Dualisme Kepemimpinan PKB Sumba Timur Diduga Ada Kepentingan Elit Politik

Bagikan Artikel ini

Laporan Mohammad Habibudin
Kupang, NTTOnlinenow.com – Kepengurusan ganda atau dualisme kepemimpinan terjadi pada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Awalnya partai tersebut masih di pimpin oleh Paulus Kabubu Tarap sebagai ketua dewan Tanfis DPC PKB Sumba Timur periode 2012-2017 yang akan berakhir pada bulan September 2017 akan datang, namun para elit telah melakukan Musyawarah Cabang Luar biaasa (MUSCABLUB) pada Jumat (12/5/2017) kemarin dengan melahirkan ketua baru yakni H. Abdul Samad bersama H. Mohammad Zen Bunga.

Ketua DPC PKB Sumba Timur, Paulus Kabubu Tarap ketika ditemui NTTOnline, Sabtu (13/5/2017) mengatakan, dalam kaitan dualisme kepemimpinan PKB Sumba Timur periode 2012-2017 kami pengurus masih sadar dan eksis dan Muscab yang dilaksanakan kubu Abdul Samad dan Moh.Zen Bunga adalah Muscab cacat hukum dan tidak dibenarkan.

“Jadi kami pengurus periode 2012-2017 masih tetap berjalan, karna pelaksanaan Muscab itu kami tidak pernah diberitahukan atau diinformasikan bahwa apa kesalahan kami, apa pelanggaran kami berhadapan dengan kode etik partai dan AD ART,”ungkapnya.

Baca : Tol Laut Belum Dimanfaatkan Maksimal Masyarakat Sumba Timur

Menurut Paulus, kami pengurus tetap eksis dan berjalan karna saat ini kami telah membentuk PAC-PAC di kecamatan dan lagi Tiga PAC yang belum dibentuk, namun tiba-tiba ada Muscab “Yah,, ini sudah jelas-jelas ada kepentingan elit politik, kalau begini caranya PKB bukan sebagai partai idaman orang sekarang tapi akan hancur bila perlakuannya seperti ini,” tandasnya.

Lanjut Paulus, walaupun Muscab yang dilakukan oleh kubu Abdul Samad dan H. Moh. Zen Bunga melahirkan kepemimpinan baru namun kami tidak menganggapnya itu karna kami anggap pelaksanaan Muscab itu tidak sah dan tak profesional.

“Saya minta ketua dan sekretaris DPW Propinsi pak Yukundianus Lepa dan Alomaloladi tampil secara profesional jangan hanya diam dan mendengar, kita buat pertemuan dengan pengurus dan bahas apa permasalahannya sehingga adanya dualisme kepemimpinan,”pungkasnya.