150 Tenaga Kerja Ikut Pelatihan Magang

Bagikan Artikel ini

Kupang, NTTOnlinenow.com – Sebanyak 150 orang tenaga kerja mengikuti pelatihan dan pemagangan yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT. Dari jumlah itu, 63 orang langsung terserap di dunia kerja.

Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT, Sisilia Sona sampaikan pada acara penutupan kegiatan pemagangan dalam negeri dalam rangka peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas di Kupang, Jumat (20/9/2019).

Sisilia menjelaskan, kegiatan pemagangan ini dilaksanakan selama lima bulan terhitung sejak April 2019. Pemagangan ini dilaksanakan di sejumlah hotel, service elektronik, restoran, salon kecantikan, perusahaan otomotif, dan bank seperti Bank NTT dan Bank Bukopin. Para peserta pelatihan dan pemagangan tersebut, 63 orang diantaranya langsung terserap di dunia kerja, baik di tempat pemagangan maupun usaha sendiri.

“Program pelatihan dan pemagangan ini terlaksana atas kerja sama antara Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT dengan Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) NTT,” kata Sisilia.

Ia menyampaikan, selama menjalankan program magang di sebuah perusahaan, para peserta diperkenalkan sistem kerja mulai dari hulu sampai hilir. Sehingga mereka menguasai semua proses kerja secara lengkap. Misalnya di Kings Resto yang juga sebagai salah satu tempat magang, peserta mulai kerja dari dapur, kasir hingga menjadi pelayan.

“Dari model pemagangan yang diterapkan, para peserta memiliki pengetahuan dalam mengelola sebuah usaha,” ungkap Sisilia.

Tentang mereka yang belum terserap di dunia kerja, ia berharap mereka bisa membuka usaha sendiri. Kalau usaha perorangan terasa berat, beberapa orang bisa bentuk satu kelompok usaha. Sehingga mereka dapat mengakses modal usaha melalui bank dengan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau koperasi. Karena bantuan fasilitas dari pemerintah setelah kegiatan pelatihan sudah dikurangi.

“Kami siap memfasilitasi para peserta magang dalam mengakses modal usaha,” ujar Sisilia.

Pada kesempatan itu ia menerangkan, selain mendapat sertifikat pelatihan, mereka juga akan mengikuti uji kompetensi. Dengan sertifikat kompetensi yang dimiliki, dapat digunakan untuk melamar pekerjaan atau membuka usaha secara mandiri. Namun untuk tahap pertama, uji kompetensi kejuruan untuk tata boga, kecantikan, dan perhotelan. Kegiatan akan dilaksanakan pada 27-28 September mendatang.

Sisilia menjelaskan, kegiatan pelatihan dan pemagangan merupakan salah satu cara atau jalan keluar dalam menjawab permasalahan ketenagakerjaan yang ada di NTT. Karena itu, sejak kegiatan ini digelar pada tahun 2013 lalu, sudah 760 orang yang mengikuti program ini dan 285 orang diantaranya sudah terserap di dunia kerja.

Ia merincikan, tahun 2013 jumlah peserta magang 40 orang dan yang terserap 21 orang. Tahun 2014 jumlah peserta 40 orang dan yang terserap 35 orang. Tahun 2015 ada 100 peserta dan terserap 40 orang. Tahun 2016 ada 150 peserta dan terserap 60 orang. Tahun 2017 ada 150 peserta dan terserap 35 orang. Tahun 2018 ada 130 peserta dan terserap 31 orang. Tahun 2019 ada 150 peserta dan terserap 63 orang.

“Dari data yang ada menggambarkan, program pelatihan dan pemagangan dalam negeri telah menghasilkan lulusan yang siap pakai dan berkompetensi, sehingga program ini patut mendapat apresiasi dan berkelanjutan di masa yang akan datang,” ujar Sisilia.

Wakil Ketua Forum Komunikasi Jejaring dan Pemagangan (FKJP) NTT, Theo Widodo berharap, para peserta pelatihan tidak hanya terpaku sebagai tenaga kerja tapi harus mandiri dan membangun usaha sendiri. Karena mereka yang dilatih ini umumnya bisa membangun usaha sendiri.

Ia menambahkan, sebenarnya persoalan modal kerja bukan lagi jadi halangan. Karena saat ini sudah ada pinjaman tanpa agunan. Bahkan pinjaman dana KUR pun sudah besar yakni berkisar antara Rp25 sampai Rp50 juta. Perlu diingat, membangun sebuah usaha bukan hanya membutuhkan modal tetapi butuh keberanian.