5 Puskesmas dan RS Marianum Halilulik Bakal Layani PDP Orang Dengan HIV-AIDS

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Koordinator CD Bethesda Yakkum Area Belu Yosafat Ician mengatakan,
upaya menanggulangi kasus HIV AIDS di wilayah Kabupaten Belu yang tinggi sangat penting dan butuh dukungan dari Pemerintah Daerah.

Dijelaskan, selain keterlibatan masyarakat dengan dibentuknya WPA (Warga Peduli AIDS) di desa dan kelurahan serta KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) di level Puskesmas atau Kecamatan, juga memperluas layanan perawatan dukungan pengobatan (PDP) tidak hanya di RSUD tetapi juga di Puskesmas.

“Oleh karena itu, mendukung sepenuhnya inisiatif Dinkes yang akan mempercepat layanam PDP di 5 Puskesmas yakni Puskesmas Atapupu, Atambua Selatan, Weluli, Haekesak dan Wedomu serta Runah Sakit Marianum Halilulik,” ujar Ician, Sabtu (27/11/2021).

Menurut dia, kami dari CD Bethesda Yakkum berharap Pemmerintah Daerah bisa mempercepat realisasinya terkait 5 Puskesmas dan RS Marianum Halilulik untuk dijadikan pelayanan PDP orang dengan HIV-AIDS.

“Hal ini penting bagi kami untuk menentukkan intervensi program ke depan apabila ada perpanjangan kerja sama dengan Pemda Belu,” ujar Ician.

Tambah dia, dalam diskusi dengan Plt Kepala Dinas Kesehatan kali lalu, kami menangkap ada komitmen kuat untuk mempercepat realisasinya. ” Kami CD Bethesda Yakkum mendukung sepenuhnya,” kata Ician.

Terpisah Plt Kadinkes Belu Siprianus Mali menuturkan, Pemerintah mendukung berkaitan dengan teman-teman CD Bethesda yang sudah siapkan beberapa Puskesmas untuk pelayanan pengobatan pasien ODHA.

Pasalnya, selama ini layanan itu hanya di RS Mgr Gabriel Manek. Maka bagaimana kita persiapkan itu, kita melihat lain-lain termasuk Rumah Sakit Marianum untuk dia juga berikan layanan pengobatan kepada pasien-pasien dengan HIV-AIDS

“Kita akan kembangkan dan akan diskusikan, sekarang tinggal bagaimana melihat berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan. Setelah kegiatan ini, kita dengan teman-teman Puskesmas dan RS Marianum diskusi untuk dibuka pelayanan dan pengobatan,” sebut Mali usai giat workshop.

Dikatakan, Pemerintah prioritas pelayanan dan pengobatan bagi saudara-saudara kita sehingga jangan ada orang dengan HIV-AIDS yang tidak mendapat pelayanan maupun obat.

“Kita berharap semasa hidup mereka terus mendapatkan obat. Kaitan kebijakan anggaran, selama ini ada anggaran meskipun belum cukup seperti yang diharapkan seperti pada KPA. Namun demikian akan pihaknya akan berupaya untuk anggaran terkait dengan pelayanan itu,” ungkap Mali.

Dia mengakui, selama ini kaitan dengan pelayanan dan pengobatan orang dengan HIV-AIDS di RS Mgr Gabriel Manek obatnya langsung diambil dari propinsi demikian juga dengan laporannya.