Diduga Hina Profesi Wartawan, Dua Pemilik Akun FB Di Manggarai di Polisikan

Bagikan Artikel ini

Laporan Alvaro S. Marthin
Ruteng, NTTonlinenow.com – Dua akun Facebook (FB) milik Donatus Nador (DN) dan Nara Reba Ngkoe (NRN) di Polisikan oleh Wartawan Beritasatu.com, Wilibrodus Grasias (WG), karena diduga telah menghina dirinya dan profesi.

Didampingi kuasa hukumnya, Yeremias Odin S.H dan LBH Manggarai Raya, Selasa (12/5/2020) pukul 16.00 Wita, WG mendatangi Mapolres Manggarai untuk melaporkan dua akun FB tersebut.

Kepada wartawan, Dirinya mengaku sangat terpukul dan terhina atas postingan Donatus Nador yang secara jelas dan terang-terangan menyebut namanya dalam tulisan berjudul, “Wartawan Hamba Uang” yang kemudian diposting dalam grup facebook.

“Akhibat postingan tersebut, Saya merasa sangat terpukul, terhina dan sangat malu terhadap keluarga dan masyarakat umum. Padahal saya sama sekali tidak menulis berita sebagaimana yang dimaksud dalam tulisan tersebut,” ungkapnya.

Kedua akun FB tersebut diduga telah melanggar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016.

Berikut postingan pada akun FB, Donatus Nador tersebut;

Wartawan Hamba Uang

Dua hari lalu, tetiba saya dapat bel dari kampung. Dikabarkan 8 orang wartawan sudah ada di kampung dan sedang di rumah mau ketemu koordinator penolak pabrik/tambang.

Saya tanya indentitas mereka. Dari media mana dan siapa mereka. Adik saya sebut salah satu, “Willy Gracias”.

Tim 8 dipimpin WG. Tapi saya yakin, dari 8 orang itu, masih ada wartawan benaran yang tak mau melacuri profesi mulia pencari dan pengungkap kebenaran.

Tentang WG, saya teringat cerita teman saya, bahwa tulisannya belepotan. Tak bisa menulis. Tak tau SPOK (subjek predikat objek keterangan) dalam kalimat. Singkatnya, keluh temanku, mengedit tulisan WG perlu 3 hari.

Astafirulah….kok jadi wartawan. Ya…selagi ada kesempatan.

Kembali ke WG dan timnya. Saat dengar nama WG dan timnya, saya langsung tau siapa di belakangnya. Baik belakang dekat pun jauh. Saya juga langsung tau seperti apa tulisannya manti. Karena saya tau isi berita yg akan mereka tulis, saya tidak akan baca.

Sehari setelah mereka liput, berita keluar. Saya hanya lihat medianya apa saja. Ada florespost, ada kabarntt. Saya hanya baca judulnya. Benar2 sesuai pesanan. Istri saya penasaran. Dia mau baca, tapi saya bilang, dalam hati aja.

Pada satu bagia berita, dia merasa lucu dan tertawa. Lalu saya minta dibacakan bagian yg lucu dari berita itu.

Dalam beritanya itu dikatakan WG cs juga mampir ke sawah org luwuk. “Hanya tiga bidang sawah yg dikerjakan. Itupun buahnya tidak maksimal”. Begitu tulisan mereka.

Inilah cara mereka mengangkat berita untuk memberikan gambaran bahwa lahan sawah ini sudah tak produktif. Karena itu tak layak utk dipertahankan selain dijual. Gambaran ini menyesatkan.

Kembali ke WG. kalau saya kaitkan dengan cerita teman ttg WG, gambaran itu bukan kerja WG, tapi redaktur, atas arahan atasan dan atasan dikendali moneypiro. Seminggu sebelumnya, saya sudah dengar, media lokal banyak dibeli pemodal besar, tentu dalam rangka perang udara.

Wartawan, sejatinya punya mata hati yg bisa tembus pandang. Dia bisa melihat agenda besar apa di balik rencana pabrik semen. Dia caritau bahaya pabrik semen bagi warga. Dia caritau pabrik semen butuh tenaga trampil bukan petani. Wartawan sejatinya tau bahwa di mana2 warga selalu jadi korban.

Dengan pengetahuan itu, dia akan bela si korban bukan pemodal. Sayangnya, wartawan selalu tunduk pada uang dan mau jadi hamba uang. moga dari 8 org itu masih ada wartawan sejati. berita mereka, ibarat anggur terakhir pada pesta nika di Kana.