Butuh Cara Yang Inovatif Sosialisasi Bahaya “Trafficking”

Bagikan Artikel ini

Laporan Nyongki Mauleti
Kupang, NTTOnlinenow.com – Masalah perdagangan manusia (Human Trafficking) khususnya perempuan dan anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya di Kabupaten Kupang yang sampai saat ini cukup sulit diberantas sampai ke akar masalahnya, padahal berbagai upaya telah dilakukan untuk pencegahannya. Butuh cara-cara pencegahan dini yang lebih innovatif, agar mudah dipahami masyarakat,

Demikian dikatakan Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, dalam sambutannya yang dibacakan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kupang, Drs. Hendrik Paut, M.Pd, saat membuka Acara Pemilihan Duta Trafficking yang digelar di sekolah Reformasi Tarus, Rabu (9/11/2016).

Paut mengatakan, sebagai kabupaten yang memiliki penduduk angkatan kerja dengan penganggur atau setengah penganggur yang cukup tinggi karena minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia, maka kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menawarkan berbagai jenis pekerjaan dengan janji-janji muluk serta mengabaikan proses dan prosedur yang berlaku, sehingga pada akhirnya calon tenaga kerja yang hendak mengatasi masalah ekonominya, malah justru menjadi korban perdagangan orang.

Menurutnya, Sebagaimana yang termuat di media-media bahwa isu yang lagi trend dan menyita perhatian semua masyarakat saat ini, adalah masalah perdaganggan orang atau human trafficking yang menyebabkan korban meninggal dunia dengan tidak wajar. Hampir 100 persen korban adalah perempuan dan anak, hal ini sungguh suatu ironi bila menyaksikan banyak lahan tidur di desa dan potensi sumber daya alam lainnya yang diabaikan begitu saja dan mereka lebih mengikuti ajakan yang pada akhirnya menyesatkan.

“Saat ini perdagangan orang bukan lagi merupakan fenomena sosial biasa, tetapi merupakan kejahatan luar biasa yang dilakukan sindikat baik secara terorganisir maupun yang tidak terorganisir. Dalam situasi dan kondisi seperti ini maka dibutuhkan upaya yang sistematis oleh seluruh pemangku kepentingan untuk mencegah dan memberantas perdagangan orang. Salah satu upaya yang memang perlu terus dilakukan adalah sosialisasi atau penyebarluasan informasi dengan berbagai cara. Bila hari ini sampai tiga hari kedepan kita mengadakan pemilihan duta anti trafficking dengan berbagai metode seperti yang dilaporkan pelaksana maka hal ini perlu dipahami sebagai suatu inovasi dalam penyampaian informasi dan perlu mendapat perhatian dari kita semua, sekali lagi saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena tujuan dan sasarannya jelas dan terukur,” kata Paut.

Menurut Paut, persoalan perdagangan manusia adalah pelanggaran berat hak azasi yang membutuhkan penanganan secara komprehensif tetapi harus terencana dan terkoordinasi dengan melibatkan semua pihak. Dengan keterbatasan yang ada baik oleh pemerintah, LSM, swasta maupun masyarakat maka sifat komplementer atau saling melengkapi dalam nuansa kebersamaan tentu akan sangat berdampak pada keberhasilan pemberantasan masalah perdagangan orang di NTT khususnya di Kabupaten Kupang.

Baca: Paket Sahabat Terus Berkampanye

Sehubungan dengan itu dirinya berharap bahwa lomba ini selain sebagai ajang untuk aktualisasi diri dan mendapatkan penghargaan, lomba inipun sebagai ajang untuk menyerap dan selanjutnya menyebarkan informasi terkait dengan upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang. “Minimal pengetahuan yang didapat bisa disampaikan kepada saudara serumah, teman sekelas, teman sekampung dan teman di media sosial bahkan teman spesial,” Ujarnya.

Selain itu, tambah Paut, melalui kegiatan ini para juri diharapkan dalam memberikan penilaian yang obyektif dan kredible, akan turut mendongkrak nilai dari ajang yang baru pertama kali digagas dan dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan kepada penyelenggara dalam hal ini rumah perempuan yang bermitra dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak disampaikan terima kasih karena telah memberikan inspirasi bagi Pemkab Kupang untuk mengembangkan kegiatan yang lebih inovatif terutama dalam hal memberikan informasi pembangunan.

Sementara itu dalam laporan panitia yang disampaikan oleh Direktris Rumah Perempuan Kupang, Libby Ratuarat Sinlaeloe mengatakan, dalam konteks pencegahan, informasi terkait terkait bahaya trafficking masih sangat minim, terutama bagi perempuan dan anak. Ada perbedaan antara perempuan dan anak di kota, terutama yang berada di daerah terpencil yang sulit untuk mengakses informasi.

Untuk itu, kata Libby, perlu ada upaya bersama yang melibatkan semua stakeholder terutama kelompok perempuan dan anak dalam rangka meningkatkan kesadaran kritis terkait bahaya perdagangan orang. metoda yang digunakan dalam melakukan kampanyepun kurang kreatif, sehingga terkesan membosankan dan tidak menarik sama sekali. Sehingga kampanye kampanye yang dilakukan tenggelam dari pihak pihak tertentu yang tidak mampu memberikan informasi yang proporsional.

“Merespon persoalan diatas,Rumah Perempuan Kupang, melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi Human Trafficking bersama sama dengan Pemerintah Kabupaten Kupang dengan dukungan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan (KPP-RI). Saat ini KPPA-RI mendukung Kampanye pencegahan Human Trafficking di lima Propinsi aantara lain di NTT (Kabupaten Kupang). Sosialisasi kali ini tidak dalam bentuk ceramah, tapi dibentuk dalam pentas seni, dengan harapan tidak membosankan, karena dengan menjiwai peran, karakter yang diperankan dalam karya seni masing masing anak, akan mudah diserap. Target kami kegiatan ini dilakukan menyasar pada anak, karena anak anak adalah masa depan bangsa, mereka adalah agen perubahan di Kabupaten Kupang, dengan mengetahui informasi tentang Human Trafficking maka mereka akan memahami apa yang akan mereka lakukan, serta sensitifitas anak akan terbangun ketika melihat, mendengar dan mengetahui tentang Human Trafficking,” kata Libby.

Libby mengatakan, pemilihan Duta Trafficking penting dilakukan untuk menjaga sustanability, dengan menyandang predikat sebagai “DUTA“ maka, kegiatan in tidak berhenti hari ini tetapi akan menjadi tanggungjawab kita bersama, terutama para DUTA ANTI TRAFFICKING, yang mana mereka tidak hanya mengkapanyekan tentang bahaya Human Trafficking, tetapi juga akan mempromosikan potensi wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Kupang. Serta Pemilihan Duta ini akan ditetapkan 20 orang, yang nantinya akan mewakili kabupaten kupang, bersama sama dengan 80 orang duta lainnya yang diambil dari empat propinsi di Indonesia, untuk mengikuti training di Jakarta.

“Tujuan dari kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran anak tentang bahaya perdagangan orang, dan meningkatnya sensitifitas anak dalam mendeteksi dini persoalan perdagangan orang, serta meningkatnya respon anak dalam upaya pencegahan dan penanganan persoalan perdagangan orang. Peserta kegiatan ini sebanyak 24 sekolah, yang terdiri dari sekolah-sekolah tingkat SMP dan SMA yang ada di Kabupaten Kupang,” tutupnya.