Gubernur NTT Minta Digelar Event Berskala Internasional Setiap Tahun

Bagikan Artikel ini

Laporan Jean Alfredo Neno
Kupang, NTTOnlinenow.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya meminta kepada seluruh jajaran pemerintah kabupaten, terutama yang berada di tiga pulau besar, yaitu Flores, Sumba dan Timor untuk berupaya menggelar event tahunan berskala nasional dan internasional setiap tahunnya. Dengan begitu, dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke NTT dan sekaligus mendukung pembangunan sektor parawisata di Provinsi NTT.

Permintaan ini disampaikannya ketika membuka dan melepas Parade 1001 Kuda Sandalwood (kuda sumba) yang dirangkai dengan Festival Tenun Ikat Tradisional, di Suwembak Matawai, kota Waingapu, Senin (3/7) pagi.

“Kita harus berupaya untuk menjual Nusa Tenggara Timur dalam konteks sektor pariwisata agar dapat memicu perhatian dunia terhadap berbagai potensi yang kita miliki. Misalnya, saat ini lewat parade kuda sandalwood dan festival tenun ikat tradisional, dapat mengundang perhatian wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang ke NTT” pinta Gubernur Lebu Raya.

Menurut Gubernur, awalnya telah disepakati bersama untuk menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata. Hal ini seiring dengan kebijakan Presiden Joko Widodo, menjadikan pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab itu, lanjut Gubernur Lebu Raya, hal yang paling penting adalah harus gencar melakukan promosi. Tanpa promosi maka orang tidak akan mengenal NTT, karenanya beliau mengajak untuk tidak segan-segan mempromosikan daerah ini.

“Saya selalu minta kepada pimpinan dan anggota DPRD untuk mendukung kegiatan seperti ini. Setiap tahun memang kita harus lakukan promosi sambil mempersiapkan infrastruktur yang baik, seperti jalan, jembatan, sarana air bersih dan perhotelan termasuk menyiapkan kuliner yang menarik wisatawan,” kata Lebu Raya.

Lebu Raya menjelaskan, parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat tahun ini di pulau Sumba, memiliki makna penting terutama selain nantinya dijadikan sebagai event tahunan, juga mendorong masyarakat Sumba untuk memelihara dan menjaga populasi ternak kuda agar tidak sampai punah. Sedangkan untuk tenun ikat, tutur Gubernur, juga mesti terus dilestarikan, menjadi nilai ekonomis yang dapat mendukung perekonomian masyarakat dan keluarga.

Baca : Tour de Flores 2017 Siap Digelar

Lebu Raya menilai, tenun ikat selama ini masih dipandang dari sisi sosial budaya saja. Hendaknya potensi ini bisa ditingkatkatkan pemanfaatannya ke arah ekonomi. Misalnya, produk tenun ikat ditingkatkan nilainya menjadi produk turunan yang bernilai ekononi, seperti dompet yang dibuat dari tenun, tempat tisu dari tenun, tas tenun dan lainnya.

Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilijora dalam sekapursirihnya menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi NTT yang mulai menjadikan Sumba Timur sebagai tempat pembukaan pertama dari rangkaian kegiatan parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat tradisional yang akan berlangsung hingga 12 Juli 2017 pada puncak acara di Tambolaka.

“Sumba Timur yang dikenal dengan kuda sandalwood dan tenun ikat perlu diperkenalkan kembali dan diangkat menjadi perhatian dunia internasional. Bagi kami orang Sumba, ternak dan kain tenun merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sosial budaya setiap hari dan menunjukan harga diri bagi orang Sumba,” jelas Bupati Mbilijora.

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu selaku ketua panitia, mengatakan ada sejumlah branding internasionl yang terdapat di tiga pulau besar di NTT, yaitu selain ada destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Flores juga digelar event berskala internasional seperti Tour de Flores.

Menurut Jelamu, Pulau Sumba telah menciptakan branding baru selain megalitik dan atraksi budaya pasola mampu menciptakan branding internasional dan memperkuat branding yang sudah ada seperti parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat pada 12 dan 13 Juli 2017 di Tambolaka.