang Atambua, Kepala LPP RRI Atambua, Kaban Kesbangpol Belu, Dirut LPP TV Belu, Sekertaris Dinas Pemberdayaan Anak dan Perempuan Belu, Sekertaris Dinas Perhubungan, Perwira Polres Belu, Pimpinan Parpol Golkar dan PSI Belu, pengusaha, tokoh masyarakat dan awak media Belu.

Mantan Kapolres Flotim itu menjelaskan bahwa, untuk saat ini kondisi keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah perbatasan Belu termasuk Kabupaten Malaka kondusif. Kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan Belu sangat majemuk, ada banyak suku, ras dan agama yang hidup di rai Belu tercinta dan ini yang membuat Kabupaten Belu indah, dimana toleransi antar umat beragama sangat tinggi.

Kondisi secara personel jauh dibawah standar, kita hanya memiliki 789 personel dan ini terbagi di Kabupaten Belu dan Malaka yang masih jadi wilayah hukum Polres Belu. Tapi hal tersebut tidak menjadi kendala bagi Kepolisian untuk mengatasi kamtibmas. Selain itu persoalan aktivitas penyelundupan barang secara illegal masih marak terjadi di wilayah perbatasan Belu. “Kami hanya butuh sinergitas lintas sektor untuk bersama bangun rai Belu tercinta ini,” pinta Yandri.

Senada Dandim 1605/Belu, Letkol Czi. Nurdihin Adi Nugroho menyerukan kepada instansi lintas sektor agar tepiskan ego sektoral, karena itu akan membuat ketidaknyamanan dan terhambatnya pembangunan di Kabupaten Belu.

Baca : Wujud Toleransi, Pastor, Suster dan Umat Lintas Agama Belu-Malaka Buka Puasa Bersama

“Singsingkan lengan baju, mari kita sama-sama membangun kabupaten Belu ini. Tidak usah ego sektoral, tidak usah klaim menang-menang, karena menang jadi arang kalah jadi abu, ujar dia.

Nurdihin menghimbau pada semua pihak, mari sama-sama membangun suatu situasi kerjasama yang baik. Juga dengan para awak media yang melakukan pengawasan, pengontrolan atau pendampingan secara bijak menyampaikan informasi dengan kata-kata yang memang betul-betul sesuai realitas, boleh kritik tapi jangan provokatif. Namun juga awak media memberikan masukan yang positif tidak hanya bersifat kritik saja tapi masukan positif yang membangun.

Dikatakan, budaya telat dan molor masih terlihat di wilayah Belu dan ini sangat berdampak pada kinerja. Oleh karena itu mari sama-sama kita benahi sedari dini karakter-karakter yang nantinya akan menjerumuskan kita sendiri ke hal-hal yang tidak produktif. Program-program Pemda sudah berjalan dengan baik, kalau memang haruskan masyarakat yang negatif ini kita tidak rubah sedari dini tentunya akan menjadi beban kedepan. Ini juga akan mempengaruhi sektor-sektor khususnya sektor pertahanan. “Ini kembali pada karakter. Pembangunan karakter dilakukan sedini mungkin diberbagai bidang demi kemajuan pembangunan daerah dan kesejahteraan warga,” ucap dia.

Dansatgas Yonif Raider 712/WT menuturkan, selain bertugas menegakkan kedaulatan NKRI di tapal batas dengan negara timor leste, pihaknya juga telah memperluas penjabaran dari tugas yakni mencegah penyelundupan. Selain itu membantu baik itu Pemda maupun dengan instansi terkait seperti Kepolisian, Kodim, Beacukai, Imigrasi dan Karantina.

“Jadi memang kita tidak bisa berdiri sendiri mempertahankan ego sektoral itu tidak bisa. Sebagai Satgas pengaman perbatasan termasuk semua unsur elemen dan instansi terkait mempunyai kewajiban yang sama menjaga kedaulatan KNRI di tapal batas Belu,” ucap dia.

Bupati Belu Willybrodua Lay mengatakan, dirinya tidak menyalahkan penyelundup karena mungkin kebutuhan ekonomi juga lainnya. Dari hal ini menghimbau tidak cukup tapi Pemerintah harus membuka kesempatan kerja pemberdayaan masyarakat sehingga kasus-kasus seperti perjudian, penyelundupan dapat teratasi.