Mahasiswi STIKES ST.Paulus Ruteng Ditemukan Tewas Dikamar Kosnya

Bagikan Artikel ini

Laporan Marten Don
Ruteng, NTTOnlinenow.com – Yunarsi Yasinta (21), asal Ngkiong, desa Ngkiong Dora, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) salah satu mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ST. Santu Paulus Ruteng jurusan keperawatan ditemukan tewas didalam kamar kossnya di Tenda, kelurahan Tenda, kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Kamis, 30 Maret 2017 sekitar pukul 10.00 Wita siang.

Korban pertama kali ditemukan oleh kedua teman kuliahnya bernama Teodora Ndelos dan Helena Nelienti.

Kepada NTTOnlinenow.com, Dora dan Helena menuturkan, mulanya mereka pertanyakan ketidakhadiran korban dikampus termasuk dosennya. Sebab dia (korban) adalah termasuk salah satu mahasiswi yang terbilang rajin kekampus atau kuliah.

“Tadi dia tidak masuk kuliah. Dosen sempat bertanya tentang ketidakhadirannya. Setelah kuliah selesai kami sambangi kosnya untuk mencari tahu mengapa dia absen kuliah hari ini. Namun setibanya kami dikosnya itu, pintu kamar korban terlihat tertutup. Kami panggil berkali-kali bahkan gedor pintu namun tetap saja tak menjawabnya. Kami intip lewat cela jendela tetapi tidak jelas. Karena kami mencurigai ada sesuatu yang tidak wajar maka terpaksa kami membuka paksa daun pintu jendela kamarnya menggunakan kayu. Betapa terkejutnya kami melihat korban tergelatak tak bernyawah dilantai kamarnya dengan posisi terlentang, dan dilehernya diikat dengan sehelai kain mirip kain seprei, seperti abis gantung diri,” kata kedua teman kelasnya itu.

Karena panik kedua temannya itu berteriak minta tolong warga sekitar. Warga yang mendengarkan teriakan Dora dan Helena langsung mendatangi TKP dan melakukan upaya paksa membuka pintu kamar kos korban, sedangkan warga lainnya melaporkan kejadian naas itu kepada pihak kepolisian Polres Manggarai.

Mendengar laporan warga itu, polisipun langsung bergegas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Di TKP polisi langsung memasang polise line dan melakukan olah TKP. Sedangkan korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Ben Mboi Ruteng untuk di visum.

Dari TKP polisi berhasil membawa barang bukti berupa Notbook milik korban yang masih hidup, Hand Phone, keterangan hasil USG dokter kandungan bahwa korban positif hamil 3-4 bulan.

Baca : Empat Orang Bocah Tewas Dalam Satu Lubang WC

Usai di Visum jazad korban dihantar menuju Kapela STKIP Ruteng untuk dilakukan upacara pemberkatan jenazah dengan tradisi Katolik yang dipimpin oleh ketua Yayasan STKIP ST.Paulus Ruteng, Romo Geradus Janur, Pr bersama ketua Prodi STIKES, Pater David Jerubu, SVD.

Misa itu diikuti oleh ayah kandung korban, mahasiswa dan mahasiswi STKIP dan STIKES St.Paulus Ruteng bersama para Imam dan dosen.

Suasana haru mewarnai prosesi pemberkatan jenazah. Sejumlah mahasiswi terlihat begitu sedih. Sambil berdoa, mereka sesekali meteskan air kesediahan atas kepergian almarhumah Yuna sapaan akrab teman mereka itu untuk selamanya.

Usai upacara pemberkatan, jenazah korban langsung dihantar menuju kampung halamannya di Ngkiong, desa Ngkiong Dora, kecamatan Poco Ranaka Timur, kabupaten Manggarai Timur (Matim) untuk disemayamkan dirumah duka. Isak tangis rekan dan sahabat-sahabat korbanpun pecah ketika jenazahnya ditandu sejumlah rekan mahasiswa STIKES menuju mobil jenazah yang telah disiapkan pihak kampus yang hendak menghantarkan jenazah korban kekampung halamannya.

Sementara itu, Pater David Jerubu, SVD ketua Prodi STIKes ketika dikonfirmasi mengaku sangat terpukul dengan kematian salah satu mahasiswinya itu. Ia menduga kematian Yuna bukanlah murni bunuh diri.

“Saya tidak terima jika ini langsung divonis bunuh diri. Diduga ini ada indikasi. Karena itu kita serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum,” kata Pater David.

Ia meminta kepada pihak kepolisian agar segera mengusut tuntas kasus kematian mahasiswinya itu. Dan jika memang benar terbukti ada indikasi segera ungkapkan itu dan lanjutkan proses hukum sesuai hukum yang berlaku dinegeri ini, tandasnya.