Staf Ahli Kementan Panen Bawang Tuk-Tuk di Desa Kabuna

Bagikan Artikel ini

Laporan Yansen Bau
Atambua, NTTOnlinenow.com – Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Pertanian RI, Ani menghadiri panen perdana bawang merah tuk-tuk milik kelompok tani Manebala di Weraihenek, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Kamis (7/9/2017).

Panen bawang merah jenis varietas tuk-tuk secara simbolis di atas lahan seluas 28 are dilakukan bersama Bupati Belu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian NTT, Pimpinan DPRD Belu, Pimpinan OPD terkait, Kasdim 1605/Belu dan Dirjen TKH.

Staf Ahli Kementerian Pertanian, Ani mengatakan, ada tiga program utama Pemerintah Pusat dalam pemberdayaan masyarakat, yakni program jagung, kedelai, siwab dan bawang. Ini penguatan lumbung pangan ekspor (PLPE) program ketiga yang diluncurkan Pemerintah.

“Ini penguatan perbatasan berorientasi ekspor. Kita juga didampingi TNI AD mitra Pertanian untuk mendukung program Nawacita Jokowi,” ujar dia.

Diharapkan, Pemerintah daerah bersama petani kelompok di tapal batas Belu memanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya program yang diluncurkan Pemerintah Pusat. Jangan di kotak-kotakan program yang ada, karena tujuan ini untuk menguatkan warga NTT dalam hal ini kesejahteraan.

“Mari bersama gayung bersambut program ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budidaya holtikultural bersama dengan pihak TNI sebagai mitra Pertanian,” ajak Ani.

Kepala BPTP NTT, Syamsudin, mengatakan kegiatan panen bawang tuk-tuk hasil budidaya petani kelompok hari ini merupakan langkah perdana. Dia mengapresiasi kolaborasi Pemerintah dan kelompok tani di tapal batas Belu.

Jelas dia, kegiatan lumbung pangan ini kegiatan strategis, dan terdapat di 12 lokasi di perbatasan terutama di NTT di wilayah Belu dan Malaka yang menjadi dua titik utama.

Baca juga : RSUD S.K.Lerik Belum Klaim Anggaran di BPJS Selama Empat Bulan

“Maksud dan tujuan selain meningkatkan produksi tingkatkan juga teknologi yang ada. Juga bagaimana masyarakat petani kita bisa menikmati hasil dari apa yang mereka lakukan, bagaiman meningkatkan kesejahteraannya melalui pendapatannya, dan ini bisa di eskpor untuk tingkatkan hasil bagi petani,” ujar dia.

Kedepannya, lanjut Syamsudin BPTP siap mendampingi semua kelompok tani atau menyiapkan seluruh teknologi bagaimana mengumandangkan komunitas dan siap bekerjasama dan saling mendukung.

“Konteks daerah perbatasan kami akan siap lakukan pendampingan, sehingga warga petani bisa menikmati pendapatan yang lebih baik dari tetangga sebelah karena itu bagian dari NKRI,” ucap dia.

Kedepannya BPTP akan mengawal dan mendampingi program yang diluncurkan ke dua Kabupaten di tapal batas ini. Ini hasil yang positif dan kalau bisa dikembangkan lagi, dan ini akan terus berlanjut tahun depan. “Dinas bisa melihat komoditas apa yang dibutuhkan untuk diekspor ke sebelah untuk bisa tingkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Syamsudin.

Bupati Belu, Willy Lay menyampaikan terimakasih ibu Ani dari Kementerian Pertanian dan pihak BPTP NTT yang telah berkenan menghadiri panen bawang merah tuk-tuk di Desa Kabuna.

“Pendampingan untuk para kelompok tani sangat penting untuk memberdayakan masyarakat demi kesejahteraannya. Oleh karena itu masih banyak lahan luas yang kosong dan saya minta ini harus diperluas untuk kembangkan budidaya tanaman holtikultura demi kesejahteraan petani,” pinta Lay.

Untuk diketahui, tahun 2017 Kabupaten Belu mendapat pendampingan kawasan perbatasan berorientasi ekspor di Kecamatan Kakuluk Mesak dan Raihat. Kecamatan Raihat terjadi desa Kabuna dengan melibatkan 14 kelompok tani yang menanam bawang merah tuk-tuk seluas 6 ha dan persiapan anakan lamtoro teramba dan pengembangan cabe rawit, terung dan tomat di Raihat.