PS Voka Aruditans Unika Kupang Juara Pesparawi Indonesia – Timor Leste 2019
Laporan Judith Lorenzo Taolin & Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur meraih gelar juara umum dalam ajang kegiatan Festival Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Indonesia – Timor Leste 2019 kategori umum, yang berlangsung pada Sabtu (23/11)di Atambua kabupaten Belu.
Di malam Final Festival Pesparawi tersebut, Paduan suara Voka Aruditans Unika Kupang, berhasil mengalahkan 16 peserta lain dengan perolehan nilai tertinggi 8410. Berada di urutan kedua, Paduan Suara Landate Choir dari Universitas Timor Kefamenanu dengan nilai 8380, dan juara tiga diraih Paduan Suara Vincenzo Singers dari Paroki Naesleu Kefamenanu deng an jumlah nilai 8157. Sementara berada di Juara Harapan I, Paduan Suara Macnifikat Choir asal tim Apodeti Rinbsei Atambua dengan total nilai 8155, Juara Harapan Dua Paduan Suara Holly Spirit asal tim Paroki Fatubanao Atambua dengan total nilai 8113.
Wakil Bupati J.T Ose Luan, dalam sambutannya menutup Festival Pesparawi Indonesia – Tinor Leste 2019, mengungkapkan apresiasi setinggi – tingginya bagi Kementerian Pariwisata yang selalu memilih Atambua, Kota Perbatasan, sebagai tempat berlangsungnya berbagai event. ” Dari Pemerintah kabupaten Belu, saya mewakili seluruh warga masyarakat Atambua mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pariwisata yang selama ini memilih kota Atambua sebagai tempat penyelenggarakan berbagai event,” ungkap Wabup Luan sambil tersenyum.
Ia juga mengharapkan dari berbagai kegiatan yang digelar itu, dapat mempererat silaturahmi dan hubungan bilateral kedua negara, termasuk meningkatkan inovasi dan kreativitas masyarakat kedua negara. “Saya berharap, semua event yang digelar di Atambua ini dapat mempererat silaturahmi dan hubungan bilateral kedua negara dan dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas masyarakat kedua negara. Kita bisa melihat itu dari para peserta yang begitu berinovasi dan berkreativitas baik dalam mempertontonkan kemampuan olah vocal, budaya dan kreativitas yang terlihat seperti tenun ikat yang dikenaka dan ornament yang digunakan para peserta dan pendukung”, lanjut Wabup Luan.
Pejabat Perwakilan Kementerian Pariwisata, Herbin Saragi dalam interview dengan sejumlah media cetak dan elektronik di lokasi kegiatan menjelaskan, Crossborder choir Festival RI – RDTL merupakan event pertama yang ada di dunia yang dilaksanakan di perbatasan negara. Saragi Juga mengulas alasan pelaksaan kegiatan – kegiatan yang sudah berlangsung di Kota Perbatasan, Atambua. “Crossborder choir Festival RI – RDTL merupakan event perdana di dunia yang dilaksanakan di Perbatasan Negara. Kementerian Pariwisata berinisiasi melaksanakan event ini dikarenakan ada pendekatan – pendekatan khusus yang tidak dipunyai oleh perbatasan negara lainnya. Dalam hal ini pendekatan agama dan budaya. Biarpun secara politik kita berbeda tapi dalam prinsip ke Tuhanan dan budaya kedua negara masih memiliki banyak kesamaan. Sehingga dari persamaan itu kita berharap tetap menjalin silaturahmi kekeluargaan baik dalam budaya maupun dalam agama”, beber Saragi.
Masih menurut Pejabat Perwakilan Kementerian Pariwisata ini, Kemenpar RI hadir di perbatasan RI – RDTL sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam membangun Indonesia dari beranda terdepan.
“Kementerian Pariwisata hadir di perbatasan RI – RDTL sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam membangun Indonesia dari beranda terdepan di bidang Pariwisata dan Ekonomi kreatif, memberikan warna tersendiri bagi daerah di sekitar perbatasan. Warna itu dapat dilihat bersama dari keseriusan Kementerian Pariwisata dalam mengangkat Pos Lintas Batas Negara sebagai New Destinasi di daerah di samping menjadi pusat ekokomi baru bagi daerah. Karena dengan terciptanya PLBN sebagai destinasi pariwisata baru di daerah akan berakibat langsung terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke daerah, untuk melihat secara langsung batas negara yang sangat indah. Sehingga kunjungan tersebut akan berimplikasi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut”, papar Saragi.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata hadir di destinasi baru yakni PLBN dengan berbagai festival dan kegiatan diantaranya, Konser Music Perbatasan sebanyak 4 kali event, Festival Wonderful Indonesia di perbatasan 13 kali event, Pacuan kuda di perbatasan 1 kali event, Fulan Fehan 1 kali event, Festival Paduan Suara Gerejawi 3 kali event.
Adapun tujuan dari kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan diantaranya, berbagai Festival itu dapat menjadi momentum bagi para pelaku ekonomi baik pengrajin rumahan maupun industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat meningkatkan kreativitas.
Selain itu dapat menjadi incubator bagi industri – industri lain di daerah yang dapat memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi di daerah perbatasan. Melalui Festival – festival yang dilaksanakan kementerian pariwisata dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup bagi masyarakat di Belu secara khusus NTT dan Indonesia umumnya.
Turut hadir dalam Final Pesparawi Indonesia – Timor Leste 2019, Wakil Bupati Belu, J.T Ose Luan beserta Kadis Pariwisata Belu dan staf, Duta Besar RI di Dili Timor Leste,Sahat Sitorus didampingi istri, Kepala PLBN Motaain, Tiolan Hutagalung, Perwakilan Imigrasi Atambua, Bea Cukai, Keamanan, Karantina, juga seluruh peserta Lomba dari Indonesia -Timor Leste, bersama pendukung masing – masing tim.