Gubernur VBL : Pemkab Belu Harus Hasilkan Rp10 Miliar Pertahun Dari Wisata Fulan Fehan

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Belu untuk promosi dan pengelolaan wisata padang Fulan Fehan di desa Dirun kecamatan Lamaknen harus ada dampak pengembangan ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah.

Oleh karena itu, setiap tahun Pemkab Belu harus mendapat minimal Rp10 miliar dari Fulan Fehan. Gubernur tidak ingin Pemkab Belu sekedar menggelontorkan uang tanpa ada pemasukan untuk kas daerah atau pendapatan asli daerah (PAD).

Gubernur VBL meminta Pemerintah Belu agar menghasilkan 10 miliar dari Fulan Fehan. Untuk hasilkan Rp10 miliar itu Pemkab Belu dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Belu untuk merubah cara kerja dalam mengelola pariwisata di Kabupaten Belu khususnya obyek wisata padang Fulan Fehan.

Hal itu diungkapkan Gubernur VBL dalam rapat kerja bersama Wakil Bupati Belu, pimpinan instansi vertikal, pimpinan OPD, para Camat, Kepala Desa, Lurah, tenaga kesehatan dan guru se-Kabupaten Belu di gedung Graha Kirani Atambua wilayah Timor Barat perbatasan RI-RDTL, (11/02/2020).

Menurut dia, cara kerja yang dimaksud yakni Dinas Pariwisata Kabupaten Belu harus membuat grand design pengembangan obyek wisata Fulan Fehan dengan menggunakan formula amenity, accessibility, accommodation, attraction dan activity.

Fasilitas maksudnya, Pemkab Belu perlu menyiapkan restoran atau warung tempat menjual makanan dan minuman lokal daerah Belu agar pengunjung bisa membelinya saat berkunjung ke Fulan Fehan. Selain itu, menyiapkan hal yang mutlak seperti fasilitas kamar mandi, toilet.

Gubernur VBL juga inginkan agar di atas padang Fulan Fehan ada atraksi unik yang dilakukan secara rutin, misalnya atraksi tunggang kuda, fashion show tenun kas Belu yang dilakukan secara rutin, dan kegiatan atraksi lainnya yang dapat memikat wisatawan untuk mengunjungi Fulah Fehan.

Lebih lanjut mantan Anggota DPR RI itu inginkan agar Fulan Fehan menjadi obyek wisata yang menghasilkan uang, harus ada aktivitas yang didesign agar pengunjung tidak hanya menghabiskan waktu untuk memandang kabut saat berada di atas padang Fulan Fehan.

Gubernur VBL meminta Dinas terkait agar bekerja kolaboratif untuk menciptakan kemudahan akses ke Fulan Fehan. Kemudahan akses yang dimaksud tidak hanya sebatas pada jalan, tetapi perlu disiapan alat transportasi seperti bus yang memadai sehingga ketika tamu mendarat di Bandara Haliwen, sudah ada armada yang siap mengangkut turis menuju Fulan Fehan.

Hal lain seperti akomodasi, di sekitar kawasan padang Fulan Fehan harus disiapkan tempat penginapan seperti pondok/cotage atau bangunan vila-vila kecil khas Belu sehingga apabila ada wisatawan yang mau menginap tidak harus kembali ke Atambua karena jarak yang jauh.

Sebab, apabila tidak disiapkan maka pengunjung hanya kesana untuk sekedar foto-foto dan tidak berdampak pada pengembangan pariwisata termasuk ekonomi masyarakat sekitar Fulan Fehan.

Ditegaskan bahwa saat ini Fulan Fehan belum dikatakan tempat wisata karena belum memiliki grand design 5A. Pariwisata mesti menjadi prime mover. Karena itu, lima A utama harus benar-benar diterapkan. Paket pariwisata Fulan Fehan harus dinarasikan secara baik dan indah.

Dikatakan, pemahaman pariwisata pemerintah dan masyarakat perlu dibangun sehingga pengelolan pariwisata tidak asal jadi. Masyarakat diminta untuk berpikir dan bertindak pariwisata. Padang Fulan Fehan sebenarnya sudah menarik untuk dijadikan tempat pariwisata, namun ketika ada pengunjung datanng kesana, pengunjung pasti kecewa.

“Fulan Fehan sudah menarik tapi kalau orang datang kesana pasti kecewa. Wc pun tidak ada.Kemarin Gubernur mau buang air, harus suruh rombongan bubar dulu. Tidak bagus, karena toilet tidak ada. Pemerintah propinsi siap mendukung pengembangan pariwisata Fulan Fehan, asalkan Pemkab Belu menyiapkan grand design secara baik,” ingat VBL.