Cerita Unik di Balik Rambut Putih Mama Emi

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Larantuka, NTTOnlinenow.com – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 2, Emelia Nomleni, gampang dikenali. Bukan hanya karena dia satu-satunya kandidat perempuan di Pilgub NTT 2018, tetapi penampilannya memang beda.

Apalagi kalau bukan soal rambut. Ya, rambut Mama Emi, sapaan akrabnya, bukan cuma keriting, tetapi seluruhnya nyaris putih. Kalau pun ada yang hitam, hanya sedikit pada bagian tepi.

“Rambut saya sudah begini (keriting dan putih) sejak SMP. Hanya saja dulu karena sering diikat, bagian putihnya di dalam, jadi tidak kelihatan,” kata Mama Emi di Desa Riang Keme, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (11/4/2018).

Rambut Mama Emi semakin putih sewaktu dia mulai kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta. “Saya coba cat rambut saya, tapi cepat balik putih lagi,” ujarnya tertawa.

Begitu juga soal keriting. Insinyur perempuan ini juga pernah mencoba meluruskan (rebonding) rambutnya sebelum dilantik sebagai anggota DPRD Provinsi NTT pada 2004.

“Sudah kasih lurus, dia cepat keriting ulang,” kata Mama Emi disambut tawa lima ratusan warga yang mendengarnya.

“Jadi memang saya dianugerahkan Tuhan punya rambut seperti ini,” imbuh politikus PDI Perjuangan ini disambut riuh tepuk tangan.

Rambut keriting dan putih Mama Emi ini memang faktor genetis. Hanya saja, tidak semua saudara kandungnya memiliki model rambut yang sama.

“Yang keriting cuma dua. Sedangkan yang putih ada empat, dua laki-laki dua perempuan,” kata Mama Emi, yang merupakan anak ke-4 dari 12 bersaudara.

Mama Emi mengakui berambut putih dan keriting ada suka dukanya. Sukanya karena mengurusnya simpel, sesuai dengan kepribadiannya yang sederhana.

“Tinggal diikat ke belakang seperti ini. Tapi memang jadinya cuma bisa satu model,” kata pasangan Marianus Sae ini sambil tertawa.

Sedangkan dukanya, Mama Emi sering dianggap ‘oma-oma’ alias lansia. Padahal, dari seluruh kandidat Pilgub NTT, Mama Emi yang berusia 52 tahun, adalah yang termuda.

“Tapi lama-lama dipanggil oma tidak lagi masalah buat saya,” ujarnya sambil tersenyum.