Bocah 7 Tahun Tewas Tertimbun Pasir
Laporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Sungguh, apes benar nasib seorang bocah perempuan berusia 7 tahun, Maria Andriani Maru. Putri bungsu dari dua bersaudara, pasangan suami isteri, Belasius Maru (37) bersama Meti Suryati Mbasur (30) warga Rahong, desa Bea Rahong, kecamatan Ruteng, kabupaten Manggarai.
Ia tertimbun runtuhan pasir di lokasi galian pasir Weol kelurahan Weol, tepatnya di lokasi Bogor.
Korban diketahui kini masih menduduki bangku kelas 1 Sekolah Dasar Inpres (SDI) Wae Belang-Cancar, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. Pasir tersebut milik, Siprianus Jehamat, kakek korban sendiri.
Kejadiannya Kamis, (24/8/2017). Sesaat sebelum kejadian menimpanya, korban sempat berpamitan dengan, Alfiana Ulus salah satu neneknya.
“Tadi sempat pamit dengan saya. Nene aku ngo sale Bapa (nenek saya ke Bapak),” cerita Ulus singkat meniru ungkapan korban saat berpamitan dengannya.
Namun betapa kagetnya ia bersama warga lainnya, terlebih Ayah kandung korban saat mengetahui anaknya mengalami musibah tersebut.
Saat kejadian, ayah korban tengah serius bekerja menggali pasir didalam gua disekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) berjarak kurang lebih belasan meter dengan TKP, tutur Yohanes Pola Uwe, S.Pd, salah satu rekan kerja dari ayah korban kepada Media ini, Kamis, 24/8/2017 petang usai mengevakuasi jazad korban.
Baca juga : Setelah Sembilan Bulan Menghilang, Kerangka Kristina Ditemukan di Tengah Hutan
“Saya dengar bunyi dentuman keras diluar, terus warga yang ada disekitar berteriak, lalu saya keluar dan ternyata benar ada longsoran batu dan tanah menimbun korban ini,” tuturnya.
Oleh warga bersama penambang pasir dan dibantu anggota Polres Manggarai yang mendapati laporan warga dan berdomisili di Cancar, korban dievakuasi menggunakan alat manual seadanya, seperti sekop, linggis, pahat dan pemukul. Proses evakuasi cukup dramatis karena memakan waktu kurang lebih 1,5 jam lamanya.
Setelah berhasil dievakuasi, jazad korban dilarikan ke Rumah Sakit St. Rafael Cancar untuk dimandikan. Usai dimandikan kemudian diantar kekampung halamannya di Beo Rahong menggunakan Abulance untuk disemayamkan dan dikebumikan.
Semantara itu, warga lainnya, menceritakan bahwa di lokasi tambang pasir yang sama, peristiwa serupa pernah terjadi beberpa tahun silam. Mereka tak menyebutkan nama korbannya, tetapi sebelum korban Andriani ini, 2 korban lainnya, 1 orang anak SD meninggal dunia di TKP dan 1 orang dewasa meninggal dunia di Rumah Sakit. Jadi total korban dilokasi yang sama hingga saat ini 3 orang.
Hal serupa pula pernah terjadi di lokasi berbeda, yaitu di lokasi Weol, sebelah timur dari TKP Bogor, tetapi masih berdekatan, 3 orang korban, 2 korban meninggal dunia di TKP, 1 orang dirawat di RS dan berhasil selamat.
Demikian pula dilokasi Cara, sebelah Barat dari TKP Bogor, 1 orang meninggal dunia.
Sehingga total korban di tambang pasir Weol (sebutan umum lokasi tambang pasir itu) seluruhnya menjadi 7 orang.