BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Kredit 2016 Jadi 7-9%
Jakarta, NTTOnlinenow.com – Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit dari sebelumnya 10-11% menjadi 7-9% di 2016. Proyeksi ini mengacu pada laju pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diprediksi antara 4,9-5,3%, lebih rendah dari sebelumnya 5-5,4%.
“Sebelumnya kami perkirakan dua digit tapi dari kajian kami single digit,” ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, (19/8/2016).
Catatan BI, pertumbuhan kredit Indonesia masih tercatat relatif rendah, bahkan berada di bawah 3% (year to date). Meskipun demikian, Agus memprediksi sektor swasta mulai pulih, sehingga investasi swasta akan membaik di semester II 2016.
“Kami juga mendorong peningkatan kebijakan makro prudensial yang melonggarkan loan to value (LTV),” ucap Agus.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penggunaan suku bunga acuan baru 7 days repo rate juga diharapkan mampu mendorong peningkatan realisasi penyaluran kredit hingga akhir tahun.
Penerapan acuan baru suku bunga oleh BI ini diharapkan dapat meningkatkan transmisi kebijakan yang ditandai respon yang cepat dari perbankan saat suku bunga acuan mengalami penurunan. Suku bunga bank yang lebih rendah tentu diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengajukan kredit atau pinjaman perbankan .
Kondisi Perbankan
Agus menambahkan, sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Pada akhir Triwulan II 2016, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 22,3% dan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada pada level 20,3%.
Sementara rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada di kisaran 3,1% (gross) atau 1,5% (net). Selain itu, transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terus berlangsung, tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit.
Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 8,9% (yoy), meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,7% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar 5,9% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,4% (yoy).
“Bank Indonesia meyakini pelonggaran kebijakan moneter dan makro prudensial yang dilakukan serta implementasi UU Pengampunan Pajak dapat meningkatkan pertumbuhan kredit guna mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan,” pungkas Agus. (detik.com)