Cegah Corona, Puluhan Perantau Di Manggarai Dikarantina Terpisah Dengan Warga
Laporan Alvaro S. Marthin
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Puluhan perantau asal desa Wae Renca, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang baru tiba dari daerah positif terpapar Covid-19 dikarantina terpisah di kampung halamannya masing-masing guna mencegah penyebaran covid-19.
Masyarakat begitu antusias menyambut kehadiran mereka dengan menyediakan lima unit rumah milik warga setempat khusus dipersiapan bagi para perantau yang pulang kampung. Masyarakat secara sukarela dan swadaya membantu membiayai hidup mereka selama menjalani masa karantina 14 (Empat Belas) hari kedepan.
Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H bersama Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai saat mengujungi Mereka (Perantau) di rumah karantina di desa Wae Renca, Rabu, 22 April 2020 mengatakan, isolasi mandiri dirumah selama empat belas hari merupakan kewajiban secara protokol penanganan covid-19 bagi mereka yang baru pulang dari daerah terpapar.
Bupati Deno, juga mengaku jika sebelumnya, dirinya pernah mendapat laporan masyarakat bahwa dibeberapa wilayah di Manggarai terjadi penolakan terhadap perantau yang pulang kampung karena takut covid.
“Di Manggarai ini saya dapat laporan, dimana orang-orang yang dari perantauan itu justeru dimusuhi, dikucilkan, dibenci oleh masyarakat lainnya karena takut covid,” ujarnya.
Namun, di Wae Renca ini justeru terbalik. Masyarakat malah menyiapkan rumah khusus untuk mereka karantina. Inilah pengalaman yang ada di Manggarai yang patut dicontohi. Artinya bahwa para perantau yang baru pulang dari daerah terpapar bukan musuh, bukan orang yang harus dijauhi, bukan orang yang harus dikucilkan, tetapi justeru harus di support dengan memberikan dukungan, antara lain dengan menyiapkan satu tempat khusus selama 14 hari bagi mereka untuk karantina.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Pemerintah desa Wae Renca bersama masyarakat adalah salah satu hal yang patut ditiru di tempat lain.
“Marilah kita juga mencontohi apa yang terjadi disini. Kalaupun mereka ditempat lain, dikampung-kampung lain tidak di isolasi di rumah khusus tetapi dia dirumahnya sendiri, mari kita berikan dukungan juga, jangan kita kucilkan mereka, memusuhi mereka, menjauhi mereka. Menjaga jarak itu buka berarti kita memusuhi orang lain. Jadi menjaga jarak itu maksudnya, supaya penyebaran virus itu bisa dihindari,” tegas Bupati Deno Kamelus.
Kepada warga yang dikarantina, Pemerintah bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan bantuan masker,a dan sembako berupa beras dan telor.
Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Wae Renca, Hendrikus Sampur mengatakan, karantina warga ini merupakan inisiatif dari pemerintah desa bersama masyarakat untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19.
Warga secara swadaya dan sukarela mengumpulkan uang dan sembako untuk membiaya hidup mereka selama dikarantina.
“Sumber dana untuk sementara ini swadaya murni dari keluarga mereka masing-masing. Ini hanya tindakan waspadah saja, jangan sampai ada hal yang tidak diinginkan oleh orang banyak di desa Wae Renca ini,” terang Sampur.