Pengurus IWSS TTU Dilantik, Hj. Kumalawati Sampaikan Isue Utama Program Kerja Organisasi
Laporan Judith Lorenzo Taolin
Kefamenanu, NTTOnlinenow.com – Pengurus Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)resmi dikukuhkan dan dilantik, Sabtu (27/11/2021).
Para pengurus IWSS Kabupaten TTU dilantik oleh Ketua IWSS Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr.Ir. Andi Hj. Kumalawati, MT.
Ketua IWSS Kabupaten TTU terpilih Hj. Irma Suriyani, dalam sambutannya di depan pengurus dan para tamu undangan mengajak anggota IWSS turut berkarya.
“Pelantikan pengurus IWSS hari ini, merupakan wujud keterlibatan kaum perempuan perantau asal Sulawesi Selatan yang selama ini berkarya di tanah Biinmaffo kabupaten TTU,” kata Irma Suryani.
Ia berharap, kehadiran IWSS ini dapat menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan semua pihak, dalam membangun daerah setempat termasuk pengembangan nilai – nilai budaya.
“Melalui pelantikan pengurus IWSS ini, diharapkan dapat tercipta hubungan kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan atas dasar gotong royong, musyawarah mufakat dan bersinergi dalam pembangunan daerah, serta memelihara dan mengembangkan nilai – nilai budaya di daerah lokal”, harap Irma Suryani.
Ketua IWSS Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr.Ir. Andi Hj. Kumalawati, MT menyambut baik pembentukan kepengurusan IWSS Kabupaten TTU.
Harapan yang sama, datang dari Hj. Kumalawati. Bahwa melalui Organisasi IWSS, kiranya dapat terjalin silutarahmi dan bermanfaat baik bagi banyak orang.
“Melalui Organisasi IWSS ini diharapkan agar terjalin silaturahmi yang saling menjunjung, menghormati dan bermanfaat bagi orang banyak,” katanya.
Organisasi IWSS, lanjutnya harus menjadi wadah yang mampu melahirkan wanita – wanita hebat dan tangguh yang dapat bersinergi dengan pemerintah setempat.
“IWSS TTU, akan menjadi pionir dalam bersinergi satu sama lain sebagai sesama perantau Sulawesi Selatan di kabupaten TTU”, tambah Hj. Kumalawati.
Dijelaskan lebih lanjut, Organisasi IWSS merupakan Organisasi paguyuban sebagai wadah untuk menampung aspirasi warga masyarakat wanita Sulawesi Selatan di perantauan yang berdomisili di luar wilayah Sulawesi Selatan, termasuk warga IWSS di Kabupaten TTU dan Di Nusa Tenggara Timur pada umumnya.
Ia juga mengingatkan IWSS kabupaten TTU, tentang sejarah terbentuknya IWSS yang harus teruskan dijaga dan diperjuangkan.
“Kelahiran organisasi IWSS yang kita banggakan ini telah melalui dinamika perjuangan, oleh tiga wanita yang dengan gigih mengorganisir para wanita Sulawesi Selatan yang berada diperantauan”, kata Hj. Kumalawati.
Ketiga wanita dimaksud, yakni ibu Saleh Jindan, Almarhumah Ibu Sundari H. Daeng Saga dan Almarhumah Ibu Hamid.
“Beliau bertiga inilah pendiri Organisasi Ikatan Wanita Sulawesi Selatan yang kita teruskan sampai saat ini”, sambungnya.
IWSS dari sejak didirikan, menurut Hj. Kumalawati selayaknya dijadikan pedoman untuk terus menjaga, mengelola dan mengembangkan IWSS menjadi organisasi Wanita Sulawesi Selatan yang mapan, mandiri, profesional dan menjaga nilai — nilai budaya dan leluhur kita sesuai sair Lagu Mars IWSS dan KKSS.
Wanita, merupakan elemen masyarakat yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa, namun pada kenyataannya hingga kini wanita masih saja tertinggal atau termarginalisasi dalam ruang – ruang kehidupan.
“Dengan penguatan di berbagai bidang seperti penguatan ekonomi, sosial dan budaya, maka kita berharap potensi wanita Sulawesi Selatan yang ada diperantauan yang selama ini masih terpendam dapat teraktualisasi menjadi kekuatan nyata”, ungkap Hj. Kumalawati.
