Keberadaan RS Mgr. Gabriel Manek Atambua Strategis di Perbatasan RI-RDTL Butuh Tenaga Medis Profesi Tertentu
Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Wakil Ketua DPR RI Komisi IX Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar), Melki Laka Lena mengatakan, secara umum dilihat Rumah Sakit Umum Mgr. Gabriel Manek Atambua dari segi fisik rumah sakit paling megah di wilayah Nusa Tenggara Timur.
“Jadi bangunan rumah sakit paling megah, luas, relatif dan masih terawat baik. Secara umum berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi rumah sakit yang mempunyai fungsi strategis di wilayah perbatasan dengan Negara Timor Leste,” ujar Laka Lena usai kunjungi RS Mgr. Gabriel Manek, Sabtu (28/12/2019) sore.
Lanjut dia, meski demikian harus diakui bahwa rumah sakit Gabriel Manek Atambua masih membutuhkan bantuan terutama tenaga-tenaga medis dalam profesi tertentu yang dibutuhkan. Sehingga pelayanan di rumah sakit di perbatasan lebih optimal terkait dokter-dokter yang melayani di urusan-urusan dasar maupun kembangan lainnya.
RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua terletak di daerah perbatasan Indonesia dan Timor Leste tentu nilai strategisnya adalah melayani aspek medis, mengobati pasien, mencegah orang sakit, tetapi sekaligus juga menjaga NKRI di batas negara.
“Itu yang saya kira nilai lebih dari RSUD Atambua karena dia ada di batas dengan Timor Leste. Tentu perhatian bagi rumah sakit ini harus diberikan oleh Pemerintah Pusat dengan labih baik. Baik itu oleh Kemenkes maupun juga Kementerian Lembaga lain yang terkait soal menyangkut menyangkut NKRI dan batas negara seperti ini,” tegas Laka Lena.
Jelas Politis Golkar itu terkait dengan masih kurangnya SDM dimana anggaran Pemda yang tidak cukup tentu bicara soal anggaran relatif diseluruh tempat pasti selalu kurang dan butuh tambahan. Tapi dilihat Pemkab, DPRD Belu, jajaran manajemen juga tenaga medis di rumah sakit mempunyai kemampuan politikalnya dan itu ada.
“Soal teknis itu dibahas oleh Dinas Kesehatan, manajemen medis rumah sakit dan medis sehingga hal-hal terknis terkait kebutuhan dokter bisa dibahas dan dicari jalan keluarnya. Apakah memakai kekuatan dan juga anggaran dari daerah tingkat dua atau misalnya juga ada alokasi yang disiapkan oleh pusat untuk membantu daerah seperti Belu,” kata dia.
Masih menurut Ketua DPD I Golkar Provinsi NTT, dengan keberadaan rumah sakit di wilayah perbatasan negara, intinya semua rumah sakit harus diberikan perhatian lebih khusus karena mereka sebagai garda terdepan, potret pelayanan kesehatan Indonesia seperti salah satunya di daerah perbatasan Belu.
“Karena itu mereka harus diperhatikan sehingga pelayanannya optimal dan prima, dan kami masih mendukung mana perhatian pemerintah daerah diurus sama DPR, kemudian kami punya bagian di pusat dan di provinsi nanti kami komunikasikan,” janji Laka Lena.
Tambah dia, selain RS Mgr. Gabriel Manek, Svd Atambua dirinya juga telah kunjungi RSPP Betun Kabupaten Malaka yang mana bidang kesehatan merupakan mitra Komisi IX. “Setiap kali saya ke daerah akan kunjungi rumah sakit, karena kesehatan mitra komisi. Selesai rumah sakit saya tinjau puskesmas, biar saya punya bahan dan data saat evaluasi bersama kementerian,” ujar dia.
Sementara itu Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, Svd Atambua dr Ansila Eka Muti menyampaikan terimakasih atas kunjungan Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Komisi IX Pak Melki Laka Lena ke rumah sakit.
Dikatakan bahwa, kunjungan ini merupakan suatu kebanggaan bagi dirinya, sebab bisa melihat secara langsung fasilitas pelayanan kesehatan serta beberapa kekurangan lain terkait dengan pelayanan dan medis di rumah sakit.
“Kita perlu SDM karena paling penting, saat ini kita tipe C kalau naik status ke tipe B SDM harus bagus. Dengan kunjungan ini kita harap ada hal-hal yang bisa diperjuangkan seperti anggaran untuk insentif dokter dan terutama SDM,” pinta dia.
Untuk diketahui, Wakil Ketua DPR RI Komisi IX Fraksi, Melki Laka Lena bersama Ketua DPD II Golkar Belu, Jefri Nahak dalam kunjungannya didampingi Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, Svd Atambua dr Ansila Eka Muti meninjau ruangan pelayanan kesehatan mulai dari ruang UGD dan sejumlah ruang rawat inap di lantai II dan III.