Pemprov NTT Klarifikasi Pasien PDP Meninggal Dunia

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Juru bicara gugus tugas percepatana penanganan Covid-19 di Provinsi NTT yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si menyampaikan salah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kabupaten Kupang yang meninggal di RSUD Prof Dr WZ Johanes Kupang. “Perlu kami sampaikan bahwa pagi tadi salah seorang PDP dari Kabupaten Kupang meninggal dunia di RSUD Prof. Dr. WZ Johanes Kupang. Ingin kami sampaikan bahwa swabnya telah kita ambil untuk nanti diperiksa di laboratorium.

Menurut keterangan dokter almarhum juga memiliki penyakit yang lain yaitu TBC dan Pnemonia; yah, jadi ada penyakit penyerta lainnya. Sekaligus kami mau meluruskan video yang dimuat di medsos seolah-olah sudah positif virus corona. Itu tidak benar. Yang benar adalah almarhum mengidap beberapa penyakit. Kita berdoa kepada Tuhan semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya,” kata Marius.

Mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT ini juga mengklarifikasi opini salah seorang nitizen yang menilai Pemprov NTT sedang membohongi publik terkait data dan informasi penanganan Covid-19 di Provinsi NTT.

“Melalui media ini juga kami mau menyampaikan atau mengklarifikasi ada seorang netizen yang membuat suatu analisa pribadi seolah-olah pasien yang positif itu ada sutradaranya. Seolah-olah pemerintah yang menciptakannya. Perlu kami jelaskan bahwa tugas pemerintah itu adalah melakukan pencegahan, pengobatan dan segala macamnya sesuai dengan prosedur,” tegas Marius.

Karena itu, sambung dia, tidak mungkin pemerintah menskenariokan seperti yang dituduhkan itu. “Kami minta kepada yang bersangkutan untuk tidak memuat pendapat pribadi yang menyebabkan orang kemudian menganalisis secara sendiri-sendiri. Perlu kami sampaikan pemerintah adalah suatu otoritas yang sah dan pemerintah senantiasa mendudukan martabat otoritas itu pada tempatnya. Tidak mungkin melakukan kebohongan publik apalagi menyangkut virus corona yang sedang eskalatif di seluruh dunia termasuk Indonesia,” ucap Marius dan berharap agar masyarakat di seluruh NTT untuk menggunakan medsos secara bertanggung jawab.

“Jangan menciptakan keresahan dan jangan menciptakan kekuatiran di tengah masyarakat. Berikanlah mandat itu kepada pemerintah untuk bisa mengatur, mengelola keseluruhan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan termasuk urusan kesehatan,” pintanya. (Valeri/hms/ad)