Mengakhiri sambutannya, Ketua IWSS Provinsi NTT ini menyebutkan beberapa issu utama yang menjadi program kerja IWSS, diantaranya:
Pertama, Kemiskinan yang hingga saat ini masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh kaum wanita.
Kedua, Kejahatan terhadap wanita semakin meningkat baik dalam bentuk KDRT, Trafficking, Pelecehan Seksual, maupun berbagai kekerasan yang lain
Ketiga, Tingkat Pendidikan wanita yang masih rendah.
Keempat, Kualitas Kesehatan dan Tingkat Keterpenuhan gizi yang masih rendah, serta angka kematian ibu dan anak masih cukup tinggi.
Kelima, Keterwakilan Wanita pada berbagai lembaga politik yang masih terbatas telah berimplikasi pada sulitnya mewujudkan kebijakan publik yang berkeadilan gender .
Bupati Timor Tengah Utara, Drs. Juandi David turut mengapresiai pengurus IWSS yang baru dilantik.
Menurutnya, orang Sulawesi Selatan yang umumnya disebut sebagai orang Bugis, bagi masyarakat TTU bukan lagi seorang tamu atau orang asing.
Disampaikannya, masyarakat Bugis sudah cukup lama hidup berdampingan dengan masyarakat lokal, membaur dalam budaya dan adat istiadat serta bersama – sama membangun TTU.
“Masyarakat Bugis, yang ada di Kabupaten TTU, sebagian besar bekerja pada sektor ekonomi dan telah berkontribusi besar bagi pembangunan daerah ini. Saya ucapakan terimakasih atas kersamanya”, ungkap Bupati Juandi dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan Hendrikus Bouk,S.H, Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Kabupaten TTU.
Kehadiran Organisasi IWSS di kabupaten TTU, bagi Bupati Juandi telah membuktikan bahwa ibu – ibu tidak hanya mampu mengurus rumah tangganya namun juga mampu membentuk dan mengurus sebuah Organisasi.
“Ini artinya semakin banyak kaum perempuan di daerah ini yang mampu menyuarakan kepentingan kaumnya. Ini merupakan hal positif yang tentunya akan mendapat dukungan penuh dari kita semua”, pungkas Bupati Juandi.
Menutup sambutannya, Bupati Juandi menyampaikan tiga hal penting agar Organisasi IWS tetap eksis, lantaran menurutnya tidaklah mudah mempertahankan dan mengembangkan sebuah Organisasi sosial Kemasyarakatan.
“Saya menitipkan beberapa hal untuk menjadi perhatian IWSS, agar Organisasi ini tetap eksis. Diantaranya, Menjaga komunikasi yang baik dengan semua pihak, menciptakan toleransi agar tidak ada perpecahan dan menyusun rencana kerja yang jelas “, pungkas Juandi.
Menjaga komunikasi antar sesama anggota, jelas Bupati Juandi sangatlah diperlukan. Mengingat masing – masing anggota memiliki pikiran dan cara bertindak yang berbeda meskipun bergerak menuju tujuan yang sama.
Sikap toleransi yang baikpun perlu dijaga. Bupati Djuandi berpendapat, dalam satu organisasi masing – masing anggotapun memiliki perbedaan pendapat, karakter, tingkat ekonomi dan lain sebagainya. Sehingga pemimpin, dalam hal ini Ketua IWSS harus mampu mengakomodir berbagai perbedaan agar tidak menimbulkan perpecahan namun sebaliknya mampu mengolah perbedaan tersebut menjadi kekayaan Organisasi.
Sedangkan terkait penyusunan rencana kerja, Juandi mengatakan kebanyakan orang punya semangat tinggi dalam berorganisasi namun tidak didukung oleh perencanaan yang baik sehingga organisasi hanya aktif pada moment tertentu.
“Oleh karena itu, perencanaan, agenda program dan kegiatan haruslah disusun secara baik dengan melibatkan semua anggota sehingga tujuan akhir dibentuknya Organisasi khususnya Ikatan Wanita Sulawesi Selatan kabupaten TTU dapat berjalan sesuai yang diharapkan”, kata Juandi mengakhiri sambutannya.
Pantauan NTTOnlinenow.com, acara pelantikan berlangsung hikmat didahului dengan pembacaan ayat suci Alquran, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan hymne IWSS.
Para tamu undangan juga disuguhi hiburan kesenian tarian daerah Likurai oleh anak anak binaan IWSS Kabupaten TTU.