Hilang Sejak Oktober, Pensiunan Guru di Belu ditemukan Meninggal Tinggal Tulang

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Seorang warga ditemukan meninggal tinggal tulang di Wehali, Dusun Fatutour, Desa Toheleten, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL, Senin (20/11/2023).

Informasi yang berhasil dihimpun media, diketahui mayat kerangka tersebut merupakan seorang pensiunan guru berinisial PLA warga kampung baru, Dusun Laemea, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen.

Korban diketahui telah menghilang dari kediamannya di Dirun sejak akhir tanggal 28 Oktober lalu hingga ditemukan telah meninggal tinggal tulang. Kasus kehilangan itu telah dilaporkan keluarga ke Polsek Lamaknen pada tanggal 3 November lalu. Tapi yang bersangkutan telah menghilang sejak akhir Oktober.

Terpisah, Kasi Humas Polres Belu, AKP I Ketut Karnawa yang dikonfirmasi media membenarkan adanya penemuan sesosok mayat oleh masyarakat desa Toheleten di hutan kelelawar Wehali, dusun Fatutour, Kecamatan Raihat sekitar pukul 13.30 Wita.

Dijelaskan bahwa, korban seorang pria bernama Petrus Lelo Atok usia 78 tahun pensiunan guru yang beralamat di Kampung Baru, Dusun Laemea, RT 02/RW 01, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen.

Dikatakan, dari pengakuan saksi Dominggus Taro bahwa dirinya sedang melakukan gembala sapi di hutan kelelawar dan saksi Muti Bere berjalan menuju lereng bawah gunung.

“Saksi mengecek dan setelah sampai tempat tujuan dirinya terkejut melihat ada tulang manusia dan sepasang celana, baju ditempat tersebut. Kemudian saksi melihat ada kepala manusia yang sudah tinggal tengkorak,” urai Ketut.

Kasus temuan tersebut selanjutnya dilaporkan ke Kantor Desa, sehingga aparat desa melaporkan kejadian tersebut kepada Bhabin Kamtibmas desa Toheleten. Lalu keluarga bersama aparat desa dan anggota Bhabin Kamtibmas Desa Toheleten melakukan evakuasi jenazah untuk dibawah rumah korban.

“Korban menghilang dari rumah karena mengalami penyakit pikun atau lupa ingatan, kelurga sudah mencari selama ini namun tidak ditemukan sehingga keluarga membuat informasi dimedia sosial dan setiap kantor polisi untuk melakukan bantuan pencari jenasah, dan jenasah mengalami penyakit asma,” terang dia.

Diketahui, menurut keluarga almarhum, bahwa almarhum punya penyakit pikun atau lupa ingatan. Korban menghilang dari rumah sejak tanggal 28 Oktober 2023. Korban mempunyai penyakit Asma.

“Dari pihak keluarga menolak untuk dilakukan Autopsi terhadap jenasah dan menerima kematian almarhum sebagai musibah. Keluarga almarhum tidak menuntut untuk proses lanjut sehingga dari keluarga telah membuat surat pernyataan penolakan autopsi mayat dan berita acara penolakan autopsi mayat yang ditanda tangani pihak keluarga,” pungkas Ketut.